Jenis Penelitian: Penelitian Korelasional

46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian: Penelitian Korelasional

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional correlational research. Penelitian korelasional mengacu pada upaya menghubungkan antara dua atau lebih variabel penelitian. Penelitian korelasional adalah penelitian yang bertujuan menentukan seberapa besar variasi- variasi pada satu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau beberapa faktor lain berdasarkan koefisien korelasi Narbuko dan Achmadi, 2004, dan Danim, 2002. Danim 2002 menambahkan bahwa penelitian korelasional tidak dimaksudkan untuk menelaah hubungan sebab akibat. Hal ini juga ditekankan oleh Winarsunu 2004 bahwa betapa pun kuatnya taraf korelasi yang ditemukan, penelitian ini tidak menunjukkan mekanisme sebab-akibat. D’amato dalam Latipun, 2004 menegaskan bahwa prinsip model penelitian ini adalah menghubungkan sejumlah variabel tetapi tidak melakukan manipulasi terhadapnya. Maksudnya adalah bahwa variabel-variabel tersebut terjadi bukan karena perlakuan peneliti melainkan telah ada sebelumnya. Penelitian ini mengambil dua variabel penelitian, dimana variabel pertama disebut dengan Variabel X dan variabel kedua kita sebut dengan Variabel Y. Dalam penelitian korelasional, dua variabel akan diukur secara sistematis, dan korelasi di antara keduanya dapat ditaksir, sehingga kita akan dapat memprediksikan seberapa besar suatu variabel berdasar variabel yang lain PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47 Aronson, Wilson, dan Akert, 2005. Bila nanti ditemukan bahwa kenaikan nilai variabel X selalu diikuti oleh kenaikan variabel Y dan sebaliknya turunnya nilai variabel X diikuti pula dengan turunnya variabel Y maka hubungan yang ada disebut hubungan yang positif korelasi positif. Namun, apabila nilai variabel X yang tinggi diikuti dengan rendahnya nilai variabel Y atau sebaliknya, rendahnya nilai variabel X justru diikuti dengan tingginya nilai variabel Y, maka hubungan korelasi yang ada disebut hubungan yang negatif Hadi, 2000. Kemungkinan yang ketiga adalah tidak adanya hubungan dari dua variabel yang diteliti, yakni bila kenaikan salah satu nilai variabel kadang-kadang diikuti naiknya atau turunnya variabel yang satunya. Keadaan ini disebut dengan hubungan yang nihil atau tidak mempunyai hubungan Hadi, 2000. Arah korelasi ini dapat diketahui dengan melihat suatu angka yang disebut dengan koefisien korelasi dimana angka tersebut bergerak dari –1,0 sampai dengan +1,0. Apabila ditemukan koefisien korelasi sebesar –1,0 berarti korelasi yang ada disebut negatif sempurna, dan sebaliknya koefisien korelasi sebesar +1,0 berarti korelasi positif sempurna Winarsunu, 2004. Namun demikian, perlu diingat bahwa koefisien korelasi yang sempurna sangat jarang dijumpai pada jenis penelitian ini.

B. Identifikasi Variabel Penelitian