16 waktu komunikasi itu terjadi. Contohnya ialah saat di dalam tempat ibadah,
orang akan cenderung berbicara dengan suara lemah dibandingkan saat ia berada di halamannya.
Faktor-faktor tersebut di atas akan menentukan komunikasi interpersonal orang-orang yang terlibat di dalamnya. Dengan demikian, setiap orang akan
melakukan komunikasi interpersonal dengan mempertimbangkan berbagai hal yang sekiranya sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapinya.
2. Tingkat Kedalaman Komunikasi Interpersonal
a. Pengertian Kedalaman Komunikasi Interpersonal
Setiap bentuk komunikasi yang dibangun oleh seseorang dengan orang lain pasti memiliki karakteristik yang berbeda satu dengan yang lain. Salah satu
perbedaan itu dapat kita lihat dari sisi tingkat atau taraf kedalamannya. Setiap individu yang terlibat dalam komunikasi interpersonal memiliki tingkat atau taraf
kedalaman komunikasi berbeda; ada yang penuh mendalam, bebas mengungkapkan perasaan, dan merasa benar-benar saling menerima, ada yang ada
pula yang hanya mampu mencapai taraf komunikasi yang ringan atau di permukaan saja. Semua itu tergantung usaha pihak-pihak yang melakukannya.
Kedalaman komunikasi interpersonal adalah sejauh mana komunikasi menyentuh unsur-unsur yang terdalam dari pihak-pihak yang terlibat dalam
komunikasi itu. Supratiknya 1995 mengungkapkan bahwa taraf komunikasi dapat diukur dari apa dan siapa yang saling dibicarakan; pikiran atau perasan,
17 obyek tertentu, orang lain atau dirinya. Artinya, semakin berani seseorang
mengungkapkan perasaannya, semakin dalam komunikasi itu. Jadi untuk mengetahui mendalam tidaknya suatu komunikasi interpersonal, kita harus
mengetahui tahap-tahap atau taraf kedalaman komunikasi interpersonal.
b. Taraf Tingkat Kedalaman Komunikasi Interpersonal
Ada beberapa pendapat yang mengungkapkan tentang tingkat atau taraf kedalaman komunikasi interpersonal. Menurut John Powell dalam Supratiknya,
1995, taraf kedalaman komunikasi interpersonal dapat dibagi ke dalam lima tingkatan; taraf basa-basi, taraf membicarakan orang lain, taraf penyatakan
gagasan pendapat, taraf menyatakan perasaan, dan taraf hubungan puncak. 1
Taraf Basa-basi Taraf basa-basi adalah taraf paling dangkal karena sebenarnya dua pihak yang
berkomunikasi tidak saling membuka diri. Taraf komunikasi ini sering terjadi saat seseorang bertemu dengan yang lain pada saat kebetulan saja. Dengan demikian,
dalam taraf komunikasi ini setiap orang yang melakukan komunikasi tidak akan banyak membicarakan hal lain dalam diri mereka.
2 Taraf Membicarakan orang lain
Taraf ini sebenarnya masih dangkal meski di dalamnya terdapat umpan balik. Taraf ini ditandai dengan adanya pembicaraan tentang orang lain atau obyek lain
di luar diri pribadi yang melakukan komunikasi, bisa tentang tetangganya, kenalannya, hewan milik tetangga, dan lain sebagainya.
18 3
Taraf Menyatakan Gagasan atau Pendapat Taraf ini ditandai dengan adanya pertukaran pendapat, ide, atau gagasan
namun masih terbatas dalam mengungkapkan pandangan. Mereka yang terlibat dalam komunikasi taraf ini belum berani mengungkapkan perbedaan
pandangannya terhadap orang lain, tetapi masih berusaha menyenangkan lawan bicaranya sehingga tempak belum berani menunjukkan diri apa adanya.
4 Taraf Mengungkapkan Perasaan Hati
Pada taraf ini, orang mulai berani mengungkapan perasaannya, membuka diri, jujur, dan kesediaan untuk menerima orang lain. Dalam komunikasi ini, orang
mulai mengungkapkan uneg-unegnya dan berani beresiko dirinya diketahui orang lain, namun tidak semua perasaan secara bebas dapat terungkap lewat komunilasi
taraf ini. Taraf ini dapat menimbulkan perasaan yang lega dan saling percaya antara pihak-pihak yang berkomunikasi.
5 Taraf Hubungan Puncak
Taraf ini adalah taraf yang paling dalam karena telah ada kejujuran, sikap terbuka, dan saling percaya yang penuh di antara pelaku komunikasi. Mereka
yang terlibat dalam komunikasi taraf ini benar-benar merasa bebas untuk saling mengungkapkan apapun perasaan dan pemikirannya tanpa merasa takut, khawatir,
atau ragu-ragu jika kepercayaannya akan disia-siakan.
Selain John Powell, pandangan lain mengenai taraf kedalaman komunikasi interpersonal dituliskan oleh Hardjana 2003. Ia membagi taraf kedalaman
komunikasi interpersonal ke dalam empat tingkatan, antara lain: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19 1
Komunikasi dari mulut ke Mulut Komunikasi ini dilakukan oleh orang-orang yang belum kenal satu sama lain
biasanya hanya untuk memenuhi kebutuhan sopan santun atau kebiasaan setempat. Contohnya adalah seperti memberi salam “Apa kabar?” dan jawaban
“Baik-baik”. Komunikasi tingkat ini tidak dimaksudkan untuk benar-benar membicarakan suatu hal, tetapi hanyalah basa-basi yang tidak perlu dijawab
secara serius. 2
Komunikasi dari Kepala ke Kepala Komunikasi dalam taraf ini ditandai dengan adanya tukar gagasan atau
pandangan antara satu orang dengan yang lainnya tapi belum melibatkan perasaan-perasaan yang ada di dalamnya. Misalnya, diskusi atau pertukaran
pendapat atau gagasan antara pihak-pihak yang berkomunikasi. 3
Komunikasi dari Hati ke hati Komunikasi dari hati ke hati adalah komunikasi yang sudah melibatkan
perasaan. Taraf ini ditandai dengan adanya pengungkapan tentang keprihatinan, kekhawatiran dan ketakutan, kegembiraan, harapan, dan cita-cita mereka. Sifat
yang juga muncul dalam taraf ini adalah adanya sikap saling percaya dan saling mendukung di antara satu dengan lainnya.
4 Komunikasi dari Iman-ke Iman
Komunikasi dari iman ke iman ini biasanya berbentuk sharing pengalaman hidup sehingga tidak hanya perasaan-perasaan saja melainkan berani menyatakan
hikmah atau nilai yang dapat dipelajari dari setiap pengalaman itu. Dalam komunikasi ini, mereka dapat saling mengungkapkan berbagai pandangan hidup,
20 keyakinan, atau bahkan iman mereka dengan perasaan bebas dan saling
menerima. Dua pandangan tersebut dapat dikatakan serupa karena sebagian besar
karakteristik muncul pada tingkatan yang sama. Namun demikian, penelitian ini akan menggunakan model taraf kedalaman komunikasi interpersonal dari John
Powell dalam Supratiknya 1995 yang membagi taraf kedalaman komunikasi interpersonal ke dalam lima tingkatan. Yang menjadi pertimbangan adalah bahwa
taraf komunikasi yang disusun oleh John Powell memiliki pembagian yang lebih banyak dan sekaligus memberikan informasi yang lebih luas dibandingkan yang
disusun oleh Hardjana sehingga memungkinkan untuk dapat dilihat variasi taraf kedalaman komunikasi yang lebih besar.
B. Kedalaman Modeling
1. Pengertian Modeling
Ilmu psikologi memahami bahwa manusia senantiasa berkembang karena proses belajar yang dilaluinya dalam seluruh perjalanan hidupnya. Salah satu
bentuk belajar seorang individu adalah mempelajari sikap dan perilaku sosial dengan jalan meniru sikap dan perilaku orang lain yang menjadi model. Cara
belajar seperti ini menjadi salah satu kajian diskusi para ilmuwan psikologi tentang proses yang lebih luas atas proses belajar yang dialami oleh seseorang
lewat pengamatan terhadap lingkungan sekitarnya, seperti apa yang disebut PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI