1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan sebagai salah satu aspek penting dalam kehidupan merupakan proses pengembangan diri dari setiap manusia baik dari segi
kognitif, afektif, maupun psikomotorik sepanjang hidupnya. Dengan pendidikan, manusia diharapkan dapat bertindak bijaksana dengan
mempertimbangkan lingkungannya. Sebagai sebuah kebutuhan, mutlak maka pendidikan dirasa sangat penting dan setiap manusia berhak mendapatkan
pendidikan. Pendidikan dapat diperoleh dalam lingkungan keluarga, masyarakat,
dan sekolah. Sebagai sebuah institusi pendidikan formal, sekolah dewasa ini sangat dibutuhkan karena mengarahkan peserta didiknya agar memperoleh
pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, sikap dan nilai yang semuanya akan menunjang pengembangan diri agar menjadi manusia yang berkualitas.
Proses belajar- mengajar di sekolah merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama.
Guru sebagai tenaga pendidik memiliki tiga tugas dan tanggung jawab, yakni: a guru sebagai pengajar; b guru sebagai pembimbing; c guru sebagai
administrator kelas Peters dalam Sudjana, 1989:15. Guru sebagai pengajar bertugas merencanakan dan melaksanakan pengajaran. Guru sebagai
pembimbing bertugas memberikan bantuan kepada peserta didik dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memecahkan masalah yang dihadapi oleh para peserta didik. Sedangkan, guru sebagai administrator kelas bertugas melaksanakan ketatalaksanaan bidang
pengajaran dan ketatalaksanaan pada umumnya. Untuk dapat menjalankan tugas dan tanggung jawab tersebut, guru tidak hanya dituntut untuk kompeten
dibidangnya, namun guru juga harus memiliki tingkat kecerdasan emosional tertentu. Harapannya, guru dapat membantu peserta didik dan menjadikan
kegiatan belajar- mengajar di kelas menjadi lebih efektif. Guru dengan tingkat kecerdasan emosional tinggi akan mengetahui
dan menangani perasaan mereka sendiri dengan baik, dan mampu membaca serta menghadapi perasaan orang lain dengan efektif. Sehingga kemungkinan
besar guru tersebut akan bahagia dan berhasil dalam setiap bidang kehidupan. Hal ini berbeda dengan guru yang memiliki tingkat kecerdasan emosional
rendah, yang cenderung memiliki emosi yang tinggi, cepat bertindak berdasarkan emosinya, dan tidak sensitif terhadap perasaan orang lain.
Pendeknya, guru denga n tingkat kecerdasan emosional rendah memiliki kecenderungan untuk menyakiti dan memusuhi orang lain peserta didik.
Ada beberapa faktor yang berperan penting dalam pembentukan dan perkembangan tingkat kecerdasan emosional guru. Secara umum faktor- faktor
tersebut dibedakan menjadi dua, yaitu: faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam individu sendiri. Sedangkan
faktor eksternal adalah perlakuan yang diperoleh dari lingkungan yang mempengaruhi kecerdasan emosional, seperti keluarga, lingkungan teman
sebaya lingkungan kerja, dan lingkungan masyarakat sosial. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kultur keluarga merupakan pandangan hidup yang diakui bersama oleh suatu keluarga, yang mencakup cara berpikir, berperilaku, sikap, dan nilai
yang tercermin baik dalam wujud fisik maupun abstrak. Dalam lingkungan keluarga, seseorang belajar bagaimana mengolah perasaan dirinya sendiri,
bagaimana berpikir tentang perasaan ini, menentukan pilihan-pilihan untuk bereaksi, dan bagaimana membaca dan mengungkapkan harapan dan rasa
takut. Pembelajaran tersebut nantinya akan melahirkan pikiran, perilaku, dan sikap nilai yang tertanam dalam diri seseorang, yang merupakan cerminan dari
tingkat kecerdasan emosional seseorang. Kultur lingkungan kerja merupakan pandangan hidup ya ng diakui
bersama dalam suatu lingkungan kerja, yang tercermin baik dalam wujud fisik maupun abstrak. Dalam lingkungan kerja, seseorang berinteraksi dengan
individu lain yang berbeda karakteristik budayanya. Kebiasaan-kebiasaan yang terbentuk dalam lingkungan ini praktis akan menentukan tinggi atau
rendahnya tingkat kecerdasan emosional seseorang. Kultur lingkungan masyarakat merupakan suatu perilaku, nilai- nilai,
sikap hidup, dan sekaligus cara untuk memandang persoalan dan memecahkannya, yang diakui bersama oleh suatu kelompok masyarakat, dan
secara alami akan diwariskan oleh satu generasi kepada generasi berikutnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri, untuk dapat
memenuhi kebutuhannya manusia membutuhkan orang lain. Karenanya, setiap orang perlu melakukan aktivitas bermasyarakat. Selain itu dalam lingkungan
masyarakat seseorang juga akan berhadapan dengan etika, moral, dan nilai- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
nilai keagamaan. Interaksi seseorang terhadap hal-hal tersebut juga praktis menentukan tingkat kecerdasan emosional.
Diduga bahwa hubungan kultur keluarga, kultur lingkungan kerja, dan kultur lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional akan berbeda
pada jenis kelamin dan locus of control yang berbeda. Berdasarkan sifat dan karakteristik psikologisnya, emosi dan perasaan pada perempuan lebih
menonjol dan mempengaruhi pikirannya daripada laki- laki. Karenanya, profesi guru lebih didominasi oleh kaum perempuan. Dengan demikian diduga
kuat bahwa derajat pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan kultur keluarga, kultur lingkungan kerja, dan kultur lingkungan masyarakat dengan
kecerdasan emosional guru akan lebih tinggi pada perempuan dibandingkan laki- laki. Hubungan kultur keluarga, kultur lingkungan kerja, dan kultur
lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional guru juga dipengaruhi oleh locus of control. Individu dengan locus of control internal melihat
independency yang besar dalam kehidupan dimana hidupnya sangat
ditentukan oleh dirinya sendiri. Sementara individu dengan locus of control eksternal melihat diri mereka sangat ditentukan oleh bagaimana lingkungan
dan orang lain melihat mereka. Berdasarkan ciri-ciri tersebut diduga kuat bahwa derajat pengaruh locus of control terhadap hubungan kultur kelurga,
kultur lingkungan kerja, dan kultur lingkungan masya rakat dengan kecerdasan emosional guru akan lebih tinggi pada guru dengan locus of control internal
dibandingkan guru dengan locus of control eksternal. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penelitian ini dimaksudkan untuk menyelidiki faktor yang memiliki peran penting dalam pembentukan dan perkembangan tingkat kecerdasan
emosional guru. Selanjutnya penelitian ini dituangkan dalam judul “PENGARUH JENIS KELAMIN DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP
HUBUNGAN KULTUR KELUARGA, KULTUR LINGKUNGAN KERJA, DAN KULTUR LINGKUNGAN MASYARAKAT DENGAN
KECERDASAN EMOSIONAL GURU. Penelitian ini merupakan survei pada guru SMA di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta.
B. Identifikasi Masalah