Analisis Data ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

SMA PGRI Pengasih Sanjaya XIV BOPKRI Wates Ma’Arif Wates No Interval Kategori f fr f fr f fr f fr 1 13 – 25 Internal 6 35,3 13 76,5 10 52,6 11 20 2 0 – 12 Eksternal 11 64,7 4 23,5 9 47,4 44 80 Jumlah 17 100 17 100 19 100 55 100 Total No Interval Kategori f fr 1 13 – 25 Internal 79 32,2 2 0 – 12 Eksternal 166 67,8 Jumlah 245 100 Keterangan: f = Frekuensi fr = Frekuensi relatif Tabel 4.18 di atas menunjukkan bahwa locus of control dari 79 guru 32,2 terkategorikan internal, dan 166 guru 67,8 terkategorikan eksternal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden penelitian ini terkategorikan guru dengan locus of control eksternal. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan nilai mean = 10,66939, median = 11, modus =12, dan standar deviasi = 3,936078.

B. Analisis Data

1. Pengujian Prasyarat Analisis Data a. Pengujian normalitas Pengujian normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data setiap variabel berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dilakukan dengan alat bantu komputer program SPSS Statistical Package Social Sciences versi 12.0. Berikut ini disajikan hasil pengujian normalitas berdasarkan uji satu sampel dari Kolmogorov- Smirnov lampiran 6, hal 227 Tabel 4.19 Hasil Pengujian Normalitas Kecerdasan Emosional Y Kultur Keluarga X 1 Kultur Lingkungan Kerja X 2 Kultur Lingkungan Masy .X 3 Locus of Control X 4 N 245 245 245 245 245 73,61 51,66 46,57 50,86 10,67 Normal Parametersa,b Mean Std.Deviation 5,777 4,475 3,857 4,305 3,936 Most Extreme Differences Absolute ,061 ,079 ,084 ,058 ,065 ,061 ,079 ,084 ,058 ,064 Positive Negative -,060 -,058 -,067 -,056 -,065 Kolmogorov -Smirnov Z ,954 1,238 1,320 ,910 1,017 Asymp. Sig. 2-tailed ,322 ,093 ,061 ,379 ,252 Sumber : data primer Dari tabel 4.19 di atas dapat diketahui nilai asymptotics significance Asym.Sig. untuk distribusi data variabel kecerdasan emosional 0,322, variabel kultur keluarga 0,093, variabel kultur lingkungan kerja 0,061, variabel kultur lingkungan masyarakat 0,379, dan variabel locus of control 0,252 yang berarti lebih besar dari alpha α = 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan distribusi data variabel kecerdasan emosional guru, variabel kultur keluarga, variabel kultur lingkungan kerja, dan variabel locus of control adalah normal. b. Pengujian linieritas Pengujian linieritas dilakukan dengan menggunakan statistik uji F pada tingkat signifikansi 5. Pengujian linieritas digunakan untuk menguji apakah hubungan variabel kultur keluarga dengan variabel kecerdasan emosional guru, hubungan variabel kultur lingkungan kerja dengan variabel kecerdasan emosional guru, dan hubungan variabel kultur lingkungan masyarakat dengan variabel kecerdasan emosional guru linear atau tidak. Berikut ini disajikan tabel hasil pengujia n linieritas lampiran 6, hal 228 Tabel 4.20 Hasil Pengujian Linieritas Variabel Kultur Keluarga dengan Variabel Kecerdasan Emosional Guru Sum of Squares df Mean Square F Sig. Combined 1123,892 21 53,519 1,700 ,032 223,382 1 223,382 7,096 ,008 Between Groups Linear Term Weighted Deviation 900,510 20 45,026 1,430 ,110 Within Groups 7020,271 223 31,481 Total 8144,163 244 Sumber : data primer Tabel 4.20 di atas menunjukkan bahwa hubungan variabel kultur keluarga dengan variabel kecerdasan emosional guru adalah linier. Hal ini ditunjukkan dari nilai F hitung = 1,430 yang lebih kecil dari nilai F tabel = 1,6178 pada derajat kebebasandf 20 : 223. Tabel 4.21 Hasil Pengujian Linieritas Variabel Kultur Lingkungan Kerja dengan Variabel Kecerdasan Emosional Guru Sum of Squares df Mean Square F Sig. Combined 1057,094 22 48,050 1,505 ,074 44,361 1 44,361 1,390 ,240 Between Groups Linear Term Weighted Deviation 1012,733 21 48,225 1,511 ,075 Within Groups 7087,069 222 31,924 Total 8144,163 244 Sumber : data primer Tabel 4.21 di atas menunjukkan bahwa hubungan variabel kultur lingkungan kerja dengan variabel kecerdasan emosional guru adalah linier. Hal ini ditunjukkan dari nilai F hitung = 1,511 yang lebih kecil dari nilai F tabel = 1,6037 pada derajat kebebasandf 21 : 222. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 4.22 Hasil Pengujian Linieritas Variabel Kultur Lingkungan Masyarakat dengan Variabel Kecerdasan Emosional Guru Sum of Squares df Mean Square F Sig. Combined 1088,690 19 57,299 1,827 ,021 317,610 1 317,610 10,129 ,002 Between Groups Linear Term Weighted Deviation 771,081 18 42,838 1,366 ,150 Within Groups 7055,473 225 31,358 Total 8144,163 244 Sumber : data primer Tabel 4.22 di atas menunjukkan bahwa hubungan variabel kultur lingkungan masyarakat dengan variabel kecerdasan emosional guru adalah linier. Hal ini ditunjukkan dari nilai F hitung = 1,366 yang lebih kecil dari nilai F tabel = 1,649873 pada derajat kebebasan 18 : 225. 2. Pengujian Hipotesis a. Pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan kultur keluarga dengan kecerdasan emosional guru 1 Rumusan hipotesis I Ho : Tidak ada pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan kultur keluarga dengan kecerdasan emosional guru. Ha : Ada pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan kultur keluarga dengan kecerdasan emosional guru. 2 Pengujian hipotesis Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan model persamaan yang dikembangkan oleh Chow Gujarati, 1995:512. Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan regresi dapat disajikan sebagai berikut lampiran 7, hal 230 Y = 85,568 - 0,266 X 1 - 15,409 X 2 + 0,320 X 1 X 2 Keterangan : Y = Variabel kecerdasan emosional guru X 1 = Variabel kultur keluarga X 2 = Variabel jenis kelamin X 1 X 2 = Nilai interaksi antara variabel kultur keluarga dengan variabel jenis kelamin Nilai koefisien korelasi antara variabel kultur keluarga dengan kecerdasan emosional sebesar 0,166, maka dapat dikatakan bahwa hubungan kultur keluarga dengan kecerdasan emosional terkategorikan sangat rendah. Sedangkan nilai koefisien korelasi antara jenis kelamin terhadap hubungan kultur keluarga dengan kecerdasan emosional sebesar 0,192 maka dapat dikatakan bahwa hubungan kultur keluarga dengan kecerdasan emosional terkategorikan sangat rendah. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa interaksi jenis kelamin dengan kultur keluarga semakin menguatkan hubungan antara kultur keluarga dengan kecerdasan emosional Persamaan regresi di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi β 3 dari interaksi variabel kultur keluarga dan jenis kelamin terhadap kecerdasan emosional guru adalah 0,320. Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi kedua variabel memperkuat derajat hubungan kultur keluarga dengan kecerdasan emosional guru. Nilai signifikansi koefisien regresi ρ dari interaksi kultur keluarga dengan jenis kelamin terhadap kecerdasan emosional guru menunjukkan lebih rendah dari nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini ρ = 0,049 α = 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh jenis kelamin pada hubungan antara kultur keluarga dengan kecerdasan emosional guru adalah signifikan. Artinya pengaruh positif jenis kelamin terhadap hubungan kultur keluarga dengan kecerdasan emosional guru dapat digeneralisasi pada populasi penelitian ini. b. Pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan kultur lingkungan kerja dengan kecerdasan emosional guru 1 Rumusan hipotesis II Ho : Tidak ada pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan kultur lingkungan kerja dengan kecerdasan emosional guru. Ha : Ada pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan kultur lingkungan kerja dengan kecerdasan emosional guru. 2 Pengujian hipotesis Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan model persamaan yang dikembangkan oleh Chow Gujarati, 1995:512. Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan regresi dapat disajikan sebagai berikut lampiran 7, hal 232 Y = 34,464 + 0,805 X 1 + 22,237 X 2 + 0,454 X 1 X 2 Keterangan : Y = Variabel kecerdasan emosional guru X 1 = Variabel kultur lingkungan kerja PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI X 2 = Variabel jenis kelamin X 1 X 2 = Nilai interaksi antara variabel kultur lingkungan kerja dengan variabel jenis kelamin Nilai koefisien korelasi antara variabel kultur lingkungan kerja dengan kecerdasan emosional sebesar 0,074, maka dapat dikatakan bahwa hubungan kultur lingkungan kerja dengan kecerdasan emosional terkategorikan sangat rendah. Sedangkan nilai koefisien korelasi antara jenis kelamin terhadap hubungan kultur lingkungan kerja dengan kecerdasan emosional sebesar 0,122 maka dapat dikatakan bahwa hubungan kultur lingkungan kerja dengan kecerdasan emosional terkategorikan sangat rendah. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa interaksi jenis kelamin dengan kultur lingkungan kerja semakin menguatkan hubungan antara kultur lingkungan kerja dengan kecerdasan emosional Persamaan regresi di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi β 3 dari interaksi variabel kultur lingkungan kerja dan jenis kelamin terhadap kecerdasan emosional guru adalah 0,454. Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi kedua variabel memperkuat derajat hubungan kultur lingkungan kerja dengan kecerdasan emosional guru. Nilai signifikansi koefisien regresi ρ dari interaksi kultur lingkungan kerja dengan jenis kelamin terhadap kecerdasan emosional guru menunjukkan lebih rendah dari nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini ρ = 0,018 α = 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh jenis kelamin PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pada hubungan antara kultur lingkungan kerja dengan kecerdasan emosional guru adalah signifikan. Artinya pengaruh positif jenis kelamin terhadap hubungan kultur lingkungan kerja dengan kecerdasan emosional guru dapat digeneralisasi pada populasi penelitian ini. c. Pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan kultur lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional guru 1 Rumusan hipotesis III Ho : Tidak ada pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan kultur lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional guru. Ha : Ada pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan kultur lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional guru. 2 Pengujian hipotesis Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan model persamaan yang dikembangkan oleh Chow Gujarati, 1995:512. Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan regresi dapat disajikan sebagai berikut lampiran 7, hal 234 Y = 31,857 + 0,789 X 1 + 18,119 X 2 + 0,335 X 1 X 2 Keterangan : Y = Variabel kecerdasan emosional guru X 1 = Variabel kultur lingkungan masyarakat X 2 = Variabel jenis kelamin PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI X 1 X 2 = Nilai interaksi antara variabel kultur lingkungan masyarakat dengan variabel jenis kelamin Nilai koefisien korelasi antara variabel kultur lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional sebesar 0,197, maka dapat dikatakan bahwa hubungan kultur lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional terkategorikan sangat rendah. Sedangkan nilai koefisien korelasi antara jenis kelamin terhadap hubungan kultur lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional sebesar 0,218 maka dapat dikatakan bahwa hubungan kultur lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional terkategorikan rendah. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa interaksi jenis kelamin dengan kultur lingkungan masyarakat semakin menguatkan hubungan antara kultur lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional Persamaan regresi di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi β 3 dari interaksi variabel kultur lingkungan masyarakat dan jenis kelamin terhadap kecerdasan emosional guru adalah 0,335. Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi kedua variabel memperkuat derajat hubungan kultur lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional guru. Nilai signifikansi koefisien regresi ρ dari interaksi kultur lingkungan masyarakat dengan jenis kelamin terhadap kecerdasan emosional guru menunjukkan lebih rendah dari nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ρ = 0,049 α = 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan kultur lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional guru adalah signifikan. Artinya pengaruh positif jenis kelamin terhadap hubungan kultur lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional guru dapat digeneralisasi pada populasi penelitian ini. d. Pengaruh locus of control terhadap hubungan kultur keluarga dengan kecerdasan emosional guru 1 Rumusan hipotesis IV Ho : Tidak ada pengaruh locus of control terhadap hubungan kultur keluarga dengan kecerdasan emosional guru. Ha : Ada pengaruh locus of control terhadap hubungan kultur keluarga dengan kecerdasan emosional guru. 2 Pengujian hipotesis Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan model persamaan yang dikembangkan oleh Chow Gujarati, 1995:512. Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan regresi dapat disajikan sebagai berikut lampiran 7, hal 236 Y = 80,039 – 0,147 X 1 - 1,818 X 2 + 0,038 X 1 X 2 Keterangan : Y = Variabel kecerdasan emosional guru X 1 = Variabel kultur keluarga X 2 = Variabel locus of control X 1 X 2 = Nilai interaksi antara variabel kultur keluarga dengan variabel locus of control Nilai koefisien korelasi antara variabel kultur keluarga dengan kecerdasan emosional sebesar 0,166, maka dapat dikatakan bahwa hubungan kultur keluarga dengan kecerdasan emosional terkategorikan sangat rendah. Sedangkan nilai koefisien korelasi antara locus of control terhadap hubungan kultur keluarga dengan kecerdasan emosional sebesar 0,190 maka dapat dikatakan bahwa hubungan kultur keluarga dengan kecerdasan emosional terkategorikan sangat rendah. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa interaksi locus of control dengan kultur keluarga semakin menguatkan hub ungan antara kultur keluarga dengan kecerdasan emosional Persamaan regresi di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi β 3 dari interaksi variabel kultur keluarga dan locus of control terhadap kecerdasan emosional guru adalah 0,038. Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi kedua variabel memperkuat derajat hubungan kultur keluarga dengan kecerdasan emosional guru. Nilai signifikansi koefisien regresi ρ dari interaksi kultur keluarga dengan locus of control terhadap kecerdasan emosional guru menunjukkan lebih rendah dari nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini ρ = 0,036 α = 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh locus of control terhadap hubungan kultur keluarga dengan kecerdasan emosional guru adalah signifikan. Artinya pengaruh positif locus of control terhadap hubungan kultur keluarga dengan kecerdasan emosional guru dapat digeneralisasi pada populasi penelitian ini. e. Pengaruh locus of control terhadap hubungan kultur lingkungan kerja dengan kecerdasan emosiona l guru 1 Rumusan hipotesis V Ho : Tidak ada pengaruh locus of control terhadap hubungan kultur lingkungan kerja dengan kecerdasan emosional guru. Ha : Ada pengaruh locus of control terhadap hubungan kultur lingkungan kerja dengan kecerdasan emosional guru. 2 Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan model persamaan yang dikembangkan oleh Chow Gujarati, 1995:512. Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan regresi dapat disajikan sebagai berikut lampiran 7, hal 238 Y = 68,136 + 0,086 X 1 - 0,113 X 2 + 0,005 X 1 X 2 Keterangan : Y = Variabel kecerdasan emosional guru X 1 = Variabel kultur lingkungan kerja X 2 = Variabel locus of control X 1 X 2 = Nilai interaksi antara variabel kultur lingkungan kerja dengan variabel locus of control Nilai koefisien korelasi antara variabel kultur lingkungan kerja dengan kecerdasan emosional sebesar 0,074, maka dapat dikatakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI bahwa hubungan kultur lingkungan kerja dengan kecerdasan emosional terkategorikan sangat rendah. Sedangkan nilai koefisien korelasi antara locus of control terhadap hubungan kultur lingkungan kerja dengan kecerdasan emosional sebesar 0,100 maka dapat dikatakan bahwa hubungan kultur lingkungan kerja dengan kecerdasan emosional terkategorikan sangat rendah. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa interaksi locus of control dengan kultur lingkungan kerja semakin menguatkan hubungan antara kultur lingkungan kerja dengan kecerdasan emosional Persamaan regresi di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi β 3 dari interaksi variabel kultur lingkungan kerja dan locus of control terhadap kecerdasan emosional guru adalah 0,005. Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi kedua variabel memperkuat derajat hubungan kultur lingkungan kerja dengan kecerdasan emosional guru. Nilai signifikansi koefisien regresi ρ dari interaksi kultur lingkungan kerja dengan locus of control terhadap kecerdasan emosional guru menunjukkan lebih tinggi dari nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini ρ = 0,106 α = 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh locus of control terhadap hubungan kultur lingkungan kerja dengan kecerdasan emosional guru adalah tidak signifikan. Artinya pengaruh positif locus of control terhadap hubungan kultur lingkungan kerja dengan kecerdasan emosional guru tidak dapat digeneralisasi pada populasi penelitian ini. f. Pengaruh locus of control terhadap hubungan kultur lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional guru 1 Rumusan hipotesis VI Ho : Tidak ada pengaruh locus of control terhadap hubungan kultur lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional guru. Ha : Ada pengaruh locus of control terhadap hubungan kultur lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional guru. 2 Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan model persamaan yang dikembangkan oleh Chow Gujarati, 1995:512. Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan regresi dapat disajikan sebagai berikut lampiran 7, hal 240 Y = 59,047 + 0,252 X 1 - 0,016 X 2 + 0,004 X 1 X 2 Keterangan : Y = Variabel kecerdasan emosional guru X 1 = Variabel kultur lingkungan masyarakat X 2 = Variabel locus of control X 1 X 2 = Nilai interaksi antara variabel kultur lingkungan masyarakat dengan variabel locus of control Nilai koefisien korelasi antara variabel kultur lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional sebesar 0,197, maka dapat dikatakan bahwa hubungan kultur lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional terkategorikan sangat rendah. Sedangkan nilai koefisien korelasi antara locus of control terhadap hubungan kultur lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional sebesar 0,218 maka dapat dikatakan bahwa hubungan kultur lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional terkategorikan rendah. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa interaksi locus of control dengan kultur lingkungan masyarakat semakin menguatkan hubungan antara kultur lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional Persamaan regresi di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi β 3 dari interaksi variabel kultur lingkungan masyarakat dan locus of control terhadap kecerdasan emosional guru adalah 0,004. Nilai tersebut me nunjukkan bahwa interaksi kedua variabel memperkuat derajat hubungan kultur lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional guru. Nilai signifikansi koefisien regresi ρ dari interaksi kultur lingkungan masyarakat dengan locus of control terhadap kecerdasan emosional guru menunjukkan lebih tinggi dari nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini ρ = 0,251 α = 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh locus of control terhadap hubungan kultur lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional guru adalah tidak signifikan. Artinya pengaruh positif locus of control terhadap hubungan kultur PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI lingkungan kerja dengan kecerdasan emosional guru tidak dapat digeneralisasi pada populasi penelitian ini.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh jenis kelamin dan locus of control terhadap hubungan kultur keluarga, kultur lingkungan kerja, dan kultur lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional guru : survei pada guru SMA di Kabupaten Sleman, DIY.

0 1 271

Pengaruh locus of control, kultur keluarga, dan kultur sekolah pada hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa : survey siswa-siswi SMP negeri dan swasta di Kabupaten Kulon Progo.

0 1 294

Pengaruh jenis kelamin locus of control terhadap hubungan kultur keluarga, kultur lingkungan kerja, dan kultur lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional guru : survei guru SMA di Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta.

0 0 276

SKRIPSI PENGARUH KULTUR LINGKUNGAN KERJA DAN LOCUS OF CONTROL PADA HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KUALITAS PELAYANAN KARYAWAN

0 0 205

PENGARUH JENIS KELAMIN DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP HUBUNGAN KULTUR KELUARGA, KULTUR LINGKUNGAN KERJA, DAN KULTUR LINGKUNGAN MASYARAKAT DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL GURU Survei: Guru SMA di Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta SKRIPSI Diajukan untu

0 0 274

Pengaruh jenis kelamin dan locus of control terhadap hubungan kultur keluarga, kultur lingkungan kerja, dan kultur lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional guru : survei pada guru SMA di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta - USD Repository

0 0 291

PENGARUH KULTUR LINGKUNGAN KERJA DAN LOCUS OF CONTROL PADA HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KUALITAS PELAYANAN KARYAWAN

0 2 203

PENGARUH KULTUR LINGKUNGAN KERJA DAN LOCUS OF CONTROL PADA HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KUALITAS PELAYANAN KARYAWAN

0 0 210

Pengaruh jenis kelamin dan locus of control terhadap hubungan kultur keluarga, kultur lingkungan kerja, dan kultur lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional guru : survei pada guru SMA di Kabupaten Sleman, DIY - USD Repository

0 0 269

Pengaruh jenis kelamin dan locus of control terhadap hubungan kultur keluarga, kultur lingkungan kerja, dan kultur lingkungan masayarakat dengan kecerdasan emosional guru : survei pada guru SMA di Kodya Yogyakarta, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta - US

0 0 268