Deskripsi Data ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

85

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilaksanakan pada bula n Desember 2006 di SMA Negeri 1 Wates, SMA Negeri 2 Wates, SMA Negeri 1 Pengasih, SMA Negeri 1 Sentolo, SMA BOPKRI Wates, SMA Sanjaya XIV Nanggulan, SMA PGRI Pengasih, dan SMA Ma’Arif Wates. Jumlah responden penelitian ini adalah 263 guru. Dari jumlah tersebut, 245 guru menjawab secara lengkap kuesioner penelitian. Sisanya sebanyak 18 kuesioner tidak dapat menjadi sumber data penelitian oleh sebab tidak dikembalikan atau tidak semua butir pertanyaan dalam penelitian ini diisi secara lengkap oleh responden. Berikut ini disajikan deskripsi data dan variabel penelitian ini.

A. Deskripsi Data

1. Deskripsi Responden Penelitian Berikut ini disajikan tabel deskripsi jenis kelamin responden lampiran 4, hal 167-206 Tabel 4.1 Deskripsi Jenis Kelamin Responden SMA Negeri 1 Wates Negeri 2 Wates Negeri 1 Sentolo Negeri 1 Pengasih No Jenis Kelamin f fr f fr f fr f fr 1 Laki-laki 16 53,3 10 33,3 17 37,8 17 53,1 2 Perempuan 14 46,7 20 66,7 28 62,2 15 46,9 Jumlah 30 100 30 100 45 100 32 100 SMA PGRI Pengasih Sanjaya XIV BOPKRI Wates Ma’Arif Wates No Jenis Kelamin f fr f fr f fr f fr 1 Laki-laki 7 41,2 8 47,1 10 52,6 25 45,4 2 Perempuan 10 58,8 9 52,9 9 47,4 30 54,6 Jumlah 17 100 17 100 19 100 55 100 Total No Jenis Kelamin f fr 1 Laki-laki 110 44,9 2 Perempuan 135 55,1 Jumlah 245 100 Keterangan: f = Frekuensi fr = Frekuensi relatif Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa jumlah responden yang berjenis kelamin laki- laki adalah 110 guru 44,9, sedangkan jumlah reponden yang berjenis kelamin perempuan adalah 135 guru 55,1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden penelitian ini adalah perempuan. 2. Deskripsi Variabel Penelitian a. Kecerdasan emosional Berikut ini disajikan tabel deskripsi variabel kecerdasan emosional lampiran 4, hal 167-206 Tabel 4.2 Deskripsi Variabel Kecerdasan Emosional SMA Negeri 1 Wates Negeri 2 Wates Negeri 1 Sentolo Negeri 1 Pengasih No Interval Kategori f fr f fr f fr f fr 1 82 - 96 Sangat Tinggi 8 26,7 2 4,4 4 12,5 2 72 - 81 Tinggi 12 40 22 73,4 26 57,8 21 65,6 3 64 - 71 Cukup 9 30 7 23,3 14 31,1 7 21,9 4 57 - 63 Rendah 1 3,3 1 3,3 3 6,7 5 57 Sangat Rendah Jumlah 30 100 30 100 45 100 32 100 SMA PGRI Pengasih Sanjaya XIV BOPKRI Wates Ma’Arif Wates No Interval Kategori f fr f fr f fr f fr 1 82 - 96 Sangat Tinggi 2 72 - 81 Tinggi 16 94,1 8 47,1 14 73,7 25 45,5 3 64 - 71 Cukup 1 5,9 9 52,9 5 26,3 25 45,5 4 57 - 63 Rendah 4 7,2 5 57 Sangat Rendah 1 1,8 Jumlah 17 100 17 100 19 100 55 100 Total No Interval Kategori f fr 1 82 - 96 Sangat Tinggi 14 5,7 2 72 - 81 Tinggi 144 58,8 3 64 - 71 Cukup tinggi 77 31,4 4 57 - 63 Rendah 9 3,7 5 57 Sangat Rendah 1 0,4 Jumlah 245 100 Keterangan: f = Frekuensi fr = Frekuensi relatif Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa tingkat kecerdasan emosional dari 14 guru 5,7 terkategorikan sangat tinggi, 144 guru 58,8 terkategorikan tinggi, 77 guru 31,4 terkategorikan cukup tinggi, 9 guru 3,7 terkategorikan rendah, dan 1 guru 0,4 terkategorikan sangat rendah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden penelitian ini terkategorikan guru dengan tingkat kecerdasan emosional tinggi. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan nilai mean = 73,61224, median = 73, modus = 72, dan standar deviasi = 5,777345. b. Kultur keluarga 1 Power distance Berikut ini disajikan tabel deskripsi variabel kultur keluarga pada dimensi power distance lampiran 4, hal 167-206 Tabel 4.3 Deskripsi Variabel Kultur Keluarga Pada Dimensi Power Distance SMA Negeri 1 Wates Negeri 2 Wates Negeri 1 Sentolo Negeri 1 Pengasih No Interval Kategori f fr f fr f fr f fr 1 14 – 16 Sangat kecil 8 26,7 2 6,7 2 4,4 1 3,1 2 12 – 13 Kecil 16 53,3 13 43,3 25 55,6 17 53,1 3 11 Cukup kecil 2 6,7 9 30 11 24,5 10 31,3 4 10 Besar 3 10 5 16,7 6 13,3 3 9,4 5 10 Sangat besar 1 3,3 1 3,3 1 2,2 1 3,1 Jumlah 30 100 30 100 45 100 32 100 SMA PGRI Pengasih Sanjaya XIV BOPKRI Wates Ma’Arif Wates No Interval Kategori f fr f fr f fr f fr 1 14 – 16 Sangat kecil 1 5,9 3 5,5 2 12 – 13 Kecil 10 58,8 11 64,7 6 31,6 25 45,5 3 11 Cukup kecil 4 23,5 4 23,5 6 31,6 17 30,9 4 10 Besar 2 11,8 2 11,8 2 10,5 9 16,3 5 10 Sangat besar 5 26,3 1 1,8 Jumlah 17 100 17 100 19 100 55 100 Total No Interval Kategori f fr 1 14 – 16 Sangat kecil 17 6,9 2 12 – 13 Kecil 123 50,2 3 11 Cukup kecil 63 25,7 4 10 Besar 32 13,1 5 10 Sangat besar 10 4,1 Jumlah 245 100 Keterangan: f = Frekuensi fr = Frekuensi relatif Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa 17 guru 6,9 berasal dari kultur keluarga dengan dimensi power distance sangat kecil, 123 guru 50,2 berasal dari kultur keluarga dengan dimensi power distance kecil, 63 guru 25,7 berasal dari kultur keluarga dengan dimensi power distance cukup kecil, 32 guru 13,1 berasal dari kultur keluarga dengan dimensi power distance besar, dan 10 guru 4,1 berasal dari kultur keluarga dimensi power distance sangat besar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI responden penelitian ini berasal dari kultur keluarga dengan dimensi power distance kecil. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan nilai mean = 11,7102, median = 12, modus = 12, dan standar deviasi = 1,388513. 2 Individualism vs collectivism Berikut ini disajikan tabel deskripsi variabel kultur keluarga pada dimensi individualism vs collectivism lampiran 4, hal 167-206 Tabel 4.4 Deskripsi Variabel Kultur Keluarga Pada Dimensi Individualism vs Collectivism SMA Negeri 1 Wates Negeri 2 Wates Negeri 1 Sentolo Negeri 1 Pengasih No Interval Kategori f fr f fr f fr f fr 1 24 – 28 Sangat individualis 6 20 2 6,7 2 6,3 2 21 – 23 Individualis 11 36,7 12 40 8 17,8 13 40,6 3 19 – 20 Cukup 11 36,7 12 40 25 55,5 13 40,6 4 17 – 18 Kolektif 1 3,3 4 13,3 12 26,7 3 9,4 5 17 Sangat kolektif 1 3,3 1 3,1 Jumlah 30 100 30 100 45 100 32 100 SMA PGRI Pengasih Sanjaya XIV BOPKRI Wates Ma’Arif Wates No Interval Kategori f fr f fr f fr f fr 1 24 – 28 Sangat individualis 2 21 – 23 Individualis 3 17,7 1 5,9 3 15,8 12 21,8 3 19 – 20 Cukup 10 58,8 6 35,3 10 52,6 31 56,4 4 17 – 18 Kolektif 4 23,5 10 58,8 6 31,6 12 21,8 5 17 Sangat kolektif Jumlah 17 100 17 100 19 100 55 100 Total No Interval Kategori f fr 1 24 – 28 Sangat individualis 10 4,1 2 21 – 23 Individualis 63 25,7 3 19 – 20 Cukup individualis 118 48,2 4 17 – 18 Kolektif 52 21,2 5 17 Sangat kolektif 2 0,8 Jumlah 245 100 Keterangan: f = Frekuensi fr = Frekuensi relatif Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa 10 guru 4,1 berasal dari kultur keluarga dengan dimensi sangat individualis, 63 guru 25,7 berasal dari kultur keluarga dengan dimensi individualis, 118 guru 48,2 berasal dari kultur keluarga dengan dimensi cukup individualis, 52 guru 21,2 berasal dari kultur keluarga dengan dimensi kolektif, dan 2 guru 0,8 berasal dari kultur keluarga dengan dimensi sangat kolektif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden penelitian ini berasal dari kultur keluarga dengan dimensi cukup individualis. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan nilai mean = 19,87755, median = 20, modus = 19, dan standar deviasi = 2,006472. 3 Femininity vs masculinity Berikut ini disajikan tabel deskripsi variabel kultur keluarga pada dimensi femininity vs masculinity lampiran 4, hal 167-206 Tabel 4.5 Deskripsi Variabel Kultur KeluargaPada Dimensi Femininity vs Masculinity SMA Negeri 1 Wates Negeri 2 Wates Negeri 1 Sentolo Negeri 1 Pengasih No Interval Kategori f fr f fr f fr f fr 1 14 – 16 Sangat feminin 14 46,7 14 46,7 7 15,6 11 34,4 2 12 – 13 Feminin 15 50 8 26,7 23 51,1 17 53,1 3 11 Cukup 2 6,7 11 24,4 4 12,5 4 10 Maskulin 5 16,6 4 8,9 5 10 Sangat maskulin 1 3,3 1 3,3 Jumlah 30 100 30 100 45 100 32 100 SMA PGRI Pengasih Sanjaya XIV BOPKRI Wates Ma’Arif Wates No Interval Kategori f fr f fr f fr f fr 1 14 – 16 Sangat feminin 2 11,8 1 5,9 1 5,3 18 32,7 2 12 – 13 Feminin 9 52,9 14 82,3 2 10,5 29 52,7 3 11 Cukup 4 23,5 2 11,8 8 42,1 3 5,5 4 10 Maskulin 2 11,8 6 31,6 1 1,8 5 10 Sangat maskulin 2 10,5 4 7,3 Jumlah 17 100 17 100 19 100 55 100 Total No Interval Kategori f fr 1 14 – 16 Sangat feminin 68 27,8 2 12 – 13 Feminin 117 47,7 3 11 Cukup feminin 34 13,9 4 10 Maskulin 18 7,3 5 10 Sangat maskulin 8 3,3 Jumlah 245 100 Keterangan: f = Frekuensi fr = Frekuensi relatif Tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa 68 guru 27,8 berasal dari kultur keluarga dengan dimensi sangat feminin, 117 guru 47,7 berasal dari kultur keluarga dengan dimensi feminin, 34 guru 13,9 berasal dari kultur keluarga dengan dimensi cukup feminin, 18 guru 7,3 berasal dari kultur keluarga dengan dimensi maskulin, dan 8 guru 3,3 berasal dari kultur keluarga dengan dimensi sangat maskulin. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden penelitian ini berasal dari kultur keluarga dengan dimensi feminin. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan nilai mean = 12,51837, median = 12, modus = 12, dan standar deviasi = 1,700009. 4 Uncertainty avoidance Berikut ini disajikan tabel deskripsi variabel kultur keluarga pada dimensi uncertainty avoidance lampiran 4, hal 167-206 Tabel 4.6 Deskripsi Variabel Kultur Keluarga Pada Dimensi Uncertainty Avoidance SMA Negeri 1 Wates Negeri 2 Wates Negeri 1 Sentolo Negeri 1 Pengasih No Interval Kategori f fr f fr f fr f fr 1 10 – 12 Sangat lemah 13 43,3 3 10 6 13,3 6 18,7 2 9 Lemah 7 23,3 3 10 4 8,9 10 31,3 3 8 Cukup 6 20 5 16,7 10 22,2 7 21,9 4 7 Kuat 4 13,4 7 23,3 6 13,3 3 9,4 5 7 Sangat Kuat 12 40 19 42,3 6 18,7 Jumlah 30 100 30 100 45 100 32 100 SMA PGRI Pengasih Sanjaya XIV BOPKRI Wates Ma’Arif Wates No Interval Kategori f fr f fr f fr f fr 1 10 – 12 Sangat lemah 10 18,2 2 9 Lemah 3 17,6 1 5,3 5 9,1 3 8 Cukup 1 5,9 5 29,4 2 10,5 14 25,4 4 7 Kuat 3 17,6 7 41,2 9 47,4 9 16,4 5 7 Sangat Kuat 10 58,9 5 29,4 7 36,,8 17 30,9 Jumlah 17 100 17 100 19 100 55 100 Total No Interval Kategori f fr 1 10 – 12 Sangat lemah 38 15,5 2 9 Lemah 33 13,5 3 8 Cukup kuat 50 20,4 4 7 Kuat 48 19,6 5 7 Sangat Kuat 76 31 Jumlah 245 100 Keterangan: f = Frekuensi fr = Frekuensi relatif Tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa 38 guru 15,5 berasal dari kultur keluarga dengan dimensi uncertainty avoidance sangat lemah, 33 guru 13,5 berasal dari kultur keluarga dengan dimensi uncertainty avoidance lemah, 50 guru 20,4 berasal dari kultur keluarga dengan dimensi uncertainty avoidance cukup kuat, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48 guru atau 19,6 berasal dari kultur keluarga dengan dimensi uncertainty avoidance kuat, dan 76 guru 31 berasal dari kultur keluarga dengan dimensi uncertainty avoidance sangat kuat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden penelitian ini berasal dari kultur keluarga dengan dimensi uncertainty avoidance sangat kuat. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan nilai mean = 5,555102, median = 7, modus = 6, dan standar deviasi = 1,901796. Berikut ini disajikan tabel deskripsi variabel kultur keluarga lampiran 4, hal 167-206 Tabel 4.7 Deskripsi Variabel Kultur Keluarga SMA Negeri 1 Wates Negeri 2 Wates Negeri 1 Sentolo Negeri 1 Pengasih No Interval Kategori f fr f fr f fr f fr 1 62 – 72 Sangat kondusif 4 13,4 1 3,3 2 54 – 61 Kondusif 19 63,3 12 40 10 22,2 18 56,3 3 48 – 53 Cukup 6 20 9 30 25 55,6 13 40,6 4 43 – 47 Tidak kondusif 8 26,7 10 22,2 1 3,1 5 43 Sangat tidak kondusif 1 3,3 Jumlah 30 100 30 100 45 100 32 100 SMA PGRI Pengasih Sanjaya XIV BOPKRI Wates Ma’Arif Wates No Interval Kategori f fr f fr f fr f fr 1 62 – 72 Sangat kondusif 2 54 – 61 Kondusif 2 11,8 13 23,6 3 48 – 53 Cukup 11 64,7 14 82,4 7 36,8 35 63,6 4 43 – 47 Tidak kondusif 4 23,5 3 17,6 12 63,2 7 12,8 5 43 Sangat tidak kondusif Jumlah 17 100 17 100 19 100 55 100 Total No Interval Kategori f fr 1 62 – 72 Sangat kondusif 5 2 2 54 – 61 Kondusif 74 30,2 3 48 – 53 Cukup kondusif 120 49 4 43 – 47 Tidak kondusif 45 18,4 5 43 Sangat tidak kondusif 1 0,4 Jumlah 245 100 Keterangan: f = Frekuensi fr = Frekuensi relatif Tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa 5 guru 2 berasal dari kultur keluarga yang sangat kondusif, 74 guru 30,2 berasal dari kultur keluarga yang kondusif, 120 guru 49 berasal dari kultur keluarga yang cukup kondusif, 45 guru 18,4 berasal dari kultur keluarga yang tidak kondusif, dan 1 guru 0,4 berasal dari kultur keluarga yang sangat tidak kondusif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden penelitian ini berasal dari kultur keluarga yang cukup kondusif. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan nilai mean = 51,66122, median = 51, modus = 53, dan standar deviasi = 4,475288. c. Kultur lingkungan kerja 1 Power distance Berikut ini disajikan tabel deskripsi variabel kultur lingkungan kerja pada dimensi power distance lampiran 4, hal 167-206 Tabel 4.8 Deskripsi Variabel Kultur Lingkungan Kerja Pada Dimensi Power Distance SMA Negeri 1 Wates Negeri 2 Wates Negeri 1 Sentolo Negeri 1 Pengasih No Interval Kategori f fr f fr f fr f fr 1 14 – 16 Sangat kecil 1 3,3 1 3,3 2 4,4 2 12 – 13 Kecil 10 33,3 8 26,7 13 28,9 8 25 3 11 Cukup 5 16,7 7 23,3 13 28,9 6 18,8 4 10 Besar 8 26,7 12 40 10 22,2 9 28,1 5 10 Sangat besar 6 20 2 6,7 7 15,6 9 28,1 Jumlah 30 100 30 100 45 100 32 100 SMA PGRI Pengasih Sanjaya XIV BOPKRI Wates Ma’Arif Wates No Interval Kategori f fr f fr f fr f fr 1 14 – 16 Sangat kecil 7 12,7 2 12 – 13 Kecil 1 5,9 6 35,3 2 10,5 17 30,9 3 11 Cukup 9 52,9 3 17,7 6 31,6 10 18,2 4 10 Besar 3 17,7 6 35,3 7 36,8 9 16,4 5 10 Sangat besar 4 23,5 2 11,7 4 21,1 12 21,8 Jumlah 17 100 17 100 19 100 55 100 Total No Interval Kategori f fr 1 14 – 16 Sangat kecil 11 4,5 2 12 – 13 Kecil 65 26,5 3 11 Cukup besar 59 24,1 4 10 Besar 64 26,1 5 10 Sangat besar 46 18,8 Jumlah 245 100 Keterangan: f = Frekuensi fr = Frekuensi relatif Tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa 11 guru 4,5 berasal dari kultur lingkungan kerja dengan dimensi power distance sangat kecil, 65 guru 26,5 berasal dari kultur lingkungan kerja dengan dimensi power distance kecil, 59 guru atau 24,1 berasal dari kultur lingkungan kerja dengan dimensi power distance cukup besar, 64 guru 26,1 berasal dari kultur lingkungan kerja dengan dimensi power distance besar, dan 46 guru 18,8 berasal dari kultur lingkungan kerja dengan dimensi power distance sangat besar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden penelitian ini berasal dari kultur lingkungan kerja dengan dimensi power distance kecil. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan nilai mean = 10,79592, median = 11, modus = 10, dan standar deviasi = 1,544153. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 Individualism vs collectivism Berikut ini disajikan tabel deskripsi variabel kultur lingkungan kerja pada dimensi individualism vs collectivism lampiran 4, hal 167-206 Tabel 4.9 Deskripsi Variabel Kultur Lingkungan Kerja Pada Dimensi Individualism vs Collectivism SMA Negeri 1 Wates Negeri 2 Wates Negeri 1 Sentolo Negeri 1 Pengasih No Interval Kategori f fr f fr f fr f fr 1 10 - 12 Sangat individualis 5 16,7 8 26,6 7 15,6 10 31,3 2 9 Individualis 7 23,3 11 36,7 18 40 10 31,3 3 8 Cukup 8 26,7 11 36,7 14 31,1 10 31,3 4 7 Kolektif 4 13,3 5 11,1 2 6,1 5 7 Sangat kolektif 6 20 1 2,2 Jumlah 30 100 30 100 45 100 32 100 SMA PGRI Pengasih Sanjaya XIV BOPKRI Wates Ma’Arif Wates No Interval Kategori f fr f fr f fr f fr 1 10 - 12 Sangat individualis 4 23,5 6 35,3 5 26,3 27 49,1 2 9 Individualis 10 58,8 4 23,5 4 21,1 7 12,8 3 8 Cukup 3 17,7 4 23,5 8 42,1 17 30,9 4 7 Kolektif 3 17,7 2 10,5 2 3,6 5 7 Sangat kolektif 2 3,6 Jumlah 17 100 17 100 19 100 32 100 Total No Interval Kategori f fr 1 10 - 12 Sangat individualis 72 29,4 2 9 Individualis 71 29 3 8 Cukup individualis 75 30,6 4 7 Kolektif 18 7,3 5 7 Sangat kolektif 9 3,7 Jumlah 245 100 Keterangan: f = Frekuensi fr = Frekuensi relatif Tabel 4.9 di atas menunjukkan bahwa 72 guru 29,4 berasal dari kultur lingkungan kerja dengan dimensi sangat individualis, 71 guru 29 berasal dari kultur lingkungan kerja dengan dimensi individualis, 75 guru 30,6 berasal dari kultur lingkungan kerja denga n dimensi cukup individualis, 18 guru 7,3 berasal dari kultur lingkungan kerja dengan dimensi kolektif, dan 9 guru 3,7 berasal dari kultur lingkungan kerja dengan dimensi sangat kolektif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden penelitian ini berasal dari kultur lingkungan kerja dengan dimensi cukup individualis. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan nilai mean = 8,877551, median = 9, modus = 8, dan standar deviasi = 1,318728. 3 Femininity vs masculinity Berikut ini disajikan tabel deskripsi variabel kultur lingkungan kerja pada dimensi femininity vs masculinity lampiran 4, hal 167- 206 Tabel 4.10 Deskripsi Variabel Kultur Lingkungan Kerja Pada Dimensi Femininity vs Masculinity SMA Negeri 1 Wates Negeri 2 Wates Negeri 1 Sentolo Negeri 1 Pengasih No Interval Kategori f fr f fr f fr f fr 1 14 – 16 Sangat feminin 5 16,7 7 23,3 5 11,1 7 21,9 2 12 – 13 Feminin 13 43,3 17 56,7 20 44,5 17 53,1 3 11 Cukup 9 30 6 20 14 31,1 6 18,8 4 10 Maskulin 3 10 6 13,3 2 6,2 5 10 Sangat maskulin Jumlah 30 100 30 100 45 100 32 100 SMA PGRI Pengasih Sanjaya XIV BOPKRI Wates Ma’Arif Wates No Interval Kategori f fr f fr f fr f fr 1 14 – 16 Sangat feminin 2 11,8 4 23,5 2 10,5 16 29,1 2 12 – 13 Feminin 12 70,6 7 41,2 4 21,1 28 50,9 3 11 Cukup 3 17,6 5 29,4 11 57,9 4 7,3 4 10 Maskulin 1 5,9 2 10,5 5 9,1 5 10 Sangat maskulin 2 3,6 Jumlah 17 100 17 100 19 100 55 100 Total No Interval Kategori f fr 1 14 – 16 Sangat feminin 48 19,5 2 12 – 13 Feminin 118 48,2 3 11 Cukup feminin 58 23,7 4 10 Maskulin 19 7,8 5 10 Sangat maskulin 2 0,8 Jumlah 245 100 Keterangan: f = Frekuensi fr = Frekuensi relatif Tabel 4.10 di atas menunjukkan bahwa 48 guru 19,5 berasal dari kultur lingkungan kerja dengan dimensi sangat feminin, 118 guru 48,2 berasal dari kultur lingkungan kerja dengan dimensi feminin, 58 guru 23,7 berasal dari kultur lingkungan kerja dengan dimensi cukup feminin, 19 guru 7,8 berasal dari kultur lingkungan kerja dengan dimensi maskulin, dan 2 guru 0,8 berasal dari kultur lingkungan kerja dengan dimensi sangat maskulin. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden penelitian ini berasal dari kultur lingkungan kerja dengan dimensi feminin. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan nilai mean = 12,24898, median = 12, modus = 12, dan standar deviasi = 1,425488. 4 Uncertainty avoidance Berikut ini disajikan tabel deskripsi variabel kultur lingkungan kerja pada dimensi uncertainty avoidance lampiran 4, hal 167- 206 Tabel 4.11 Deskripsi Variabel Kultur Lingkungan Kerja Pada Dimensi Uncertainty Avoidance SMA Negeri 1 Wates Negeri 2 Wates Negeri 1 Sentolo Negeri 1 Pengasih No Interval Kategori f fr f fr f fr f fr 1 17 – 20 Sangat lemah 2 6,7 4 13,3 10 22,2 3 9,3 2 15 – 16 Lemah 9 30 14 46,7 11 24,4 11 34,4 3 13 – 14 Cukup 13 43,3 8 26,6 15 33,3 14 43,7 4 12 Kuat 4 13,3 2 6,7 5 11,2 1 3,3 5 12 Sangat Kuat 2 6,7 2 6,7 4 8,9 3 9,3 Jumlah 30 100 30 100 45 100 32 100 SMA PGRI Pengasih Sanjaya XIV BOPKRI Wates Ma’Arif Wates No Interval Kategori f fr f fr f fr f fr 1 17 – 20 Sangat lemah 4 23,5 19 34,5 2 15 – 16 Lemah 3 17,7 5 29,4 2 10,5 25 45,5 3 13 – 14 Cukup 10 58,8 9 52,9 14 73,7 9 16,4 4 12 Kuat 3 17,7 2 10,5 2 3,6 5 12 Sangat Kuat 1 5,3 Jumlah 17 100 17 100 19 100 55 100 Total No Interval Kategori f fr 1 17 – 20 Sangat lemah 42 17,1 2 15 – 16 Lemah 80 32,6 3 13 – 14 Cukup lemah 92 37,6 4 12 Kuat 19 7,8 5 12 Sangat Kuat 12 4,9 Jumlah 245 100 Keterangan: f = Frekuensi fr = Frekuensi relatif Tabel 4.11 di atas menunjukkan bahwa 42 guru 17,1 berasal dari kultur lingkungan kerja dengan dimensi uncertainty avoidance sangat lemah, 80 guru 32,6 berasal dari kultur lingkungan kerja dengan dimensi uncertainty avoidance lemah, 92 guru 37,6 berasal dari kultur lingkungan kerja dengan dimensi uncertainty avoidance cukup lemah, 19 guru 7,8 berasal dari kultur lingkungan kerja dengan dimensi uncertainty avoidance kuat, dan 12 guru 4,9 berasal dari kultur lingkungan kerja dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dimensi uncertainty avoidance sangat kuat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden penelitian ini berasal dari kultur lingkungan kerja dengan dimensi uncertainty avoidance cukup lemah. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan nilai mean = 14,64898, median = 14, modus = 14, dan standar deviasi = 2,020197. Berikut ini disajikan tabel deskripsi variabel kultur lingkungan kerja lampiran 4, hal 167-206 Tabel 4.12 Deskripsi Variabel Kultur Lingkungan Kerja SMA Negeri 1 Wates Negeri 2 Wates Negeri 1 Sentolo Negeri 1 Pengasih No Interval Kategori f fr f fr f fr f fr 1 55 – 64 Sangat kondusif 1 3,3 3 10 2 48 – 54 Kondusif 9 30 9 30 10 22,2 10 31,2 3 43 – 47 Cukup 10 33,3 17 56,7 31 68,9 19 59,4 4 38 – 42 Tidak kondusif 8 26,7 1 3,3 4 8,9 3 9,4 5 38 Sangat tidak kondusif 2 6,7 Jumlah 30 100 30 100 45 100 32 100 SMA PGRI Pengasih Sanjaya XIV BOPKRI Wates Ma’Arif Wates No Interval Kategori f fr f fr f fr f fr 1 55 – 64 Sangat kondusif 1 1,8 2 48 – 54 Kondusif 6 35,3 6 35,3 1 5,3 35 63,6 3 43 – 47 Cukup 9 52,9 7 41,2 16 84,2 18 32,8 4 38 – 42 Tidak kondusif 2 11,8 4 23,5 2 10,5 1 1,8 5 38 Sangat tidak kondusif Jumlah 17 100 17 100 19 100 55 100 Total No Interval Kategori f fr 1 55 – 64 Sangat kondusif 5 2,1 2 48 – 54 Kondusif 86 35,1 3 43 – 47 Cukup kondusif 127 51,8 4 38 – 42 Tidak kondusif 25 10,2 5 38 Sangat tidak kondusif 2 0,8 Jumlah 245 100 Keterangan: f = Frekuensi fr = Frekuensi relatif PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 4.12 di atas menunjukkan bahwa 5 guru 2,1 berasal dari kultur lingkungan kerja sangat kondusif, 86 guru 35,1 berasal dari kultur lingkungan kerja kondusif, 127 guru 51,8 berasal dari kultur lingkungan kerja cukup kondus if, 25 guru 10,2 berasal dari kultur lingkungan kerja tidak kondusif, dan 2 guru 0,8 berasal dari kultur lingkungan kerja sangat tidak kondusif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden penelitian ini berasal dari kultur lingkungan kerja cukup kondusif. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan nilai mean = 46,57143, median = 46, modus = 46, dan standar deviasi = 3,857078. d. Kultur lingkungan masyarakat 1 Power distance Berikut ini disajikan tabel deskripsi variabel kultur lingkungan masyarakat pada dimensi power distance lampiran 4, hal 167-206 Tabel 4.13 Deskripsi Variabel Kultur Lingkungan Masyarakat Pada Dimensi Power Distance SMA Negeri 1 Wates Negeri 2 Wates Negeri 1 Sentolo Negeri 1 Pengasih No Interval Kategori f fr f fr f fr f fr 1 17 – 20 Sangat kecil 9 30 8 26,7 3 6,7 4 12,5 2 15 – 16 Kecil 13 43,4 12 40 15 33,3 10 31,3 3 13 -14 Cukup 6 20 8 26,7 18 40 12 37,5 4 12 Besar 1 3,3 1 2,2 1 3,1 5 12 Sangat besar 1 3,3 2 6,6 8 17,8 5 15,6 Jumlah 30 100 30 100 45 100 32 100 SMA PGRI Pengasih Sanjaya XIV BOPKRI Wates Ma’Arif Wates No Interval Kategori f fr f fr f fr f fr 1 17 – 20 Sangat kecil 2 10,5 9 16,4 2 15 – 16 Kecil 5 29,4 6 35,3 9 47,4 20 36,3 3 13 -14 Cukup 11 64,7 6 35,3 7 36,8 11 20 4 12 Besar 1 5,9 9 16,4 5 12 Sangat besar 5 29,4 1 5,3 6 10,9 Jumlah 17 100 17 100 19 100 55 100 Total No Interval Kategori f fr 1 17 – 20 Sangat kecil 35 14,3 2 15 – 16 Kecil 90 36,7 3 13 -14 Cukup kecil 79 32,3 4 12 Besar 13 5,3 5 12 Sangat besar 28 11,4 Jumlah 245 100 Keterangan: f = Frekuensi fr = Frekuensi relatif Tabel 4.13 di atas menunjukkan bahwa 35 guru 14,3 berasal dari kultur lingkungan masyarakat dengan dimensi power distance sangat kecil, 90 guru 36,7 berasal dari kultur lingkungan masyarakat dengan dimensi power distance kecil, 79 guru 32,3 berasal dari kultur lingkungan masyarakat dengan dimensi power distance cukup kecil, 13 guru 5,3 berasal dari kultur lingkungan masyarakat dengan dimensi power distance besar, dan 28 guru 11,4 berasal dari kultur lingkungan masyarakat dengan dimensi power distance sangat besar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden penelitian ini berasal dari kultur lingkungan masyarakat dengan dimensi power distance kecil. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan nilai mean = PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14,7347, median = 15, modus = 15, dan standar deviasi = 2,190776. 2 Individualism vs collectivism Berikut ini disajikan tabel deskripsi variabel kultur lingkungan masyarakat pada dimensi individualism vs collectivism lampiran 4, hal 167-206 Tabel 4.14 Deskripsi Variabel Kultur Lingkungan Masyarakat Pada Dimensi Individualism vs Collectivism SMA Negeri 1 Wates Negeri 2 Wates Negeri 1 Sentolo Negeri 1 Pengasih No Interval Kategori f fr f fr f fr f fr 1 17 – 20 Sangat individualis 3 10 1 2,2 3 9,4 2 15 – 16 Individualis 2 6,6 1 3,3 5 11,1 3 9,4 3 13 – 14 Cukup 11 36,7 8 26,7 26 57,8 16 50 4 12 Kolektif 5 16,7 7 23,3 9 20 5 15,6 5 12 Sangat kolektif 9 30 14 46,7 4 8,9 5 15,6 Jumlah 30 100 30 100 45 100 32 100 SMA PGRI Pengasih Sanjaya XIV BOPKRI Wates Ma’Arif Wates No Interval Kategori f fr f fr f fr f fr 1 17 – 20 Sangat individualis 1 5,9 1 5,2 1 1,9 2 15 – 16 Individualis 1 5,9 3 15,8 16 29,1 3 13 – 14 Cukup 5 29,4 9 52,9 1 5,3 22 40 4 12 Kolektif 10 58,8 5 29,4 8 42,1 8 14,5 5 12 Sangat kolektif 2 11,8 1 5,9 6 31,6 8 14,5 Jumlah 17 100 17 100 19 100 55 100 Total No Interval Kategori f fr 1 17 – 20 Sangat individualis 10 4,1 2 15 – 16 Individualis 31 12,6 3 13 – 14 Cukup kolektif 98 40 4 12 Kolektif 57 23,3 5 12 Sangat kolektif 49 20 Jumlah 245 100 Keterangan: f = Frekuensi fr = Frekuensi relatif Tabel 4.14 di atas menunjukkan bahwa 10 guru 4,1 berasal dari kultur lingkungan masyarakat denga n dimensi sangat individualis, 31 guru 12,6 berasal dari kultur lingkungan masyarakat dengan dimensi individualis, 98 guru 40 berasal dari kultur lingkungan masyarakat dengan dimensi cukup kolektif, 57 guru 23,3 berasal dari kultur lingkungan masyarakat dengan dimensi kolektif, dan 49 guru 20 berasal dari kultur lingkungan masyarakat dengan dimensi sangat kolektif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden penelitian ini berasal dari kultur lingkungan masyarakat dengan dimensi cukup individualis. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan nilai mean = 12,9551, median = 13, modus = 12, dan standar deviasi = 1,820316. 3 Femininity vs masculinity Berikut ini disajikan tabel deskripsi variabel kultur lingkungan masyarakat pada dimensi femininity vs masculinity lampiran 4, hal 167-206 Tabel 4.15 Deskripsi Variabel Kultur Lingkungan Masyarakat Pada Dimensi Femininity vs Masculinity SMA Negeri 1 Wates Negeri 2 Wates Negeri 1 Sentolo Negeri 1 Pengasih No Interval Kategori f fr f fr f fr f fr 1 17 – 20 Sangat feminin 5 16,7 12 40 10 22,2 7 21,9 2 15 – 16 Feminin 4 13,3 8 26,7 11 24,4 13 40,6 3 13 – 14 Cukup 18 60 10 33,3 19 42,2 9 28,1 4 12 Maskulin 3 10 3 6,7 2 6,3 5 12 Sangat maskulin 2 4,5 1 3,1 Jumlah 30 100 30 100 45 100 32 100 SMA PGRI Pengasih Sanjaya XIV BOPKRI Wates Ma’Arif Wates No Interval Kategori f fr f fr f fr f fr 1 17 – 20 Sangat feminin 1 5,9 3 17,6 11 20 2 15 – 16 Feminin 4 23,5 13 76,5 5 26,3 14 25,5 3 13 – 14 Cukup 12 70,6 1 5,9 10 52,7 24 43,7 4 12 Maskulin 2 10,5 3 5,4 5 12 Sangat maskulin 2 10,5 3 5,4 Jumlah 17 100 17 100 19 100 55 100 Total No Interval Kategori f fr 1 17 – 20 Sangat feminin 49 20 2 15 – 16 Feminin 72 29,4 3 13 – 14 Cukup feminin 103 42 4 12 Maskulin 13 5,3 5 12 Sangat maskulin 8 3,3 Jumlah 245 100 Keterangan: f = Frekuensi fr = Frekuensi relatif Tabel 4.15 di atas menunjukkan bahwa 49 guru 20 berasal dari kultur lingkungan masyarakat dengan dimensi sangat feminin, 72 guru 29,4 berasal dari kultur lingkungan masyarakat dengan dimensi feminin, 103 guru 42 berasal dari kultur lingkungan masyarakat dengan dimensi cukup feminin, 13 guru 5,3 berasal dari kultur lingkungan masyarakat dengan dimensi maskulin, dan 8 guru 3,3 berasal dari kultur lingkungan masyarakat dengan dimensi sangat maskulin. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden penelitian ini berasal dari kultur lingkungan masyarakat dengan dimensi cukup feminin. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan nilai mean = 14,80408, median = 14, modus = 14, dan standar deviasi = 1,948724. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4 Uncertainty avoidance Berikut ini disajikan tabel deskripsi variabel kultur lingkungan masyarakat pada dimensi uncertainty avoidance lampiran 4, hal 167-206 Tabel 4.16 Deskripsi Variabel Kultur Lingkungan Masyarakat Pada Dimensi Uncertainty Avoidance SMA Negeri 1 Wates Negeri 2 Wates Negeri 1 Sentolo Negeri 1 Pengasih No Interval Kategori f fr f fr f fr f fr 1 10 – 12 Sangat lemah 8 26,7 12 26,7 6 18,7 2 9 Lemah 6 20 12 40 10 22,2 4 12,5 3 8 Cukup 13 43,3 15 50 21 46,7 16 50 4 7 Kuat 2 6,7 1 2,2 3 9,4 5 7 Sangat Kuat 1 3,3 3 10 1 2,2 3 9,4 Jumlah 30 100 30 100 45 100 32 100 SMA PGRI Pengasih Sanjaya XIV BOPKRI Wates Ma’Arif Wates No Interval Kategori f fr f fr f fr f fr 1 10 – 12 Sangat lemah 2 11,8 3 17,6 4 21,1 18 32,7 2 9 Lemah 3 17,6 6 35,3 2 10,5 19 34,6 3 8 Cukup 10 58,8 8 47,1 7 36,8 14 25,5 4 7 Kuat 2 11,8 1 5,3 2 3,6 5 7 Sangat Kuat 5 26,3 2 3,6 Jumlah 17 100 17 100 19 100 55 100 Total No Interval Kategori f fr 1 10 – 12 Sangat lemah 53 21,6 2 9 Lemah 62 25,3 3 8 Cukup lemah 104 42,,5 4 7 Kuat 11 4,5 5 7 Sangat Kuat 15 6,1 Jumlah 245 100 Keterangan: f = Frekuensi fr = Frekuensi relatif Tabel 4.16 di atas menunjukkan bahwa 53 guru 21,6 berasal dari kultur lingkungan masyarakat dengan dimensi uncertainty avoidance sangat lemah, 62 guru 25,3 berasal dari kultur lingkungan masyarakat dengan dimensi uncertainty avoidance PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI lemah, 104 guru 42,5 berasal dari kultur lingkungan masyarakat dengan dimensi uncertainty avoidance cukup lemah, 11 guru 4,5 berasal dari kultur lingkungan masyarakat dengan dimensi uncertainty avoidance kuat, dan 15 guru 6,1 berasal dari kultur lingkungan masyarakat dengan dimensi uncertainty avoidance sangat kuat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden penelitian ini berasal dari kultur lingkungan masyarakat dengan dimensi uncertainty avoidance cukup lemah. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan nilai mean = 8,62449, median = 8, modus = 8, dan standar deviasi = 1,342027. Berikut ini disajikan tabel deskripsi variabel kultur lingkungan masyarakat lampiran 4, hal 167-206 Tabel 4.17 Deskripsi Variabel Kultur Lingkungan Masyarakat SMA Negeri 1 Wates Negeri 2 Wates Negeri 1 Sentolo Negeri 1 Pengasih No Interval Kategori f fr f fr f fr f fr 1 62 – 72 Sangat kondusif 3 10 1 2,2 2 54 – 61 Kondusif 6 20 11 36,7 7 15,6 7 21,9 3 48 – 53 Cukup kondusif 15 50 13 43,3 28 62,2 20 62,5 4 43 – 47 Tidak kondusif 6 20 6 20 9 20 4 12,5 5 43 Sangat tidak kondusif 1 3,1 Jumlah 30 100 30 100 45 100 32 100 SMA PGRI Pengasih Sanjaya XIV BOPKRI Wates Ma’Arif Wates No Interval Kategori f fr f fr f fr f fr 1 62 – 72 Sangat kondusif 2 54 – 61 Kondusif 2 11,7 5 29,4 4 21 19 34,5 3 48 – 53 Cukup kondusif 8 47,1 8 47,1 6 31,6 27 49,1 4 43 – 47 Tidak kondusif 6 35,3 4 23,5 9 47,4 9 16,4 5 43 Sangat tidak kondusif 1 5,9 Jumlah 17 100 17 100 19 100 55 100 Total No Interval Kategori f fr 1 62 – 72 Sangat kondusif 4 1,6 2 54 – 61 Kondusif 61 24,9 3 48 – 53 Cukup kondusif 125 51 4 43 – 47 Tidak kondusif 53 21,6 5 43 Sangat tidak kondusif 2 0,8 Jumlah 245 100 Keterangan: f = Frekuensi fr = Frekuensi relatif Tabel 4.17 di atas menunjukkan bahwa 4 guru 1,6 berasal dari kultur lingkungan masyarakat yang sangat kondusif, 61 guru 24,9 berasal dari kultur lingkungan masyarakat yang kondusif, 125 guru 51 berasal dari kultur lingkungan masyarakat yang cukup kondusif, 53 guru 21,6 berasal dari kultur lingkungan masyarakat yang tidak kondusif, dan 2 guru 0,8 berasal dari kultur lingkungan masyarakat yang sangat tidak kondusif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden penelitian ini berasal dari kultur lingkungan masyarakat yang cukup kondusif. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan nilai mean = 50,85714, median = 51, modus = 51, dan standar deviasi = 4,304972. e. Locus of control Berikut ini disajikan tabel deskripsi variabel locus of control lampiran 4, hal 167-206 Tabel 4.18 Deskripsi Variabel Locus of Control SMA Neegeri 1 Wates Negeri 2 Wates Negeri 1 Sentolo Negeri 1 Pengasih No Interval Kategori f fr f fr f fr f fr 1 13 – 25 Internal 8 26,7 5 16,7 10 22,2 16 50 2 0 – 12 Eksternal 22 73,3 25 83,3 35 77,8 16 50 Jumlah 30 100 30 100 45 100 32 100 SMA PGRI Pengasih Sanjaya XIV BOPKRI Wates Ma’Arif Wates No Interval Kategori f fr f fr f fr f fr 1 13 – 25 Internal 6 35,3 13 76,5 10 52,6 11 20 2 0 – 12 Eksternal 11 64,7 4 23,5 9 47,4 44 80 Jumlah 17 100 17 100 19 100 55 100 Total No Interval Kategori f fr 1 13 – 25 Internal 79 32,2 2 0 – 12 Eksternal 166 67,8 Jumlah 245 100 Keterangan: f = Frekuensi fr = Frekuensi relatif Tabel 4.18 di atas menunjukkan bahwa locus of control dari 79 guru 32,2 terkategorikan internal, dan 166 guru 67,8 terkategorikan eksternal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden penelitian ini terkategorikan guru dengan locus of control eksternal. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan nilai mean = 10,66939, median = 11, modus =12, dan standar deviasi = 3,936078.

B. Analisis Data

Dokumen yang terkait

Pengaruh jenis kelamin dan locus of control terhadap hubungan kultur keluarga, kultur lingkungan kerja, dan kultur lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional guru : survei pada guru SMA di Kabupaten Sleman, DIY.

0 1 271

Pengaruh locus of control, kultur keluarga, dan kultur sekolah pada hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa : survey siswa-siswi SMP negeri dan swasta di Kabupaten Kulon Progo.

0 1 294

Pengaruh jenis kelamin locus of control terhadap hubungan kultur keluarga, kultur lingkungan kerja, dan kultur lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional guru : survei guru SMA di Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta.

0 0 276

SKRIPSI PENGARUH KULTUR LINGKUNGAN KERJA DAN LOCUS OF CONTROL PADA HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KUALITAS PELAYANAN KARYAWAN

0 0 205

PENGARUH JENIS KELAMIN DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP HUBUNGAN KULTUR KELUARGA, KULTUR LINGKUNGAN KERJA, DAN KULTUR LINGKUNGAN MASYARAKAT DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL GURU Survei: Guru SMA di Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta SKRIPSI Diajukan untu

0 0 274

Pengaruh jenis kelamin dan locus of control terhadap hubungan kultur keluarga, kultur lingkungan kerja, dan kultur lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional guru : survei pada guru SMA di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta - USD Repository

0 0 291

PENGARUH KULTUR LINGKUNGAN KERJA DAN LOCUS OF CONTROL PADA HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KUALITAS PELAYANAN KARYAWAN

0 2 203

PENGARUH KULTUR LINGKUNGAN KERJA DAN LOCUS OF CONTROL PADA HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KUALITAS PELAYANAN KARYAWAN

0 0 210

Pengaruh jenis kelamin dan locus of control terhadap hubungan kultur keluarga, kultur lingkungan kerja, dan kultur lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional guru : survei pada guru SMA di Kabupaten Sleman, DIY - USD Repository

0 0 269

Pengaruh jenis kelamin dan locus of control terhadap hubungan kultur keluarga, kultur lingkungan kerja, dan kultur lingkungan masayarakat dengan kecerdasan emosional guru : survei pada guru SMA di Kodya Yogyakarta, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta - US

0 0 268