85
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilaksanakan pada bula n Desember 2006 di SMA Negeri 1 Wates, SMA Negeri 2 Wates, SMA Negeri 1 Pengasih, SMA Negeri 1 Sentolo,
SMA BOPKRI Wates, SMA Sanjaya XIV Nanggulan, SMA PGRI Pengasih, dan SMA Ma’Arif Wates. Jumlah responden penelitian ini adalah 263 guru. Dari
jumlah tersebut, 245 guru menjawab secara lengkap kuesioner penelitian. Sisanya sebanyak 18 kuesioner tidak dapat menjadi sumber data penelitian oleh sebab
tidak dikembalikan atau tidak semua butir pertanyaan dalam penelitian ini diisi secara lengkap oleh responden. Berikut ini disajikan deskripsi data dan variabel
penelitian ini.
A. Deskripsi Data
1. Deskripsi Responden Penelitian Berikut ini disajikan tabel deskripsi jenis kelamin responden lampiran 4,
hal 167-206
Tabel 4.1 Deskripsi Jenis Kelamin Responden
SMA Negeri
1 Wates Negeri
2 Wates Negeri
1 Sentolo Negeri
1 Pengasih No
Jenis Kelamin f
fr f
fr f
fr f
fr 1
Laki-laki 16
53,3 10
33,3 17
37,8 17
53,1 2
Perempuan 14
46,7 20
66,7 28
62,2 15
46,9 Jumlah
30 100
30 100
45 100
32 100
SMA PGRI Pengasih
Sanjaya XIV BOPKRI Wates
Ma’Arif Wates No
Jenis Kelamin f
fr f
fr f
fr f
fr 1
Laki-laki 7
41,2 8
47,1 10
52,6 25
45,4 2
Perempuan 10
58,8 9
52,9 9
47,4 30
54,6 Jumlah
17 100
17 100
19 100
55 100
Total No
Jenis Kelamin f
fr 1
Laki-laki 110
44,9 2
Perempuan 135
55,1 Jumlah
245 100
Keterangan: f
= Frekuensi fr = Frekuensi relatif
Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa jumlah responden yang berjenis kelamin laki- laki adalah 110 guru 44,9, sedangkan jumlah reponden
yang berjenis kelamin perempuan adalah 135 guru 55,1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden penelitian
ini adalah perempuan.
2. Deskripsi Variabel Penelitian a. Kecerdasan emosional
Berikut ini disajikan tabel deskripsi variabel kecerdasan emosional lampiran 4, hal 167-206
Tabel 4.2 Deskripsi Variabel Kecerdasan Emosional
SMA Negeri
1 Wates Negeri
2 Wates Negeri
1 Sentolo Negeri
1 Pengasih No
Interval Kategori
f fr
f fr
f fr
f fr
1 82 - 96
Sangat Tinggi 8
26,7 2
4,4 4
12,5 2
72 - 81 Tinggi
12 40
22 73,4
26 57,8
21 65,6
3 64 - 71
Cukup 9
30 7
23,3 14
31,1 7
21,9 4
57 - 63 Rendah
1 3,3
1 3,3
3 6,7
5 57
Sangat Rendah Jumlah
30 100
30 100
45 100
32 100
SMA PGRI
Pengasih Sanjaya XIV
BOPKRI Wates
Ma’Arif Wates
No Interval
Kategori f
fr f
fr f
fr f
fr 1
82 - 96 Sangat Tinggi
2 72 - 81
Tinggi 16
94,1 8
47,1 14
73,7 25
45,5 3
64 - 71 Cukup
1 5,9
9 52,9
5 26,3
25 45,5
4 57 - 63
Rendah 4
7,2 5
57 Sangat Rendah
1 1,8
Jumlah 17
100 17
100 19
100 55
100 Total
No Interval
Kategori f
fr 1
82 - 96 Sangat Tinggi
14 5,7
2 72 - 81
Tinggi 144
58,8 3
64 - 71 Cukup tinggi
77 31,4
4 57 - 63
Rendah 9
3,7 5
57 Sangat Rendah
1 0,4
Jumlah 245
100
Keterangan: f
= Frekuensi fr = Frekuensi relatif
Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa tingkat kecerdasan emosional dari 14 guru 5,7 terkategorikan sangat tinggi, 144 guru 58,8
terkategorikan tinggi, 77 guru 31,4 terkategorikan cukup tinggi, 9 guru 3,7 terkategorikan rendah, dan 1 guru 0,4 terkategorikan
sangat rendah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden penelitian ini terkategorikan guru dengan tingkat
kecerdasan emosional tinggi. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan nilai mean = 73,61224, median = 73, modus = 72, dan standar deviasi
= 5,777345. b. Kultur keluarga
1 Power distance
Berikut ini disajikan tabel deskripsi variabel kultur keluarga pada dimensi power distance lampiran 4, hal 167-206
Tabel 4.3 Deskripsi Variabel Kultur Keluarga Pada Dimensi Power Distance
SMA Negeri
1 Wates Negeri
2 Wates Negeri
1 Sentolo Negeri
1 Pengasih No
Interval Kategori
f fr
f fr
f fr
f fr
1 14 – 16
Sangat kecil 8
26,7 2
6,7 2
4,4 1
3,1 2
12 – 13 Kecil
16 53,3
13 43,3
25 55,6
17 53,1
3 11
Cukup kecil 2
6,7 9
30 11
24,5 10
31,3 4
10 Besar
3 10
5 16,7
6 13,3
3 9,4
5 10
Sangat besar 1
3,3 1
3,3 1
2,2 1
3,1 Jumlah
30 100
30 100
45 100
32 100
SMA PGRI
Pengasih Sanjaya XIV
BOPKRI Wates
Ma’Arif Wates
No Interval
Kategori f
fr f
fr f
fr f
fr 1
14 – 16 Sangat kecil
1 5,9
3 5,5
2 12 – 13
Kecil 10
58,8 11
64,7 6
31,6 25
45,5 3
11 Cukup kecil
4 23,5
4 23,5
6 31,6
17 30,9
4 10
Besar 2
11,8 2
11,8 2
10,5 9
16,3 5
10 Sangat besar
5 26,3
1 1,8
Jumlah 17
100 17
100 19
100 55
100 Total
No Interval
Kategori f
fr 1
14 – 16 Sangat kecil
17 6,9
2 12 – 13
Kecil 123
50,2 3
11 Cukup kecil
63 25,7
4 10
Besar 32
13,1 5
10 Sangat besar
10 4,1
Jumlah 245
100
Keterangan: f
= Frekuensi fr = Frekuensi relatif
Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa 17 guru 6,9 berasal dari kultur keluarga dengan dimensi power distance sangat kecil, 123
guru 50,2 berasal dari kultur keluarga dengan dimensi power distance
kecil, 63 guru 25,7 berasal dari kultur keluarga dengan dimensi power distance cukup kecil, 32 guru 13,1 berasal dari
kultur keluarga dengan dimensi power distance besar, dan 10 guru 4,1 berasal dari kultur keluarga dimensi power distance sangat
besar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
responden penelitian ini berasal dari kultur keluarga dengan dimensi power distance kecil. Hal ini didukung oleh hasil
perhitungan nilai mean = 11,7102, median = 12, modus = 12, dan standar deviasi = 1,388513.
2 Individualism vs collectivism
Berikut ini disajikan tabel deskripsi variabel kultur keluarga pada dimensi individualism vs collectivism lampiran 4, hal 167-206
Tabel 4.4 Deskripsi Variabel Kultur Keluarga
Pada Dimensi Individualism vs Collectivism
SMA Negeri
1 Wates Negeri
2 Wates Negeri
1 Sentolo Negeri
1 Pengasih No
Interval Kategori
f fr
f fr
f fr
f fr
1 24 – 28
Sangat individualis
6 20
2 6,7
2 6,3
2 21 – 23
Individualis 11
36,7 12
40 8
17,8 13
40,6 3
19 – 20 Cukup
11 36,7
12 40
25 55,5
13 40,6
4 17 – 18
Kolektif 1
3,3 4
13,3 12
26,7 3
9,4 5
17 Sangat kolektif
1 3,3
1 3,1
Jumlah 30
100 30
100 45
100 32
100 SMA
PGRI Pengasih
Sanjaya XIV BOPKRI
Wates Ma’Arif
Wates No
Interval Kategori
f fr
f fr
f fr
f fr
1 24 – 28
Sangat individualis
2 21 – 23
Individualis 3
17,7 1
5,9 3
15,8 12
21,8 3
19 – 20 Cukup
10 58,8
6 35,3
10 52,6
31 56,4
4 17 – 18
Kolektif 4
23,5 10
58,8 6
31,6 12
21,8 5
17 Sangat kolektif
Jumlah 17
100 17
100 19
100 55
100 Total
No Interval
Kategori f
fr 1
24 – 28 Sangat individualis
10 4,1
2 21 – 23
Individualis 63
25,7 3
19 – 20 Cukup individualis
118 48,2
4 17 – 18
Kolektif 52
21,2 5
17 Sangat kolektif
2 0,8
Jumlah 245
100
Keterangan: f
= Frekuensi fr = Frekuensi relatif
Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa 10 guru 4,1 berasal dari kultur keluarga dengan dimensi sangat individualis, 63 guru
25,7 berasal dari kultur keluarga dengan dimensi individualis, 118 guru 48,2 berasal dari kultur keluarga dengan dimensi
cukup individualis, 52 guru 21,2 berasal dari kultur keluarga dengan dimensi kolektif, dan 2 guru 0,8 berasal dari kultur
keluarga dengan dimensi sangat kolektif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden penelitian ini berasal
dari kultur keluarga dengan dimensi cukup individualis. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan nilai mean = 19,87755, median =
20, modus = 19, dan standar deviasi = 2,006472. 3
Femininity vs masculinity Berikut ini disajikan tabel deskripsi variabel kultur keluarga pada
dimensi femininity vs masculinity lampiran 4, hal 167-206
Tabel 4.5 Deskripsi Variabel Kultur KeluargaPada Dimensi Femininity vs Masculinity
SMA Negeri
1 Wates Negeri
2 Wates Negeri
1 Sentolo Negeri
1 Pengasih No
Interval Kategori
f fr
f fr
f fr
f fr
1 14 – 16
Sangat feminin 14
46,7 14
46,7 7
15,6 11
34,4 2
12 – 13 Feminin
15 50
8 26,7
23 51,1
17 53,1
3 11
Cukup 2
6,7 11
24,4 4
12,5 4
10 Maskulin
5 16,6
4 8,9
5 10
Sangat maskulin 1
3,3 1
3,3 Jumlah
30 100
30 100
45 100
32 100
SMA PGRI
Pengasih Sanjaya XIV
BOPKRI Wates
Ma’Arif Wates
No Interval
Kategori f
fr f
fr f
fr f
fr 1
14 – 16 Sangat feminin
2 11,8
1 5,9
1 5,3
18 32,7
2 12 – 13
Feminin 9
52,9 14
82,3 2
10,5 29
52,7 3
11 Cukup
4 23,5
2 11,8
8 42,1
3 5,5
4 10
Maskulin 2
11,8 6
31,6 1
1,8 5
10 Sangat maskulin
2 10,5
4 7,3
Jumlah 17
100 17
100 19
100 55
100 Total
No Interval
Kategori f
fr 1
14 – 16 Sangat feminin
68 27,8
2 12 – 13
Feminin 117
47,7 3
11 Cukup feminin
34 13,9
4 10
Maskulin 18
7,3 5
10 Sangat maskulin
8 3,3
Jumlah 245
100
Keterangan: f
= Frekuensi fr = Frekuensi relatif
Tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa 68 guru 27,8 berasal dari
kultur keluarga dengan dimensi sangat feminin, 117 guru 47,7 berasal dari kultur keluarga dengan dimensi feminin, 34 guru
13,9 berasal dari kultur keluarga dengan dimensi cukup feminin, 18 guru 7,3 berasal dari kultur keluarga dengan
dimensi maskulin, dan 8 guru 3,3 berasal dari kultur keluarga dengan dimensi sangat maskulin. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar responden penelitian ini berasal dari kultur keluarga dengan dimensi feminin. Hal ini didukung oleh
hasil perhitungan nilai mean = 12,51837, median = 12, modus = 12, dan standar deviasi = 1,700009.
4 Uncertainty avoidance
Berikut ini disajikan tabel deskripsi variabel kultur keluarga pada dimensi uncertainty avoidance lampiran 4, hal 167-206
Tabel 4.6 Deskripsi Variabel Kultur Keluarga Pada Dimensi Uncertainty Avoidance
SMA Negeri
1 Wates Negeri
2 Wates Negeri
1 Sentolo Negeri
1 Pengasih No
Interval Kategori
f fr
f fr
f fr
f fr
1 10 – 12
Sangat lemah 13
43,3 3
10 6
13,3 6
18,7 2
9 Lemah
7 23,3
3 10
4 8,9
10 31,3
3 8
Cukup 6
20 5
16,7 10
22,2 7
21,9 4
7 Kuat
4 13,4
7 23,3
6 13,3
3 9,4
5 7
Sangat Kuat 12
40 19
42,3 6
18,7 Jumlah
30 100
30 100
45 100
32 100
SMA PGRI
Pengasih Sanjaya XIV
BOPKRI Wates
Ma’Arif Wates
No Interval
Kategori f
fr f
fr f
fr f
fr 1
10 – 12 Sangat lemah
10 18,2
2 9
Lemah 3
17,6 1
5,3 5
9,1 3
8 Cukup
1 5,9
5 29,4
2 10,5
14 25,4
4 7
Kuat 3
17,6 7
41,2 9
47,4 9
16,4 5
7 Sangat Kuat
10 58,9
5 29,4
7 36,,8
17 30,9
Jumlah 17
100 17
100 19
100 55
100 Total
No Interval
Kategori f
fr 1
10 – 12 Sangat lemah
38 15,5
2 9
Lemah 33
13,5 3
8 Cukup kuat
50 20,4
4 7
Kuat 48
19,6 5
7 Sangat Kuat
76 31
Jumlah 245
100
Keterangan: f
= Frekuensi fr = Frekuensi relatif
Tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa 38 guru 15,5 berasal dari kultur keluarga dengan dimensi uncertainty avoidance sangat
lemah, 33 guru 13,5 berasal dari kultur keluarga dengan dimensi uncertainty avoidance lemah, 50 guru 20,4 berasal dari
kultur keluarga dengan dimensi uncertainty avoidance cukup kuat, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48 guru atau 19,6 berasal dari kultur keluarga dengan dimensi uncertainty avoidance
kuat, dan 76 guru 31 berasal dari kultur keluarga dengan dimensi uncertainty avoidance sangat kuat.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden penelitian ini berasal dari kultur keluarga dengan
dimensi uncertainty avoidance sangat kuat. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan nilai mean = 5,555102, median = 7, modus = 6,
dan standar deviasi = 1,901796. Berikut ini disajikan tabel deskripsi variabel kultur keluarga
lampiran 4, hal 167-206
Tabel 4.7 Deskripsi Variabel Kultur Keluarga
SMA Negeri
1 Wates Negeri
2 Wates Negeri
1 Sentolo Negeri
1 Pengasih No
Interval Kategori
f fr
f fr
f fr
f fr
1 62 – 72
Sangat kondusif 4
13,4 1
3,3 2
54 – 61 Kondusif
19 63,3
12 40
10 22,2
18 56,3
3 48 – 53
Cukup 6
20 9
30 25
55,6 13
40,6 4
43 – 47 Tidak kondusif
8 26,7
10 22,2
1 3,1
5 43
Sangat tidak kondusif 1
3,3 Jumlah
30 100
30 100
45 100
32 100
SMA PGRI
Pengasih Sanjaya
XIV BOPKRI
Wates Ma’Arif
Wates No
Interval Kategori
f fr
f fr
f fr
f fr
1 62 – 72
Sangat kondusif 2
54 – 61 Kondusif
2 11,8
13 23,6
3 48 – 53
Cukup 11
64,7 14
82,4 7
36,8 35
63,6 4
43 – 47 Tidak kondusif
4 23,5
3 17,6
12 63,2
7 12,8
5 43
Sangat tidak kondusif Jumlah
17 100
17 100
19 100
55 100
Total No
Interval Kategori
f fr
1 62 – 72
Sangat kondusif 5
2 2
54 – 61 Kondusif
74 30,2
3 48 – 53
Cukup kondusif 120
49 4
43 – 47 Tidak kondusif
45 18,4
5 43
Sangat tidak kondusif 1
0,4 Jumlah
245 100
Keterangan: f = Frekuensi
fr = Frekuensi relatif
Tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa 5 guru 2 berasal dari kultur keluarga yang sangat kondusif, 74 guru 30,2 berasal dari
kultur keluarga yang kondusif, 120 guru 49 berasal dari kultur keluarga yang cukup kondusif, 45 guru 18,4 berasal dari kultur
keluarga yang tidak kondusif, dan 1 guru 0,4 berasal dari kultur keluarga yang sangat tidak kondusif. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden penelitian ini berasal dari kultur keluarga yang cukup kondusif. Hal ini didukung
oleh hasil perhitungan nilai mean = 51,66122, median = 51, modus = 53, dan standar deviasi = 4,475288.
c. Kultur lingkungan kerja 1
Power distance Berikut ini disajikan tabel deskripsi variabel kultur lingkungan
kerja pada dimensi power distance lampiran 4, hal 167-206
Tabel 4.8 Deskripsi Variabel Kultur Lingkungan Kerja Pada Dimensi Power Distance
SMA Negeri
1 Wates Negeri
2 Wates Negeri
1 Sentolo Negeri
1 Pengasih No
Interval Kategori
f fr
f fr
f fr
f fr
1 14 – 16
Sangat kecil 1
3,3 1
3,3 2
4,4 2
12 – 13 Kecil
10 33,3
8 26,7
13 28,9
8 25
3 11
Cukup 5
16,7 7
23,3 13
28,9 6
18,8 4
10 Besar
8 26,7
12 40
10 22,2
9 28,1
5 10
Sangat besar 6
20 2
6,7 7
15,6 9
28,1 Jumlah
30 100
30 100
45 100
32 100
SMA PGRI
Pengasih Sanjaya XIV
BOPKRI Wates
Ma’Arif Wates
No Interval
Kategori f
fr f
fr f
fr f
fr 1
14 – 16 Sangat kecil
7 12,7
2 12 – 13
Kecil 1
5,9 6
35,3 2
10,5 17
30,9 3
11 Cukup
9 52,9
3 17,7
6 31,6
10 18,2
4 10
Besar 3
17,7 6
35,3 7
36,8 9
16,4 5
10 Sangat besar
4 23,5
2 11,7
4 21,1
12 21,8
Jumlah 17
100 17
100 19
100 55
100 Total
No Interval
Kategori f
fr 1
14 – 16 Sangat kecil
11 4,5
2 12 – 13
Kecil 65
26,5 3
11 Cukup besar
59 24,1
4 10
Besar 64
26,1 5
10 Sangat besar
46 18,8
Jumlah 245
100
Keterangan: f
= Frekuensi fr = Frekuensi relatif
Tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa 11 guru 4,5 berasal dari kultur lingkungan kerja dengan dimensi power distance sangat
kecil, 65 guru 26,5 berasal dari kultur lingkungan kerja dengan dimensi power distance kecil, 59 guru atau 24,1 berasal dari
kultur lingkungan kerja dengan dimensi power distance cukup besar, 64 guru 26,1 berasal dari kultur lingkungan kerja dengan
dimensi power distance besar, dan 46 guru 18,8 berasal dari kultur lingkungan kerja dengan dimensi power distance sangat
besar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden penelitian ini berasal dari kultur lingkungan kerja
dengan dimensi power distance kecil. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan nilai mean = 10,79592, median = 11, modus = 10, dan
standar deviasi = 1,544153. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2 Individualism vs collectivism
Berikut ini disajikan tabel deskripsi variabel kultur lingkungan kerja pada dimensi individualism vs collectivism lampiran 4, hal
167-206
Tabel 4.9 Deskripsi Variabel Kultur Lingkungan Kerja
Pada Dimensi Individualism vs Collectivism
SMA Negeri
1 Wates Negeri
2 Wates Negeri
1 Sentolo Negeri
1 Pengasih No
Interval Kategori
f fr
f fr
f fr
f fr
1 10 - 12
Sangat individualis 5
16,7 8
26,6 7
15,6 10
31,3 2
9 Individualis
7 23,3
11 36,7
18 40
10 31,3
3 8
Cukup 8
26,7 11
36,7 14
31,1 10
31,3 4
7 Kolektif
4 13,3
5 11,1
2 6,1
5 7
Sangat kolektif 6
20 1
2,2 Jumlah
30 100
30 100
45 100
32 100
SMA PGRI
Pengasih Sanjaya XIV
BOPKRI Wates
Ma’Arif Wates
No Interval
Kategori f
fr f
fr f
fr f
fr 1
10 - 12 Sangat
individualis 4
23,5 6
35,3 5
26,3 27
49,1 2
9 Individualis
10 58,8
4 23,5
4 21,1
7 12,8
3 8
Cukup 3
17,7 4
23,5 8
42,1 17
30,9 4
7 Kolektif
3 17,7
2 10,5
2 3,6
5 7
Sangat kolektif 2
3,6 Jumlah
17 100
17 100
19 100
32 100
Total No
Interval Kategori
f fr
1 10 - 12
Sangat individualis 72
29,4 2
9 Individualis
71 29
3 8
Cukup individualis 75
30,6 4
7 Kolektif
18 7,3
5 7
Sangat kolektif 9
3,7 Jumlah
245 100
Keterangan: f
= Frekuensi fr = Frekuensi relatif
Tabel 4.9 di atas menunjukkan bahwa 72 guru 29,4 berasal dari kultur lingkungan kerja dengan dimensi sangat individualis, 71
guru 29 berasal dari kultur lingkungan kerja dengan dimensi individualis, 75 guru 30,6 berasal dari kultur lingkungan kerja
denga n dimensi cukup individualis, 18 guru 7,3 berasal dari kultur lingkungan kerja dengan dimensi kolektif, dan 9 guru
3,7 berasal dari kultur lingkungan kerja dengan dimensi sangat kolektif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar responden penelitian ini berasal dari kultur lingkungan kerja dengan dimensi cukup individualis. Hal ini didukung oleh hasil
perhitungan nilai mean = 8,877551, median = 9, modus = 8, dan standar deviasi = 1,318728.
3 Femininity vs masculinity
Berikut ini disajikan tabel deskripsi variabel kultur lingkungan kerja pada dimensi femininity vs masculinity lampiran 4, hal 167-
206
Tabel 4.10 Deskripsi Variabel Kultur Lingkungan Kerja
Pada Dimensi Femininity vs Masculinity
SMA Negeri
1 Wates Negeri
2 Wates Negeri
1 Sentolo Negeri
1 Pengasih No
Interval Kategori
f fr
f fr
f fr
f fr
1 14 – 16
Sangat feminin 5
16,7 7
23,3 5
11,1 7
21,9 2
12 – 13 Feminin
13 43,3
17 56,7
20 44,5
17 53,1
3 11
Cukup 9
30 6
20 14
31,1 6
18,8 4
10 Maskulin
3 10
6 13,3
2 6,2
5 10
Sangat maskulin Jumlah
30 100
30 100
45 100
32 100
SMA PGRI
Pengasih Sanjaya XIV
BOPKRI Wates
Ma’Arif Wates
No Interval
Kategori f
fr f
fr f
fr f
fr 1
14 – 16 Sangat feminin
2 11,8
4 23,5
2 10,5
16 29,1
2 12 – 13
Feminin 12
70,6 7
41,2 4
21,1 28
50,9 3
11 Cukup
3 17,6
5 29,4
11 57,9
4 7,3
4 10
Maskulin 1
5,9 2
10,5 5
9,1 5
10 Sangat maskulin
2 3,6
Jumlah 17
100 17
100 19
100 55
100
Total No
Interval Kategori
f fr
1 14 – 16
Sangat feminin 48
19,5 2
12 – 13 Feminin
118 48,2
3 11
Cukup feminin 58
23,7 4
10 Maskulin
19 7,8
5 10
Sangat maskulin 2
0,8 Jumlah
245 100
Keterangan: f
= Frekuensi fr = Frekuensi relatif
Tabel 4.10 di atas menunjukkan bahwa 48 guru 19,5 berasal
dari kultur lingkungan kerja dengan dimensi sangat feminin, 118 guru 48,2 berasal dari kultur lingkungan kerja dengan dimensi
feminin, 58 guru 23,7 berasal dari kultur lingkungan kerja dengan dimensi cukup feminin, 19 guru 7,8 berasal dari kultur
lingkungan kerja dengan dimensi maskulin, dan 2 guru 0,8 berasal dari kultur lingkungan kerja dengan dimensi sangat
maskulin. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden penelitian ini berasal dari kultur lingkungan kerja
dengan dimensi feminin. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan nilai mean = 12,24898, median = 12, modus = 12, dan standar
deviasi = 1,425488. 4
Uncertainty avoidance Berikut ini disajikan tabel deskripsi variabel kultur lingkungan
kerja pada dimensi uncertainty avoidance lampiran 4, hal 167- 206
Tabel 4.11 Deskripsi Variabel Kultur Lingkungan Kerja
Pada Dimensi Uncertainty Avoidance
SMA Negeri
1 Wates Negeri
2 Wates Negeri
1 Sentolo Negeri
1 Pengasih No
Interval Kategori
f fr
f fr
f fr
f fr
1 17 – 20
Sangat lemah 2
6,7 4
13,3 10
22,2 3
9,3 2
15 – 16 Lemah
9 30
14 46,7
11 24,4
11 34,4
3 13 – 14
Cukup 13
43,3 8
26,6 15
33,3 14
43,7 4
12 Kuat
4 13,3
2 6,7
5 11,2
1 3,3
5 12
Sangat Kuat 2
6,7 2
6,7 4
8,9 3
9,3 Jumlah
30 100
30 100
45 100
32 100
SMA PGRI
Pengasih Sanjaya XIV
BOPKRI Wates
Ma’Arif Wates
No Interval
Kategori f
fr f
fr f
fr f
fr 1
17 – 20 Sangat lemah
4 23,5
19 34,5
2 15 – 16
Lemah 3
17,7 5
29,4 2
10,5 25
45,5 3
13 – 14 Cukup
10 58,8
9 52,9
14 73,7
9 16,4
4 12
Kuat 3
17,7 2
10,5 2
3,6 5
12 Sangat Kuat
1 5,3
Jumlah 17
100 17
100 19
100 55
100 Total
No Interval
Kategori f
fr 1
17 – 20 Sangat lemah
42 17,1
2 15 – 16
Lemah 80
32,6 3
13 – 14 Cukup lemah
92 37,6
4 12
Kuat 19
7,8 5
12 Sangat Kuat
12 4,9
Jumlah 245
100
Keterangan: f
= Frekuensi fr = Frekuensi relatif
Tabel 4.11 di atas menunjukkan bahwa 42 guru 17,1 berasal dari kultur lingkungan kerja dengan dimensi uncertainty avoidance
sangat lemah, 80 guru 32,6 berasal dari kultur lingkungan kerja dengan dimensi uncertainty avoidance lemah, 92 guru 37,6
berasal dari kultur lingkungan kerja dengan dimensi uncertainty avoidance
cukup lemah, 19 guru 7,8 berasal dari kultur lingkungan kerja dengan dimensi uncertainty avoidance kuat, dan
12 guru 4,9 berasal dari kultur lingkungan kerja dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dimensi uncertainty avoidance sangat kuat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden penelitian ini
berasal dari kultur lingkungan kerja dengan dimensi uncertainty avoidance
cukup lemah. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan nilai mean = 14,64898, median = 14, modus = 14, dan standar
deviasi = 2,020197. Berikut ini disajikan tabel deskripsi variabel kultur lingkungan
kerja lampiran 4, hal 167-206
Tabel 4.12 Deskripsi Variabel Kultur Lingkungan Kerja
SMA Negeri
1 Wates Negeri
2 Wates Negeri
1 Sentolo Negeri
1 Pengasih No
Interval Kategori
f fr
f fr
f fr
f fr
1 55 – 64
Sangat kondusif 1
3,3 3
10 2
48 – 54 Kondusif
9 30
9 30
10 22,2
10 31,2
3 43 – 47
Cukup 10
33,3 17
56,7 31
68,9 19
59,4 4
38 – 42 Tidak kondusif
8 26,7
1 3,3
4 8,9
3 9,4
5 38
Sangat tidak kondusif 2
6,7 Jumlah
30 100
30 100
45 100
32 100
SMA PGRI
Pengasih Sanjaya
XIV BOPKRI
Wates Ma’Arif
Wates No
Interval Kategori
f fr
f fr
f fr
f fr
1 55 – 64
Sangat kondusif 1
1,8 2
48 – 54 Kondusif
6 35,3
6 35,3
1 5,3
35 63,6
3 43 – 47
Cukup 9
52,9 7
41,2 16
84,2 18
32,8 4
38 – 42 Tidak kondusif
2 11,8
4 23,5
2 10,5
1 1,8
5 38
Sangat tidak kondusif Jumlah
17 100
17 100
19 100
55 100
Total No
Interval Kategori
f fr
1 55 – 64
Sangat kondusif 5
2,1 2
48 – 54 Kondusif
86 35,1
3 43 – 47
Cukup kondusif 127
51,8 4
38 – 42 Tidak kondusif
25 10,2
5 38
Sangat tidak kondusif 2
0,8 Jumlah
245 100
Keterangan: f = Frekuensi
fr = Frekuensi relatif PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.12 di atas menunjukkan bahwa 5 guru 2,1 berasal dari kultur lingkungan kerja sangat kondusif, 86 guru 35,1 berasal
dari kultur lingkungan kerja kondusif, 127 guru 51,8 berasal dari kultur lingkungan kerja cukup kondus if, 25 guru 10,2
berasal dari kultur lingkungan kerja tidak kondusif, dan 2 guru 0,8 berasal dari kultur lingkungan kerja sangat tidak kondusif.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden penelitian ini berasal dari kultur lingkungan kerja cukup
kondusif. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan nilai mean = 46,57143, median = 46, modus = 46, dan standar deviasi =
3,857078. d. Kultur lingkungan masyarakat
1 Power distance Berikut ini disajikan tabel deskripsi variabel kultur lingkungan
masyarakat pada dimensi power distance lampiran 4, hal 167-206
Tabel 4.13 Deskripsi Variabel Kultur Lingkungan Masyarakat
Pada Dimensi Power Distance
SMA Negeri
1 Wates Negeri
2 Wates Negeri
1 Sentolo Negeri
1 Pengasih No
Interval Kategori
f fr
f fr
f fr
f fr
1 17 – 20
Sangat kecil 9
30 8
26,7 3
6,7 4
12,5 2
15 – 16 Kecil
13 43,4
12 40
15 33,3
10 31,3
3 13 -14
Cukup 6
20 8
26,7 18
40 12
37,5 4
12 Besar
1 3,3
1 2,2
1 3,1
5 12
Sangat besar 1
3,3 2
6,6 8
17,8 5
15,6 Jumlah
30 100
30 100
45 100
32 100
SMA PGRI
Pengasih Sanjaya
XIV BOPKRI
Wates Ma’Arif
Wates No
Interval Kategori
f fr
f fr
f fr
f fr
1 17 – 20
Sangat kecil 2
10,5 9
16,4 2
15 – 16 Kecil
5 29,4
6 35,3
9 47,4
20 36,3
3 13 -14
Cukup 11
64,7 6
35,3 7
36,8 11
20 4
12 Besar
1 5,9
9 16,4
5 12
Sangat besar 5
29,4 1
5,3 6
10,9 Jumlah
17 100
17 100
19 100
55 100
Total No
Interval Kategori
f fr
1 17 – 20
Sangat kecil 35
14,3 2
15 – 16 Kecil
90 36,7
3 13 -14
Cukup kecil 79
32,3 4
12 Besar
13 5,3
5 12
Sangat besar 28
11,4 Jumlah
245 100
Keterangan: f
= Frekuensi fr = Frekuensi relatif
Tabel 4.13 di atas menunjukkan bahwa 35 guru 14,3 berasal dari kultur lingkungan masyarakat dengan dimensi power distance
sangat kecil, 90 guru 36,7 berasal dari kultur lingkungan masyarakat dengan dimensi power distance kecil, 79 guru 32,3
berasal dari kultur lingkungan masyarakat dengan dimensi power distance
cukup kecil, 13 guru 5,3 berasal dari kultur lingkungan masyarakat dengan dimensi power distance besar, dan
28 guru 11,4 berasal dari kultur lingkungan masyarakat dengan dimensi power distance sangat besar. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar responden penelitian ini berasal dari kultur lingkungan masyarakat dengan dimensi power distance
kecil. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan nilai mean = PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14,7347, median = 15, modus = 15, dan standar deviasi = 2,190776.
2 Individualism vs collectivism Berikut ini disajikan tabel deskripsi variabel kultur lingkungan
masyarakat pada dimensi individualism vs collectivism lampiran 4, hal 167-206
Tabel 4.14 Deskripsi Variabel Kultur Lingkungan Masyarakat
Pada Dimensi Individualism vs Collectivism
SMA Negeri
1 Wates Negeri
2 Wates Negeri
1 Sentolo Negeri
1 Pengasih No
Interval Kategori
f fr
f fr
f fr
f fr
1 17 – 20
Sangat individualis 3
10 1
2,2 3
9,4 2
15 – 16 Individualis
2 6,6
1 3,3
5 11,1
3 9,4
3 13 – 14
Cukup 11
36,7 8
26,7 26
57,8 16
50 4
12 Kolektif
5 16,7
7 23,3
9 20
5 15,6
5 12
Sangat kolektif 9
30 14
46,7 4
8,9 5
15,6 Jumlah
30 100
30 100
45 100
32 100
SMA PGRI
Pengasih Sanjaya
XIV BOPKRI
Wates Ma’Arif
Wates No
Interval Kategori
f fr
f fr
f fr
f fr
1 17 – 20
Sangat individualis 1
5,9 1
5,2 1
1,9 2
15 – 16 Individualis
1 5,9
3 15,8
16 29,1
3 13 – 14
Cukup 5
29,4 9
52,9 1
5,3 22
40 4
12 Kolektif
10 58,8
5 29,4
8 42,1
8 14,5
5 12
Sangat kolektif 2
11,8 1
5,9 6
31,6 8
14,5 Jumlah
17 100
17 100
19 100
55 100
Total No
Interval Kategori
f fr
1 17 – 20
Sangat individualis 10
4,1 2
15 – 16 Individualis
31 12,6
3 13 – 14
Cukup kolektif 98
40 4
12 Kolektif
57 23,3
5 12
Sangat kolektif 49
20 Jumlah
245 100
Keterangan: f
= Frekuensi fr = Frekuensi relatif
Tabel 4.14 di atas menunjukkan bahwa 10 guru 4,1 berasal dari kultur lingkungan masyarakat denga n dimensi sangat individualis,
31 guru 12,6 berasal dari kultur lingkungan masyarakat dengan dimensi individualis, 98 guru 40 berasal dari kultur lingkungan
masyarakat dengan dimensi cukup kolektif, 57 guru 23,3 berasal dari kultur lingkungan masyarakat dengan dimensi kolektif,
dan 49 guru 20 berasal dari kultur lingkungan masyarakat dengan dimensi sangat kolektif. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar responden penelitian ini berasal dari kultur lingkungan masyarakat dengan dimensi cukup
individualis. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan nilai mean = 12,9551, median = 13, modus = 12, dan standar deviasi =
1,820316. 3 Femininity vs masculinity
Berikut ini disajikan tabel deskripsi variabel kultur lingkungan masyarakat pada dimensi femininity vs masculinity lampiran 4,
hal 167-206
Tabel 4.15 Deskripsi Variabel Kultur Lingkungan Masyarakat
Pada Dimensi Femininity vs Masculinity
SMA Negeri
1 Wates Negeri
2 Wates Negeri
1 Sentolo Negeri
1 Pengasih No
Interval Kategori
f fr
f fr
f fr
f fr
1 17 – 20
Sangat feminin 5
16,7 12
40 10
22,2 7
21,9 2
15 – 16 Feminin
4 13,3
8 26,7
11 24,4
13 40,6
3 13 – 14
Cukup 18
60 10
33,3 19
42,2 9
28,1 4
12 Maskulin
3 10
3 6,7
2 6,3
5 12
Sangat maskulin 2
4,5 1
3,1 Jumlah
30 100
30 100
45 100
32 100
SMA PGRI
Pengasih Sanjaya
XIV BOPKRI
Wates Ma’Arif
Wates No
Interval Kategori
f fr
f fr
f fr
f fr
1 17 – 20
Sangat feminin 1
5,9 3
17,6 11
20 2
15 – 16 Feminin
4 23,5
13 76,5
5 26,3
14 25,5
3 13 – 14
Cukup 12
70,6 1
5,9 10
52,7 24
43,7 4
12 Maskulin
2 10,5
3 5,4
5 12
Sangat maskulin 2
10,5 3
5,4 Jumlah
17 100
17 100
19 100
55 100
Total No
Interval Kategori
f fr
1 17 – 20
Sangat feminin 49
20 2
15 – 16 Feminin
72 29,4
3 13 – 14
Cukup feminin 103
42 4
12 Maskulin
13 5,3
5 12
Sangat maskulin 8
3,3 Jumlah
245 100
Keterangan: f
= Frekuensi fr = Frekuensi relatif
Tabel 4.15 di atas menunjukkan bahwa 49 guru 20 berasal dari
kultur lingkungan masyarakat dengan dimensi sangat feminin, 72 guru 29,4 berasal dari kultur lingkungan masyarakat dengan
dimensi feminin, 103 guru 42 berasal dari kultur lingkungan masyarakat dengan dimensi cukup feminin, 13 guru 5,3 berasal
dari kultur lingkungan masyarakat dengan dimensi maskulin, dan 8 guru 3,3 berasal dari kultur lingkungan masyarakat dengan
dimensi sangat maskulin. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden penelitian ini berasal dari kultur
lingkungan masyarakat dengan dimensi cukup feminin. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan nilai mean = 14,80408, median =
14, modus = 14, dan standar deviasi = 1,948724. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4 Uncertainty avoidance Berikut ini disajikan tabel deskripsi variabel kultur lingkungan
masyarakat pada dimensi uncertainty avoidance lampiran 4, hal 167-206
Tabel 4.16 Deskripsi Variabel Kultur Lingkungan Masyarakat
Pada Dimensi Uncertainty Avoidance
SMA Negeri
1 Wates Negeri
2 Wates Negeri
1 Sentolo Negeri
1 Pengasih No
Interval Kategori
f fr
f fr
f fr
f fr
1 10 – 12
Sangat lemah 8
26,7 12
26,7 6
18,7 2
9 Lemah
6 20
12 40
10 22,2
4 12,5
3 8
Cukup 13
43,3 15
50 21
46,7 16
50 4
7 Kuat
2 6,7
1 2,2
3 9,4
5 7
Sangat Kuat 1
3,3 3
10 1
2,2 3
9,4 Jumlah
30 100
30 100
45 100
32 100
SMA PGRI
Pengasih Sanjaya
XIV BOPKRI
Wates Ma’Arif
Wates No
Interval Kategori
f fr
f fr
f fr
f fr
1 10 – 12
Sangat lemah 2
11,8 3
17,6 4
21,1 18
32,7 2
9 Lemah
3 17,6
6 35,3
2 10,5
19 34,6
3 8
Cukup 10
58,8 8
47,1 7
36,8 14
25,5 4
7 Kuat
2 11,8
1 5,3
2 3,6
5 7
Sangat Kuat 5
26,3 2
3,6 Jumlah
17 100
17 100
19 100
55 100
Total No
Interval Kategori
f fr
1 10 – 12
Sangat lemah 53
21,6 2
9 Lemah
62 25,3
3 8
Cukup lemah 104
42,,5 4
7 Kuat
11 4,5
5 7
Sangat Kuat 15
6,1 Jumlah
245 100
Keterangan: f
= Frekuensi fr = Frekuensi relatif
Tabel 4.16 di atas menunjukkan bahwa 53 guru 21,6 berasal dari kultur lingkungan masyarakat dengan dimensi uncertainty
avoidance sangat lemah, 62 guru 25,3 berasal dari kultur
lingkungan masyarakat dengan dimensi uncertainty avoidance PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lemah, 104 guru 42,5 berasal dari kultur lingkungan masyarakat dengan dimensi uncertainty avoidance cukup lemah,
11 guru 4,5 berasal dari kultur lingkungan masyarakat dengan dimensi uncertainty avoidance kuat, dan 15 guru 6,1 berasal
dari kultur lingkungan masyarakat dengan dimensi uncertainty avoidance
sangat kuat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden penelitian ini berasal dari kultur
lingkungan masyarakat dengan dimensi uncertainty avoidance cukup lemah. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan nilai mean =
8,62449, median = 8, modus = 8, dan standar deviasi = 1,342027. Berikut ini disajikan tabel deskripsi variabel kultur lingkungan
masyarakat lampiran 4, hal 167-206
Tabel 4.17 Deskripsi Variabel Kultur Lingkungan Masyarakat
SMA Negeri
1 Wates Negeri
2 Wates Negeri
1 Sentolo Negeri
1 Pengasih No
Interval Kategori
f fr
f fr
f fr
f fr
1 62 – 72
Sangat kondusif 3
10 1
2,2 2
54 – 61 Kondusif
6 20
11 36,7
7 15,6
7 21,9
3 48 – 53
Cukup kondusif 15
50 13
43,3 28
62,2 20
62,5 4
43 – 47 Tidak kondusif
6 20
6 20
9 20
4 12,5
5 43
Sangat tidak kondusif
1 3,1
Jumlah 30
100 30
100 45
100 32
100 SMA
PGRI Pengasih
Sanjaya XIV
BOPKRI Wates
Ma’Arif Wates
No Interval
Kategori f
fr f
fr f
fr f
fr 1
62 – 72 Sangat kondusif
2 54 – 61
Kondusif 2
11,7 5
29,4 4
21 19
34,5 3
48 – 53 Cukup kondusif
8 47,1
8 47,1
6 31,6
27 49,1
4 43 – 47
Tidak kondusif 6
35,3 4
23,5 9
47,4 9
16,4 5
43 Sangat tidak
kondusif 1
5,9 Jumlah
17 100
17 100
19 100
55 100
Total No
Interval Kategori
f fr
1 62 – 72
Sangat kondusif 4
1,6 2
54 – 61 Kondusif
61 24,9
3 48 – 53
Cukup kondusif 125
51 4
43 – 47 Tidak kondusif
53 21,6
5 43
Sangat tidak kondusif 2
0,8 Jumlah
245 100
Keterangan: f = Frekuensi
fr = Frekuensi relatif Tabel 4.17 di atas menunjukkan bahwa 4 guru 1,6 berasal dari
kultur lingkungan masyarakat yang sangat kondusif, 61 guru 24,9 berasal dari kultur lingkungan masyarakat yang kondusif,
125 guru 51 berasal dari kultur lingkungan masyarakat yang cukup kondusif, 53 guru 21,6 berasal dari kultur lingkungan
masyarakat yang tidak kondusif, dan 2 guru 0,8 berasal dari kultur lingkungan masyarakat yang sangat tidak kondusif. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden penelitian ini berasal dari kultur lingkungan masyarakat yang
cukup kondusif. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan nilai mean = 50,85714, median = 51, modus = 51, dan standar deviasi =
4,304972. e. Locus of control
Berikut ini disajikan tabel deskripsi variabel locus of control lampiran 4, hal 167-206
Tabel 4.18 Deskripsi Variabel Locus of Control
SMA Neegeri
1 Wates Negeri
2 Wates Negeri
1 Sentolo Negeri
1 Pengasih No
Interval Kategori
f fr
f fr
f fr
f fr
1 13 – 25
Internal 8
26,7 5
16,7 10
22,2 16
50 2
0 – 12 Eksternal
22 73,3
25 83,3
35 77,8
16 50
Jumlah 30
100 30
100 45
100 32
100
SMA PGRI
Pengasih Sanjaya XIV
BOPKRI Wates Ma’Arif Wates
No Interval
Kategori f
fr f
fr f
fr f
fr 1
13 – 25 Internal
6 35,3
13 76,5
10 52,6
11 20
2 0 – 12
Eksternal 11
64,7 4
23,5 9
47,4 44
80 Jumlah
17 100
17 100
19 100
55 100
Total No
Interval Kategori
f fr
1 13 – 25
Internal 79
32,2 2
0 – 12 Eksternal
166 67,8
Jumlah 245
100
Keterangan: f = Frekuensi
fr = Frekuensi relatif Tabel 4.18 di atas menunjukkan bahwa locus of control dari 79 guru
32,2 terkategorikan internal, dan 166 guru 67,8 terkategorikan eksternal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
responden penelitian ini terkategorikan guru dengan locus of control eksternal. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan nilai mean =
10,66939, median = 11, modus =12, dan standar deviasi = 3,936078.
B. Analisis Data