2. Sampel Penelitian dan Teknik Pengambilan Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut Sugiono, 2004:73. Besarnya sampel dalam penelitian ini sebanyak 263 guru.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dan proportional random sampling. Purposive sampling adalah teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu Sugiyono, 2004:78. Berikut daftar SMA tempat penelitian dilakukan:
No. Nama Sekolah
Jumlah Guru Status
1. SMA 1 Wates
44 Negeri
2. SMA 2 Wates
24 Negeri
3. SMA 1 Sentolo
45 Negeri
4. SMA 1 Pengasih
39 Negeri
5. SMA PGRI Pengasih
20 Swasta
6. SMA Sanjaya XIV
17 Swasta
7. SMA BOPKRI Wates
19 Swasta
8. SMA MA’ARIF Wates
55 Swasta
Jumlah 263
E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya
1. Kecerdasan Emosional Yang dimaksud kecerdasan emosional adalah ketrampilan
emosional, yang meliputi mengidentifikasi dan memberi nama emosi- emosi, mengungkapkan emosi, menilai intensitas emosi, menunda
pemuasan, mengendalikan dorongan hati, menangani stres, memahami sudut pandang orang lain, dan empati.
Variabel kecerdasan emosional guru diukur berdasarkan indikator antara lain: mengenali emosi sendiri, mengetahui kelebihan diri,
mengetahui keterbatasan diri, keyakinan akan kemampuan diri, menahan emosi dan dorongan negatif, menjunjung norma kejujuran dan integritas,
bertanggung jawab atas kinerja pribadi, luwes terhadap perubahan, terbuka terhadap ide- ide serta informasi baru, dorongan untuk menjadi lebih baik,
menyesuaikan dengan sasaran kelompok atau organisasi, kesiapan untuk memanfaatkan kesempatan, kegigihan dalam memperjuangkan kegagalan
dan hambatan, understanding others, developing others, customer service, menciptakan kesempatan-kesempatan melalui pergaulan dengan berbagai
macam orang, membaca hubungan antara keadaan emosi dan kekuatan hubungan suatu kelompok, kemampuan persuasi, mendengar dengan
terbuka dan memberi pesan yang jelas, kemampuan menyelesaikan pendapat, semangat leadership, kolaborasi dan kooperatif, team building.
Keseluruhan indikator tersebut dijabarkan dalam 24 item pertanyaan. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel kecerdasan emosional.
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Kecerdasan Emosional Guru
No Dimensi
Indikator Pertanyaan
No 1
Self awareness
a. Mengetahui keterbatasan diri b. Keyakinan akan kemampuan diri
c. Mengetahui kelebihan diri d. Mengenali emosi sendiri
1 2
3 4
2 Self
regulation a. Menahan emosi dan dorongan
negatif b. Menjunjung norma kejujuran dan
integritas 5
6 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Bertanggung jawab atas kinerja pribadi
d. Luwes terhadap perubahan e. Terbuka terhadap ide- ide serta
informasi baru 7
8 9
3 Self-
motivat ion
a. Dorongan untuk menjadi lebih baik b. Menyesuaikan dengan sasaran
kelompok atau organisasi c. Kesiapan untuk memanfaatkan
kesempatan d. Kegigihan dalam memperjuangkan
kegagalan dan hambatan 10
11
12 13
4 Empathy
a. Understanding others b. Developing others
c. Customer service d. Menciptakan kesempatan-
kesempatan melalui pergaulan e. Membaca hubungan antara keadaan
emosi dan kekuatan hubungan suatu kelompok
14 15
16 17
18
5 Social
Skills a. Kemampuan persuasi
b. Mendengar dengan terbuka dan memberi pesan yang jelas
c. Kemampuan menyelesaikan pendapat
d. Semangat leadership e. Kolaborasi dan kooperasi
f. Team building 19
21
20 22
23 24
Masing- masing pertanyaan selanjutnya dinyatakan dalam 4 skala sikap dari Likert dan masing- masing opsi jawaban diberi skor dengan ketentuan
sebagai berikut: Skor untuk pernyataan
No Keterangan
Positif Negatif
1 Sangat setuju
4 1
2 Setuju
3 2
3 Tidak setuju
2 3
4 Sangat tidak setuju
1 4
2. Kultur Keluarga Yang dimaksud kultur keluarga adalah pandangan hidup yang
mencakup cara berpikir, berperilaku, dan sikap nilai, yang diakui bersama dalam suatu kesatuan sosial yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak, yang
dapat dijadikan tempat untuk membimbing anak-anak sekaligus sebagai tempat untuk pemenuhan kebutuhan hidup, baik kebutuhan fisik maupun
psikis. Variabel kultur keluarga diukur berdasarkan indikator antara lain:
kekuasaan orang tua atas aturan, kepatuhanrasa hormat terhadap orang tua atau terhadap anggota keluarga lain yang lebih tua, kebiasaan dalam
meminimalkan perbedaan status, ketergantungan pada orang tua, kebiasaan dalam meminimalkan perbedaan status, kebebasan untuk
menyatakan pendapat, loyalitas kepada anggota keluarga lain, keleluasaan untuk mandiri, keterikatan sosial satu sama lain dalam keluarga, kebutuhan
untuk berkomunikasi, perasaan yang muncul atas pelanggaran suatu aturan atau norma tertentu, ayah lebih dominan, perhatian yang lebih kepada
anggota keluarga yang kuat, anggota keluarga laki- laki atau perempuan memiliki cita-cita yang tinggi, menghindari adanya perbedaan, sikap
dalam menghadapi ketidakpastian hidup, dan penetapan aturan. Keseluruhan indikator tersebut dijabarkan dalam 18 item pertanyaan.
Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel kultur keluarga. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Kultur Keluarga
No. Dimensi
Indikator Pertanyaan
No 1.
Power distance
a. Kekuasaan orang tua atas aturan b. Kepatuhan atau rasa hormat
terhadap orang tua atau terhadap anggota keluarga lain yang lebih
tua.
c. Ketergantungan pada orang tua d. Kebiasaan dalam meminimalkan
perbedaan status 1
2
3 4
2. Individualism
vs Collectivism
a. Kebebasan untuk menyatakan pendapat
b. Loyalitas kepada anggota keluarga lain
c. Keleluasan untuk mandiri d. Keterikatan sosial satu sama lain
dala m keluarga e. Kebutuhan untuk berkomunikasi
f. Perasaan yang muncul atas pelanggaran suatu aturan atau
norma tertentu 5
6 7
8
9 10,11
3. Femininity vs
Masculinity a. Peran ayah lebih dominan
b. Perhatian yang lebih kepada anggota keluarga yang kuat
c. Anggota keluarga laki- laki atau perempuan memiliki cita-cita
yang tinggi d. Menghindari adanya perbedaan
12 13
14
15 4.
Uncertainty avoidance
a. Sikap dalam menghadapi ketidakpastian hidup
b. Penetapan aturan 16,17
18 Masing- masing pertanyaan selanjutnya dinyatakan dalam 4 skala sikap
dari Likert dan masing- masing opsi jawaban diberi skor dengan ketentuan sebagai berikut:
Skor untuk pernyataan No
Keterangan Positif
Negatif 1
Sangat setuju 4
1 2
Setuju 3
2 3
Tidak setuju 2
3 4
Sangat tidak setuju 1
4
3. Kultur Lingkungan Kerja Yang dimaksud kultur lingkungan kerja adalah pandangan hidup,
mencakup cara berpikir, berperilaku, sikap nilai, yang diakui bersama dalam suatu lingkungan di sekitar pekerja yang mempengaruhi dirinya,
baik secara emosional maupun intelektual, dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan.
Variabel kultur lingkungan kerja diukur berdasarkan indikator antara lain: perbedaan jarak kekuasaan antara atasan dan bawahan, tingkat
pengawasan, sistem penggajian, dasar hubungan atasan bawahan, dasar pemberian gaji, sistem manajemen kerja yang dianut, cara mengatasi
masalah, filosofi kerja, sikap atasan dalam memimpin, orientasi kerja, budaya kerja keras, orientasi waktu dalam bekerja, kebebasan
mengeluarkan ide, sumber motivasi dalam bekerja, dan dasar kedisiplinan kerja. Keseluruhan indikator tersebut dijabarkan dalam 16 item
pertanyaan. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel kultur lingkungan kerja.
Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel Kultur Lingkungan Kerja
No. Dimensi
Indikator Pertanyaan
No. 1.
Power distance
a. Perbedaan jarak kekuasaan antara atasan dan bawahan
b. Tingkat pengawasan c. Sistem penggajian
1,4 2
3 2.
Individualism vs
Collectivism a. Dasar hubungan atasan
bawahan b. Dasar pemberian gaji
c. Sistem manajemen kerja yang dianut
9 11
10
3. Femininity vs
Masculinity a. Cara mengatasi masalah
b. Filosofi kerja c. Sikap atasan dalam memimpin
d. Orientasi kerja 5
7 6
8
4. Uncertainty
avoidance a. Budaya kerja keras
b. Orientasi waktu dalam bekerja c. Kebebasan mengeluarkan ide
d. Sumber motivasi dalam bekerja e. Dasar kedisiplinan kerja
12 13
14 15
16
Masing- masing pertanyaan selanjutnya dinyatakan dalam 4 skala sikap dari Likert dan masing- masing opsi jawaban diberi skor dengan ketentuan
sebagai berikut: Skor untuk pernyataan
No. Keterangan
Posit if Negatif
1 Sangat setuju
4 1
2 Setuju
3 2
3 Tidak setuju
2 3
4 Sangat tidak setuju
1 4
4. Kultur Lingkungan Masyarakat
Yang dimaksud kultur lingkungan masyarakat adalah pandangan hidup, mencakup cara berpikir, berperilaku, sikap nilai, yang diakui
bersama dalam sekelompok manusia yang membentuk kesatuan sosial PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dimana didalamnya kehidupan individu dibentuk, saling mempengaruhi satu sama lain, terikat oleh tujuan bersama dengan batas-batas aturan yang
dirumuskan dengan jelas. Variabel kultur lingkunga n masyarakat diukur berdasarkan
indikator antara lain: kewenangan dalam penggunaan kekuasaan, kepemilikan hak, performance of powerfull people, dasar kekuasaan, fokus
manajemen terhadap aturan, orientasi kepentingan dalam masyarakat, tingkat kepentingan kehidupan pribadi, penetapan pendapat atas
kelompok, perbedaan pelaksanaan hukum dan hak, tujuan yang ingin dicapai, orientasi solidaritas, tingkat toleransi atas kesalahan, cara
penyelesaian konflik, kuantitas perempuan dalam menduduki jabatan politik, pengertian kebebasan perempuan, perlakuan terhadap pelanggaran
aturan, sikap atasan terhadap kritik bawahan, dan letak kepercayaan. Keseluruhan indikator tersebut dijabarkan dalam 18 item pertanyaan.
Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel kultur lingkungan masyarakat.
Tabel 3.4 Operasionalisasi Variabel Kultur Lingkungan Masyarakat
No. Dimensi
Indikator Pertanyaan
No. 1.
Power distance
a. Kewenangan dalam penggunaan kekuasaan
b. Kepemilikan hak c. Performance of powerfull
people d. Dasar kekuasaan
e. Fokus manajemen terhadap aturan
1 2
3
4 5
2. Individualism
a. Orientasi kepentingan dalam 15
vs Collectivism
masyarakat b. Tingkat kepentingan kehidupan
pribadi c. Penetapan pendapat atas
kelompok d. Perbedaan pelaksanaan hukum
dan hak e. Tujuan yang ingin dicapai
11 13
14 12
3. Femininity vs
Masculinity a. Orientasi solidaritas
b. Tingkat toleransi atas kesalahan
c. Cara penyelesaian konflik d. Kuantitas perempuan dalam
menduduki jabatan politik e. Pengertian kebebasan
perempuan 6
7
8 9
10 4.
Uncertainty avoidance
a. Perlakuan terhadap pelanggaran aturan
b. Sikap atasan terhadap kritik bawahan
c. Letak kepercayaan 16
17 18
Masing- masing pertanyaan selanjutnya dinyatakan dalam 4 skala sikap dari Likert dan masing- masing opsi jawaban diberi skor dengan ketentuan
sebagai berikut: Skor untuk pernyataan
No. Keterangan
Positif Negatif
1 Sangat setuju
4 1
2 Setuju
3 2
3 Tidak setuju
2 3
4 Sangat tidak setuju
1 4
5. Jenis Kelamin
Yang dimaksud jenis kelamin adalah menunjuk pada keseluruhan ciri-ciri yang membedakan manusia sebagai laki- laki dan perempuan yaitu
mengenai jasmani, kejiwaan, sifat, cara berpikir, perasaan dan sebagainya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pengukuran pada variabel jenis kelamin dengan ketentuan sebagai berikut:
No Jenis Kelamin
Skor 1
Laki- laki 1
2 Perempuan
2
6. Locus of Control
Yang dimaksud locus of control adalah anggapan sejauh mana orang tersebut merasakan adanya usaha yang telah dilakukan dan
akibatnya. Variabel locus of control diukur berdasarkan indikator antara lain: sumber keberhasilan, sikap dalam menghadapi hambatan,
kemampuan memimpin, kemampuan memotivasi, keyakinan akan kemampuan diri, dan tingkat toleransi. Keseluruhan indikator tersebut
dijabarkan dalam 25 item pertanyaan. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel locus of control.
Tabel 3.5 Operasionalisasi Va riabel Locus of Control
No. Dimensi
Indikator Pertanyaan
No. 1.
Locus of control
internal dan eksternal
a. Sumber keberhasilan
b. Sikap dalam menghadapi hambatan
c. Kemampuan memimpin d. Kemampuan memotivasi
e. Keyakinan akan kemampuan
diri f. Tingkat toleransi
1,4,6,7,9,10, 12,14,17,19,
20, 22,24,25 2,3,18,
5,11 8,13,16,21
15 23
Masing- masing pertanyaan diberi 2 opsi jawaban dengan pemberian skor sebagai berikut: Internal skor =1 dan Eksternal skor = 0.
F. Teknik Pengumpulan Data