Usaha yang dilakukan guru tidak tetap untuk memperoleh tambahan penghasilan

80 terima ini adalah gaji guru yang didapat saat mereka mengajar dikelas. Jangan kita lupa, bahwa seorang guru mengajar tidak hanya dikelas, mereka juga masih melakukan pekerjaannya saat di rumah. Hal itu dilakukan bila seorang guru melakukan suatu pekerjaan seperti koreksi tugas siswa, merekapitulasi nilai, membuat silabus mempersiapkan bahan-bahan yang akan disampaikan pada siswa selanjutnya dan lain- lain. Bila dilakukan perhitungan berarti mereka diperkirakan bekerja dalam sehari bisa mencapai 8 jam per hari, dalam satu bulan 240 jam. Bila dihitung dengan gaji Rp 710.000,00 maka diperoleh gaji guru bantu sebagai berikut: Upah per jam = upah 1 bulan : jumlah jam kerja = Rp. 710.000,00 : 240 jam = Rp. 2.958,3 dibulatkan = Rp.3.000,00 Jadi, dari hasil perhitungan diatas bisa kita ketahui bahwa gaji guru bantu masih dirasakan kurang memadai bila dibandingkan dengan pengorbanan mereka, Apalagi dengan adanya keterlambatan pembayaran yang mereka terima.

2. Usaha yang dilakukan guru tidak tetap untuk memperoleh tambahan penghasilan

Dengan gaji yang mereka terima, dianggap belum layak untuk mencukupi kebutuhan seorang guru. Dalam usaha mencukupi kebutuhan 81 dasar seorang guru tidaklah heran bila seorang guru mencari usaha lain. Menurut UURI tentang guru dan dosen No. 14 Tahun 2005 pasal 14 ayat 1.a dikatakan bahwa dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru memiliki hak mendapatkan penghasilan diatas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial; namun dalam kenyataannya gaji yang guru terima masih jauh dari layak. Kebutuhan hidup minimum adalah kebutuhan hidup yang wajar seperti sandang, makan, perumahan, kesejahteraan, pendidikan, air dan sanitasi, transportasi dan partisipasi. a. Jenis usaha sampingan yang dilakukan oleh guru tidak tetap. Upaya untuk menambah penghasilan guru memenuhi kebutuhan dasarnya, banyak guru-guru yang melakukan atau mencari usaha sampingan. Dari hasil wawancara, opservasi dan perhitungan melalui tabulasi data didapat; bahwa dari 50 orang guru responden diperoleh 60 guru memiliki usaha sampingan diluar pekerjaannya sebagai seorang pengajar. Usaha mereka lakukan banyak macamnya. Dari data yang diperoleh 36 atau 18 orang guru memiliki usaha wiraswasta, 12 atau 6 orang guru memiliki usaha pedagang buka warung dirumah maupun ruko, 12 atau 6 orang bekerja pada orang lain dan 40 atau 20 orang tidak memiliki usaha sampingan atau tidak menjawab. 82 b. Jumlah penghasilan yang didapat dari usaha sampingan. Dari gaji yang guru terima dianggap kurang untuk mencukupi kebutuhan dasar mereka, oleh sebab itu seorang guru mencari usaha sampingan diluar profesi dan jam mengajar. Hal ini yang mereka lakukan untuk mendapatkan penghasilan lebih. Dari data yang didapat ternyata; 12 atau 6 orang mendapatkan penghasilan dari usaha sampingan diatas Rp.1.000.000,00 atau lebih dari gaji yang mereka terima setiap bulan; 2 atau 1 orang mendapat penghasilan kurang lebih Rp.900.000,00-Rp.999.999,00; 7 orang atau 14 mendapat penghasilan antara Rp.700.000,00-Rp.899.999,00; 6 orang atau 12 mendapat penghasilan antara Rp.500.000,00- Rp.699.999,00; 6 atau 3 orang mendapat penghasilan antara Rp.300.000,00-Rp.499.999,00; 7 orang atau 14 mendapat penghasilan antara Rp.100.000,00-Rp.299.999,00 dan 0 atau tak ada yang mendapat penghasilan dari usaha sampingan kurang dari Rp.100.000,00. Dari 50 responden diperoleh 30 responden memiliki usaha sampingan dan 20 responden tidak memiliki usaha sampingan atau tidak memberikan pendapatannya. Dari data yang didapat dan kenyataan yang ada maka dapat kita ketahui bahwa pendapatan mengajar lebih kecil dari pendapatan hasil usaha sampingan sehingga 83 seorang guru akan lebih memperhatikan atau memfokuskan usahanya dari pada mengajar. c. Waktu yang dipilih untuk melaksanakan usaha sampingan. Dalam melaksanakan usaha ini seorang guru memiliki waktu setelah pulang sekolah atau disaat mereka sedang tidak mengajar disekolah. Dari tabulasi data diketahui bahwa 40 atau 20 orang melakukan usahanya setelah pulang sekolah atau setelah mengajar, sedangkan 20 atau 10 orang melakukan usaha pada saat mereka tidak mengajar atau suatu saat diluar jam mereka mengajar dan 40 atau 20 orang tidak memberikan pendapatnya atau tidak memiliki usaha sampingan selain mengajar. Kita tahu seorang guru harus menyiapkan bahan pelajaran, mengoreksi dan lain-lain sebagai bahan untuk hari berikutnya. Tapi bila seorang guru memiliki usaha sampingan dan dilakukan setelah jam sekolah maka, “kapan waktu untuk mempersiapkan semua itu”? Dengan situasi yang seperti ini, seorang guru kurang memiliki waktu untuk mempersiapkan bahan-bahan yang akan disampaikan pada siswanya, atau bahkan tidak ada waktu sama sekali untuk melakukannya. Hal ini mereka lakukan semata-mata untuk mencukupi kebutuhan dasar hidup mereka. 84

3. Pengalokasian Dana guna peningkatan pengembangan profesi guru.