Karakteristik Guru Pengembangan Profesi Keguruan

27 f. Sejalan dengan pemikiran di atas, secara teknik operasional guru hendaknya semakin sadar akan perlunya kerjasama antara guru, guru dengan orang tua siswa, dan guru dengan kelompok-kelompok sosial kemasyarakatan untuk membina perkembangan siswa. g. Dalam masyarakat yang mobilitasnya tinggi dan padat informasi terjadi penurunan otoritas yang secara tradisional ada dalam hubungan pendidik termasuk guru dengan peserta didik siswa. h. Dalam situasi seperti ini, guru semakin dituntut menjadi model patron yang menjadi kiblat perkembangan diri siswa dan mampu melaksanakan kepemimpinan yang partisipasif.

5. Karakteristik Guru

Agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik, maka guru harus memiliki kemampuan mengajar yang baik. Adapun karakteristik seorang pengajar yang baik sebagaimana dikemukakan oleh Soekartawi 1995 : 33-34, adalah sebagai berikut: a. Mempunyai keahlian terhadap ilmu pengetahuannya bahan ajar yang diberikan kepada siswa. b. Mampu memberikan motivasi pada siswa. c. Mampu mengelola kelas. d. Mampu bertindak sebagai pemimpin. e. Mempunyai keahlian dalam memberikan bimbingan. f. Mampu membuat suasana kelas tetap terkontrol. g. Mempunyai sifat humor. 28 h. Mau menerima umpan balik bagi siswa. i. Mempunyai keahlian dalam pengajaran. Sifat guru yang baik adalah sebagai berikut: a. Guru harus menjadi orang tua murid-muridnya. b. Ada hubungan baik antara guru dengan muridnya. c. Guru hendaklah mempunyai pengetahuan tentang anak. d. Guru harus merasa berkewajiban kepada masyarakat. e. Guru hendaklah bersikap adil dan jujur. f. Guru harus bersikap ikhlas. g. Guru harus menjadi teladan bagi murid-muridnya. h. Guru hendaknya berpengetahuan luas. i. Guru harus periang. j. Guru harus gesit. k. Guru harus sehat jasmani.

6. Pengembangan Profesi Keguruan

Lembaga pendidikan guru merupakan lembaga yang selalu mendapat perhatian, baik oleh para ahli pendidikan maupun oleh para administator pendidikan dalam berbagai tingkat wewenang dan tanggung jawab dalam sektor pendidikan. Perhatian itu wajib diberikan mengingat pentingnya peranan lembaga pendidikan guru, baik pre-service latihan dilakukan sebagai persiapan sebelum menempuh praktek keguruan seperti latihan ketrampilan mengajar maupun in-service kerangka kerja 29 percobaan bagi penyajian oleh para anggota tim, sebagai usaha untuk menentukan tingkat materi pelajaran sesungguhnya sebagai metode untuk memperkirakan penempatan sebagai alat bagi supervisor untuk melatih dan menilai guru-guru yang baru dalam rangka mempersiapkan dan menyediakan calon-calon guru berbagai jejang persekolahan, sejak dari Taman Kanak-kanak sampai dengan pendidikan tingkat menengah. Dengan adanya tuntutan ilmu pengetahuan serta teknologi yang selalu mengalami perkembangan yang cukup pesat, maka agar peranan guru dalam pengajarannya tetap bermutu dan up to date dalam membimbing belajar siswa, seorang guru harus belajar dalam banyak hal yang terkait dengan pengajaran secara berkesinambungan. Kegiatan belajar berkesinambungan bagi seorang guru secara rinci kegiatan belajar yang didasari pertimbangan rasional adalah : 1. Pendidikan juga pengajaran berlangsung sepanjang hayat. Berlaku untuk guru dan siswa. Usaha seseorang untuk mencapai perkembangan diri serta karyanya tidak pernah selesai maka harus selalu berkembang dan perlu dikembangkan terus-menerus. 2. Pendidikan juga pengajaran merupakan kiat dalam penguasaan serta penerapan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan serta teknologi bagi pembentukan pribadi manusia. 3. Sistem pengajaran, materi pengajaran dan penyampaiannya kepada siswa selalu perlu diperkembangkan. 30 4. Sistem pengajaran tersebut bersifat terbuka, yang berarti bahwa sitem pengajaran itu mudah atau rentan terhadap pengaruh dari luar sistemnya. 5. Siswa adalah pribadi yang unik dan aktif menghadapi lingkungan hidupnya belajar. 6. Unjuk kerja kinerja guru bersifat autetik, situasional, dan kreatif. 7. Misi pendidikan juga pengajaran adalah membantu siswa agar mampu menghadapi tantangan masa depannya secara lebih baik. Dalam hal ini yang bertanggung jawab terhadap mutu guru tersebut adalah banyaknya pihak, yaitu calon guru yang bersangkutan, guru calon guru dosen LPTK Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan, kurikulum LPTK pihak pengembangan dan pengambilan kebijakan kurikulum sehubungan dengan pendidikan calon guru, pemakai tenaga guru sekolah negri dengan jajaran hierarki vertikalnya, organisasi profesi dan secara tidak langsung adalah masyarakat umumnya. Secara garis besar hambatan-hambatan atau masalah yang dihadapi dalam pengembangan profesi keguruan adalah kesulitan pembibitan guru yang bermutu, kesulitan dalam standardisasi pendidikan guru pra-jabatan, kesulitan dalam standardisasi pendidikan guru dalm jabatan, dan kesulitan dalam pembinaan kesinambungan serta keterpaduan antar pembibitan – pendidikan guru pra-jabatan – pendidikan guru dalam jabatan untuk peningkatan mutu guru atau pengembangan kompetensi atau karirnya. Jika seluruh unsur tercakup dalam empat tahap kerja tersebut bermutu serta 31 relevan dengan tuntutan keguruan jika proses kerja serta evaluasi hasil kerjanya terlaksana secara sistematis serta berkeahlian dan jika penghargaan terhadap profesi guru baik secara moral, sosial dan finansial cukup tinggi, maka harapan akan muncuk guru-guru yang bermutu semakin dekat realisasinya.

C. Tingkat Kebutuhan Dasar