Teori Pengupahan Upah Menurut Kebutuhan Ajaran Karl Marx

12

2. Teori Pengupahan

Sistem pengupahan disuatu negara biasanya didasarkan pada falsafah atau teori yang dianut oleh negara tersebut. Ada dua ekstrim sistem pengupahan yaitu: 1. Ajaran Karl Marx mengenai teori nilai dan pertentangan kelas. 2. Teori pertambahan produk marjinal berlandaskan asumsi perekonomian bebas. Landasan pengupahan di Indonesia adalah UUD, pasal 27, ayat 2 dan penjabarannya dalam Hubungan Industrial Pancasila. Pada prinsipnya sistem pengupahan harus mampu menjamin kehidupan yang layak bagi pekerjaan dan keluarganya yang berarti mempunyai fungsi sosial, mencerminkan pemberian imbalan terhadap hasil kerja seseorang dan memuat pemberian insentip yang mendorong peningkatan produktivitas kerja dan pendapatan nasional.

1. Upah Menurut Kebutuhan Ajaran Karl Marx

Dalam ajaran Karl Marx Upah adalah hasil yang diterimam seseorang dari bekerja menurut kemampuannya dan tiap orang memperoleh menurut kebutuhannya. Atau dengan kata lain, upah sesuai dengan tingkat kebutuhan seseorang. Upah menurut kebutuhan adalah ajaran Karl Marx yang memiliki tiga hal yaitu : 13 a. Teori nilai. Dalam pandangannya, Marx berpendapat bahwa hanya buruh yang merupakan sumber nilai ekonomi. Maka Marx menyimpulkan bahwa nilai suatu barang adalah nilai dari jasa buruh atau dari jumlah waktu kerja yang dipergunakan untuk memproduksi barang tersebut. b. Pertentangan kelas Dalam pandangannya, Marx berpendapat bahwa kapitalis selalu berusaha menciptakan barang-barang modal untuk mengurangi penggunaan buruh, sehingga pengusaha dapat menekan upah. Akibat dari pengurangan penggunaan buruh menimbulkan pengangguran besar-besaran. c. Terbentuknya masyarakat komunis Terbentuknya masyarakat komunis berasal dari konsekwensi dari dua ajaran Marx yaitu: teori nilai dan pertentangan kelas. Dalam masyarakat ini seseorang tidak menjualkan tenaganya kepada yang lain, akan tetapi masyarakat itu melalui partai buruh akan mengatur apa dan berapa jumlah produksi. Dalam teori ini Marx memimpikan “tiap orang harus bekerja menurut kemampuannya, dan tiap orang memperoleh menurut kebutuhannya” from each according to his ability, to each according to his needs. 14 Dari teori-teorinya, Marx mengimplikasikan pandangannya tersebut dalam sistem pengupahan dan pelaksanaannya adalah sebagai berikut : 1. Bahwa kebutuhan konsumsi tiap-tiap orang macamnya dan jumlahnya kira-kira sama. Nilai tiap barang yang sama adalah juga sama. Oleh sebab itu upah tiap-tiap orang juga kira-kira sama. Dalam hal ini sistem upah hanya sekedar menjalankan fungsi sosial, yaitu memenuhi kebutuhan konsumtip dari buruh. 2. Sistem pengupah tidak mempunyai fungsi pemberian insentip yang sangat perlu untuk menjamin peningkatan produktifitas kerja dan pendapatan nasional. 3. Sistem kontrol yang sangat ketat diperlukan untuk menjamin setiap orang betul-betul mau bekerja menurut kemampuannya.

2. Upah Sebagai Imbalan Teori Neo Klasik