Pola-pola penggajian guru tidak tetap di Kotamadya Yogyakarta.

73 Undang-undang No.14 Tahun 2005 Pasal 15 ayat 3 disebutkan, bahwa guru yang diangkat oleh satuan pendidikan yang diserahkan oleh masyarakat diberi gaji berdasarkan perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama. Tapi kenyataannya hal itu masih belum di rasakan oleh guru-guru tidak tetap. Walaupun masalah kesejahteraan guru sekarang ini sudah mulai diperhatikan oleh pemerintah tapi hal ini masih angan-angan saja. Masalah kesejahteraan dan gaji guru masih menjadi masalah nasional atau pemerintah yang harus segera diperhatikan. Kita tahu bahwa gaji guru di Indonesia baik guru pegawai negeri sipil PNS dan non pegawai negeri sipil non PNS atau guru tidak tetap masih jauh dari layak. Bagaimana seorang guru akan menyejahterakan kehidupannya atau meningkatkan profesinya bila gaji yang mereka terima belum cukup untuk itu. Di Daerah Istimewa Yogyakarta saja yang dikenal masyarakat luas sebagai kota pelajar tidak jauh beda dengan keadaan guru di kota-kota lainnya. Untuk lebih memahami kondisi guru di Daerah Istimewa Yogyakarta, maka dibawah ini mencoba untuk membahas tentang pola-pola penggajian guru tidak tetap GTT, tingkat kecukupan kebutuhan dasar, dan tingkat kecukupan kebutuhan pengembangan profesional di Kotamadya Yogyakarta.

1. Pola-pola penggajian guru tidak tetap di Kotamadya Yogyakarta.

Setiap manusia melakukan suatu pekerjaan memiliki tujuan untuk mendapatkan balas jasa guna memenuhi kebutuhan dasar untuk mempertahankan hidup. Balas jasa yang mereka terima banyak macamnya antara lain; ucapan terima kasih, barang, uang dan lain-lain. Begitu pula 74 dengan serang guru, mereka melakukan suatu pekerjaan ini untuk mendapatkan uang guna memenuhi kebutuhan hidup mereka. Penghasilan atau gaji yang diberikan kepada guru atau pekerja lain tentunya berdasarkan pada peraturan atau pola-pola penggajian yang telah ditetapkan oleh instansi atau perusahaan yang membawahi mereka atau guru tersebut. Pola-pola penggajian guru antara guru yang satu dengan guru yang lain berbeda-beda. Penggajian mereka ditentukan berdasarkan status pegawai negeri sipil PNS, yang memiliki pola-pola penggajian yang telah ditetapkan berdasarkan golongan, masa kerja dan jabatan yang telah diatur dalam peraturan gaji pegawai sipil PGPS. Namun, berbeda dengan guru yang berstatus bukan pegawai negeri sipil non PNS, mereka di gaji berdasarkan kemampuan dan perjanjian kerja yang telah mereka sepakati saat penanda tanganan kerja. Dalam hal ini yang termasuk dalam guru non pegawai negeri sipil yaitu; guru bantu dan guru pemula guru kontrak, guru honorer dan guru tetap swasta yayasan yang memiliki masa kerja antara 1 tahun sampai 3 tahun. Dibawah ini diuraikan pola-pola dan patokan yang digunakan dalam pemberian gaji guru tidak tetap di Kotamadya Yogyakarta. a. Pola-pola perhitungan gaji guru pemula di Kotamadya Yogyakarta Dalam hal ini guru pemula dibedakan menjadi 3 yaitu guru honorer, guru kontrak dan guru tetap yayasan yang antara 1-3 tahun. Adapun pola-pola penggajian yang dilakukan adalah sebagai berikut: 75 1. Pola-pola penggajian guru honorer Pola-pola penggajian guru honorer disuatu sekolah baik sekolah swasta maupun negeri sama. Pola-pola yang mereka gunakan berbeda dengan pola-pola penggajian pada guru bantu dan guru kontrak serta guru tetap yayasan swasta. Penggajian yang dilakukan sekolah negeri untuk guru honorer didapat dari dana BOS yang dihitung per hari, serta disesuaikan dengan kondisi keuangan masing-masing sekolah sedangkan dana penggajian swasta dari SPP yang dibayarkan oleh siswa tiap bulan. Hal ini yang membuat sekolah swasta mampu membayar guru honorer swasta yang lebih tinggi dari pada sekolah negeri. Dari hasil wawancara dan tabulasi data diketahui bahwa rata-rata gaji guru honorer adalah Rp.137.500,00 per bulan. Hal ini yang membuat kesejahteraan seorang guru kurang dari cukup. Dari data yang didapat masih banyak guru honorer yang mengajar disekolah-sekolah negeri yang menerima honor antara Rp.25.000,00-Rp.50.000,00 per bulan, mereka mengajar antar 6-8 jam dalam satu minggu. Dengan demikian kalau seorang guru mengajar antara 6-8 jam, maka dalam 1 jam hanya menerima honor Rp.4.166-6.250 per jam. Jumlah honor yang mereka terima jelas amat kecil tidak seimbang dengan pengorbanan yang mereka lakukan. Hal serupa terjadi pada guru honorer disekolah-sekolah swasta tetapi dari data yang diperoleh guru honorer yang mengajar 76 disekolah swasta memiliki kelebihan dari guru honorer yang mengajar disekolah negeri. Guru-guru honorer yang mengajar disekolah swasta mendapatkan gaji insentif sebesar Rp.75.000,00 per bulan dan tambahan dari pemerintah daerah sebesar Rp.50.000,00 per bulan yang dibayar setiap 6 bulan sekali. Hal ini yang dirasa aneh meski sama-sama guru honorer tapi gaji yang mereka terima sangat berbeda. Guru honorer yang mengajar disekolah swasta akan mendapatkan gaji yang lebih tinggi dari guru honorer yang mengajar disekolah-sekolah negeri. Hal ini yang membuat sekolah swasta mampu bersaing dalam hal mutu pendidikan dengan sekolah negeri. 2. Pola-pola penggajian guru kontrak Guru kontrak adalah guru yang di kontrak oleh suatu sekolah sebagai guru bidang studi yang dibutuhkan oleh suatu sekolah. Guru kontrak tidak hanya disekolah swasta saja tapi di sekolah negeri pun terdapat guru kontrak, meskipun tidak semua sekolah negeri memiliki guru kontrak. Dari data yang diperoleh rata-rata gaji guru kontrak Rp.530.000,00 per bulan. Dalam pemberian gaji guru kontrak ditetapkan oleh suatu instansi atau lembaga yang menaunginya. Jumlah gaji yang diterima sesuai dengan perjanjian awal antara seorang guru dengan pihak sekolah atau yayasan. Gaji guru 77 kontrak masih ditambah dengan tunjangan ataupun bonus dari kelebihan jam mengajar. Dari hasil wawancara diperoleh bahwa nasib guru kontrak masih belum jelas, bila kontrak habis seorang guru kontrak bisa saja langsung dipulangkan dan di pecat dengan alasan yang tidak jelas walaupun kontraknya masih berlaku penuh, hal itu terjadi karena yayasan memegang otoriter penuh. 3. Pola-pola penggajian guru tetap swasta yayasan. Pola penggajian guru tetap swasta yayasan sepenuhnya ditetapkan oleh suatu organisasi atau yayasan dengan mempertimbangkan lama masa kerja atau pengabdiannya disekolah tersebut. Semakin lama masa kerja seorang guru maka semakin besar pula gaji yang diterimanya. Selain gaji pokok yang diterima mereka juga menerima uang tunjangan dari yayasan. Hal yang perlu diingat bahwa gaji guru pada setiap yayasan tidaklah sama. Besar kecilnya gaji yang mereka terima tergantung dari kemampuan suatu yayasan. semakin besar suatu yayasan maka semakin besar pula gaji yang di terima seorang guru, begitu sebaliknya. Dari hasil data yang didapat, gaji yang diterima oleh guru tetap yayasan masih jauh dari cukup. b. Pola-pola perhitungan gaji guru bantu di Kotamadya Yogyakarta. Berdasar hasil wawancara yang didapat dari beberapa sekolah dari tingkat TK, SD, SMP, SMA dan SMK, diperoleh pola-pola yang 78 digunakan untuk menggaji guru bantu di Kotamadya Yogyakarta. Pola-pola dalam penggajian guru bantu telah ditentukan oleh Pemerintah Daerah yang bekerjasama dengan Dinas Pendidikan. Kita tahu bahwa guru bantu adalah guru yang bekerja dan diangkat oleh Pemerintah Daerah berdasarkan perjanjian kerja yang telah disepakati bersama, dalam hal ini Pemerintah Daerah yang bekerja sama dengan Dinas Pendidikan. Guru bantu diangkat untuk di perbantukan kepada sekolah-sekolah baik sekolah swasta maupun sekolah negeri yang kekurangan tenaga pengajar. Karena guru bantu diangkat oleh pemerintah dalam hal ini Dinas Pendidikan maka gaji guru bantu juga didasarkan pada peraturan dan ketetapan pemerintah. Berdasar data yang diperoleh di daerah Kotamadya Yogyakarta pada tahun 2006 terdapat 679 orang guru bantu yang mengajar di tingkat TK, SD, SMP, SMA dan SMK baik di sekolah swasta maupun negeri Data Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta. Dari hasil wawancara kepada 25 responden diketahui bahwa gaji tetap yang mereka terima sebesar Rp. 710.000,00 yang diberikan tiap bulan belum dipotong pajak penghasilan PPH. Jumlah gaji yang mereka terima oleh setiap guru bantu adalah sama baik yang mengajar disekolah swasta maupun negeri. Jumlah gaji tersebut tidak didasarkan pada jabatan atau masa kerja. Guru bantu tidak menerima tunjangan apapun dari pemerintah kecuali ada kebijakan dari sekolah tempat guru tersebut mengajar. 79 Jadi, dapat disimpulkan bahwa gaji guru bantu telah ditetapkan oleh pemerintah, dengan jumlah nominal yang sama baik yang mengajar disekolah negeri maupun swasta. Dari hasil wawancara yang diperoleh diketahui, bahwa gaji yang mereka terima tidak ditambah dengan tunjangan apapun termasuk uang insentif. Bila berdasarkan jam mengajar seorang guru akan mengajar 8-10 jam dalam satu minggu. Berarti dalam satu bulan seorang guru akan mengajar antara 32-40 jam. Dari gaji yang mereka terima yaitu Rp.710.000,00 bila seorang guru mengajar selama 32 jam per bualan maka dalam satu jam mengajar seorang guru akan mendapat honor sebagai berikut: Upah per jam = jumlah gaji 1 bulan : jumlah jam mengajar 1 bulan = Rp.710.000,00 ; 32. jam =Rp. 22.187,5,00 = Rp.22.000,00 per jam Bila seorang guru mengajar 40 jam per bulan maka seorang guru akan mendapatkan honor sebagai berikut: Upah per jam = jumlah gaji 1 bulan : jumlah jam mengajar 1 bulan = Rp.710.000,00 : 40 jam = Rp.17.750.000 Dari hasil perhitungan diatas diperoleh bahwa nilai nominal gaji guru per jam sebesar Rp.17.750-Rp.22.000 per jam. Gaji yang mereka 80 terima ini adalah gaji guru yang didapat saat mereka mengajar dikelas. Jangan kita lupa, bahwa seorang guru mengajar tidak hanya dikelas, mereka juga masih melakukan pekerjaannya saat di rumah. Hal itu dilakukan bila seorang guru melakukan suatu pekerjaan seperti koreksi tugas siswa, merekapitulasi nilai, membuat silabus mempersiapkan bahan-bahan yang akan disampaikan pada siswa selanjutnya dan lain- lain. Bila dilakukan perhitungan berarti mereka diperkirakan bekerja dalam sehari bisa mencapai 8 jam per hari, dalam satu bulan 240 jam. Bila dihitung dengan gaji Rp 710.000,00 maka diperoleh gaji guru bantu sebagai berikut: Upah per jam = upah 1 bulan : jumlah jam kerja = Rp. 710.000,00 : 240 jam = Rp. 2.958,3 dibulatkan = Rp.3.000,00 Jadi, dari hasil perhitungan diatas bisa kita ketahui bahwa gaji guru bantu masih dirasakan kurang memadai bila dibandingkan dengan pengorbanan mereka, Apalagi dengan adanya keterlambatan pembayaran yang mereka terima.

2. Usaha yang dilakukan guru tidak tetap untuk memperoleh tambahan penghasilan