Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

G. Definisi Operasional Variabel

Adapun Definisi Operasional Variabel dalam penelitian ini yaitu: 1. Calon suamiistri adalah individu yang memiliki komitmen untuk melanjutkan ke ikatan yang lebih serius dalam pernikahan atau hidup berkeluarga. 2. Kesiapan psikologis calon suamiistri menuju hidup berkeluarga adalah kesiapan jiwa sebelum hidup berkeluarga meliputi: a. Kematangan emosi b. Menerima pasangan c. Memelihara hubungan d. Menjaga komitmen 11

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini dipaparkan mengenai konsep hidup berkeluargaperkawinan dan konsep peranan faktor psikologis dalam hidup berkeluarga.

A. Hidup BerkeluargaPerkawinan

Calon suamiistri adalah individu yang memiliki komitmen yang lebih serius untuk melanjutkan ke ikatan pernikahan atau hidup berkeluarga. Menurut Hornby dalam Walgito, 1984:9 marriage: the union of two persons as husband and wife perkawinan itu adalah bersatunya dua orang sebagai suami istri. Naluri untuk hidup berpasangan terwujud dalam bentuk perkawinan Nurhayati, 2011:203. Purwadarminta dalam Walgito, 1984:9 kawin dapat diartikan sebagai pernikahan, yakni perjodohan laki-laki dan perempuan menjadi suami isteri. Kebutuhan berpasangan membentuk rumah tangga sebagai tugas perkembangan usia dewasa Nurhayati, 2011:203. Untuk menyalurkan naluri berpasangan dengan lawan jenis, agama mensyariatkan kepada laki-laki dan perempuan untuk “menikah”, sehingga dorongan yang bergejolak itu tersalurkan dan masing-masing menjadi tentram Nurhayati, 2011:204.Pasangan suami istri adalah dua individu yang sudah mengikat janji dalam pernikahanperkawinan, baik secara agama maupun negara yang sudah diakui oleh masyarakat. Pernikahanperkawinan ialah ikatan lahir dan batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan hidup bersama membentuk sebuah keluarga. Tujuan umum calon suamiistri dari pernikahanpekawinan adalah hidup bersama dengan pasangan yang dicintai dan mendapatkan keturunan untuk mencapai kebahagiaan dalam keluarga yang harmonis. Setiono dalam Nurhayati, 2011:9 dari pendekatan psikologi, keluarga harmonis, atau bisa juga disebut keluarga serasi, adalah bila interaksi antara anggota keluarga terpenuhi; dan khusus dari sudut pandang psikologi perkembangan, perkembangan keluarga optimal, mengingat keluarga adalah lingkungan pertama atau utama. Dalam mencapai keharmonisan keluarga bukan hal mudah kerena dalam pernikahanperkawinan melibatkan dua individu yang pasti memiliki perbedaan. Perbedaan tersebut yang tidak menutup kemungkinan menimbulkan suatu masalah. Maka demi membentuk keluarga yang harmonis, calon pasangan suami istri perlu mempersatukan perbedaan untuk satu tujuan yang sama dalam membangun berkeluarga yang harmonis. Dalam tujuan membangun keluarga yang harmonis perlu disadari bahwa tujuan tersebut akan dicapai bersama-sama dengan pasangan.

B. Persiapan Hidup Berkeluarga

Persiapan hidup berkeluarga sangat diperlukan untuk membangun keluarga yang harmonis. Persiapan berkeluarga tidak hanya dengan sama- sama mencintai tetapi juga perlu beberapa persiapan lainnya seperti persiapan fisik, psikologis, sosial dan religi Walgito, 1984. Persiapan