Kematangan Emosi Peranan Faktor Psikologis dalam Hidup Berkeluarga

hidup berkeluarga. Jadi di dalam emosi yang matang terdapat persepsi yang obyektif dan respon yang positif.

2. Menerima Pasangan

Selain kematangan emosi, menerima pasangan juga salah satu hal yang sangat penting untuk membina hidup berkeluarga. Orang yang menerima pasangan karena mengenal dapat mengerti tentang pasangan. Untuk itu sebelum hidup berkeluarga calon suamiistri perlu mengenal pasangan. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam upaya mengenal pasangan, yakni perbedaan-perbedaan yang dimiliki masing-masing Gunarsa, 2002:5. Mengenal pasangan tidak hanya sekedar tahu siapa namanya, tetapi mengenal pasangan berarti tahu bahwa pasangan dari keluarga yang seperti apa, memahami pola asuh kedua orangtuanya, mengetahui lingkungan sekitarnya dan lain sebagainya. Mengetahui banyak tentang pasangan, membuat calon suamiistri dapat lebih mengerti, sehingga calon suamiistri tidaklah merasa kaget, heran dengan sifat pasangannya. Dengan mengenal calon suamiistri dapat saling memberikan pengertian pula. Dengan adanya saling pengertian ini masing-masing pihak saling mengerti akan kebutuhan-kebutuhannya, saling mengerti akan kedudukan dan perannya masing-masing, sehingga dengan demikian diharapkan keadaan keluarga dapat berlangsung dengan tenteram dan aman Walgito, 1984:47. Semakin mengenal juga membuat calon suamiistri lebih mengerti dan mau memberikan toleransi. Sikap bertoleransi yang baik perlu dibina dan hal tersebut dapat dilakukan kalau adanya pengertian dari masing-masing pihak Walgito, 1984:44. Membina hubungan suami-istri yang akrab dan mesra memerlukan tekad baik dan derajat toleransi yang tinggi untuk dapat mengatasi macam-macam masalah Gunarsa, 2002:11. Melalui hal tersebut calon suamiistri belajar untuk semakin mengerti.

3. Memelihara Hubungan

Setelah mengenal pasangan sehingga dapat mengerti pasangan, calon suamiistri juga perlu belajar memelihara hubungan yang baik dengan pasangan. Tentu dalam sebuah hubungan itu harus dipelihara agar tidak terjadi pertengkaran, kekecewaan maupun hal-hal negatif lainnya. Hal yang diinginkan pastilah hal-hal yang positif seperti kebahagiaan, keterbukaan, kejujuran dan banyak lagi yang mengarah keharmonisan. Untuk mencapai keharmonisan, cinta adalah modal utama mengingat bahwa cinta adalah salah satu kebutuhan manusia. Rasa cinta perlu dipupuk dengan adanya perhatian, untuk selalu memeliharanya. Perhatian tersebut dapat ditunjukan dengan peka terhadap keadaan pasangan, mengingatkan pasangan, memberi dukungan dan banyak hal lagi. Maslow dalam Walgito, 1976:45 dengan adanya berbagai macam kebutuhan antara lain kebutuhan rasa aman, kebutuhan akan rasa cinta, kebutuhan akan aktualisasi diri, kesemuanya pada dasarnya ingin mendapatkan pemenuhan, tidak terkecuali dalam kehidupan berkeluarga. Maslow mengatakan bahwa salah satu kebutuhan manusia adalah akan rasa cinta kasih love needs dan kebutuhan ini juga ingin mendapatkan pemenuhannya Walgito, 1984:48. Untuk memenuhi kebutuhan cinta maka orang juga harus mampu memelihara hubungan. Dalam memelihara hubungan perlu ada rasa percaya dan pengertian. Dengan adanya rasa percaya maka orang berani untuk terbuka dalam berkomunikasi dengan pasangan, tidak ragu dalam berbagi cerita dalam hal apapun sehingga tidak menimbulkan rasa negatif yang akan membuat hati kurang nyaman. Keluarga yang tidak memiliki rasa saling percaya satu sama lain, maka dapat dikatakan bahwa keluarga itu hidup di atas sekam yang berapi, akan adanya rasa panas Walgito, 1976:49. Maka kepercayaan dan perhatian itu sangatlah penting dalam hubungan dan perlu dipelihara. Setelah memelihara dan membina hubungan suami-istri dengan melancarkan komunikasi dalam mengatasi masalah kelangsungan hidup keluarga menjadi bahagia Gunarsa, 2002:14.