BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui
dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan antara variabel-variabel penelitian, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Adapun
yang menjadi kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah seperti yang dipaparkan di bawah ini.
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual
Berdasarkan Gambar 3.1 tersebut dapat diidentifikasi bahwa variabel independen terdiri dari Pertumbuhan Laba X1, ROA X2, ROE X3, CAR
43
Variabel Pertumbuhan Laba X
1
Variabel ROE X
3
Variabel LDR Y
Variabel ROA X
2
Variabel CAR X
4
Variabel NPL
X
5
Universitas Sumatera Utara
X4, dan NPL X5 serta LDR sebagai variabel dependennya Y. Dengan memasukkan model secara bersama-sama 5 variabel independen maka juga
dapat diketahui rasio-rasio mana yang dominan berpengaruh terhadap LDR. Pertumbuhan laba menurut peneliti adalah persentase kenaikan atau pun
penurunan laba dari periode yang dijadikan dasar hingga periode penelitian dilakukan. Laba suatu bank mutlak harus ada untuk menjamin kontinuitas bank
tersebut. Salah satu fungsi laba bank adalah menjamin kontinuitas berdirinya bank. Pertumbuhan laba menunjukkan kemampuan perusahaan meningkatkan
serta mempertahankan eksistensinya ditengah-tengah kondisi persaingan dan tentunya dapat menjamin terjaganya penyaluran kredit dengan meningkatkan
LDR. Semakin besar tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut maka bank dapat menyalurkan kredit lebih banyak, sejalan dengan kredit yang meningkat
maka akan meningkatkan LDR itu sendiri sehingga ada pengaruh pertumbuhan laba terhadap LDR.
Profitabilitas adalah salah satu ukuran untuk menilai kinerja keuangan perusahaan baik itu dilihat dari volume penjualan, total aktiva maupun total
ekuitasnya. Menurut peneliti sebelumnya Hermawan 2009 ROE secara parsial berpengaruh signifikan terhadap LDR. Menurut Granita 2011, ROA tidak
berpengaruh terhadap LDR dan hal ini juga di dukung oleh Hermawan 2009. Tetapi hasil penelitian Utari 2011 menyatakan bahwa ROA berpengaruh negatif
tidak signifikan terhadap LDR. Umumnya bank yang mengejar profitabilitas yang tinggi akan mengalami kesulitan likuiditas, semakin tinggi ROA dan ROE
menunjukkan semakin efisien perusahaan menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan laba atau keuntungan bersih. Sebaliknya jika bank terlalu berhati
Universitas Sumatera Utara
hati dalam menjaga likuiditasnya maka akan memperoleh profitabilitas yang rendah.
Menurut peneliti, Capital Adequacy Ratio CAR digunakan untuk mengukur kemampuan permodalan yang ada untuk menutup kemungkinan
kerugian didalam kegiatan perkreditan. Besarnya modal suatu bank akan mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kinerja bank Sinungan,
2000. CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan
oleh aktiva yang berisiko dengan kecukupan modal yang dimilikinya Dendawijaya, 2005. Semakin tinggi CAR maka semakin kuat kemampuan bank
tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit atau aktiva produktif yang berisiko. Atau dengan kata lain, semakin tinggi kecukupan modalnya untuk
menanggung risiko kredit macetnya, sehingga kinerja bank semakin baik. Artinya semakin tinggi nilai CAR maka seharusnya LDR semakin baik. Hal ini didukung
oleh penelitian Granita 2011, Utari 2011, dan Nasiruddin 2005 dimana CAR memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap LDR.
Non Performing Loan NPL merupakan rasio yang digunakan bank untuk mengukur risiko kegagalan pengembalian kredit oleh debitur. Non Performing
Loan NPL merefleksikan besarnya risiko kredit yang dihadapi bank, semakin kecil NPL, maka semakin kecil pula risiko kredit yang ditanggung pihak bank.
NPL yang tinggi akan memperbesar biaya, baik biaya pencadangan aktiva produktif maupun biaya lainnya, sehingga berpotensi terhadap kerugian bank.
Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar, oleh karena itu bank harus
Universitas Sumatera Utara
menanggung kerugian dalam kegiatan operasionalnya, sehingga berpengaruh terhadap fungsi intermediasi yang dilakukan bank. Hubungan antara Non
Performing Loan NPL terhadap Loan to Deposit Ratio LDR dapat pula didasarkan pada hasil penelitian yang telah ada yaitu Granita 2011, Akbar
2010 dan Nasiruddin 2005 dimana NPL berpengaruh negatif signifikan terhadap LDR, penelitian Irwan 2010 menyatakan bahwa NPL berpengaruh
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap LDR. Hal ini bertolak belakang dengan hasil dari penelitian Utomo 2008 yang menunjukkan bahwa NPL tidak
berpengaruh terhadap LDR.
3.2 Hipotesis Penelitian