2.1.3. Return on Asset ROA
Rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan,
kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Menurut Satradipoera 2004: 274 “Profitabilitas bisnis perbankan banking business
profitability adalah kesanggupan bisnis perbankan untuk memperoleh laba
berdasarkan investasi yang dilakukannya”. Profitabilitas bank dapat menurun karena dengan terjadinya kredit macet tersebut sebagian penghasilan bunga bank
tidak aktif diterima oleh bank, sementara bank masih tetap harus membayar bunga atas penempatan dana masyarakat pada bank Ali, 2004:72. Komposisi pada sisi
aktiva dan pasiva bank serta cash flow yang terjadi dan berpengaruh atas likuiditas maupun profitabilitas bank. Demi mengejar profitabilitas yang tinggi, bank
melakukan ekspansi pemberian kredit yang terlalu ekspansif dimana besaran Loan to Deposit Ratio
LDR nya telah melampaui batas 110 Ali, 2004: 331. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur kinerja keuangan
perusahaan dan merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan
total aktiva yang dimilikinya. ROA merupakan rasio antara laba sebelum pajak terhadap total aset. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan semakin
baik, karena return semakin besar. Secara sistematis ROA dapat dirumuskan sebagai berikut:
ROA = Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 330 DPNP tanggal 14 Desember
2001, ROA dapat diukur dengan perbandingan antara laba sebelum pajak terhadap
Universitas Sumatera Utara
total aset total aktiva. Laba sebelum pajak adalah laba bersih dari kegiatan operasional bank sebelum pajak. Total aset yang digunakan untuk mengukur ROA
adalah jumlah keseluruhan dari aset yang dimiliki oleh bank yang bersangkutan. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja keuangan yang semakin baik, karena
tingkat kembalian return semakin besar. Bank Indonesia selaku pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang
diukur dengan aset yang perolehan dananya sebagian besar berasal dari simpanan masyarakat Siamat, 2005. Rasio ROA ini sering dipakai manajemen untuk
mengukur kinerja keuangan perusahaan dan menilai kinerja operasional dalam memanfaatkan sumber daya yang dimiliki perusahaan, disamping perlu
mempertimbangkan masalah pembiayaan terhadap aktiva tersebut. Nilai ROA yang semakin mendekati 1, berarti semakin baik profitabilitas perusahaan karena
setiap aktiva yang ada dapat menghasilkan laba. Dengan kata lain semakin tinggi nilai ROA maka semakin baik kinerja keuangan perusahaan tersebut. Pengukuran
kinerja keuangan perusahaan dengan ROA menunjukkan kemampuan atas modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan
laba. ROA adalah rasio keuntungan bersih sebelum pajak untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari aset yang dimiliki oleh perusahaan. ROA yang
negatif disebabkan laba perusahaan dalam kondisi negatif pula atau rugi, hal ini menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan secara keseluruhan
belum mampu untuk menghasilkan laba. ROA menggambarkan sejauh mana tingkat pengembalian dari seluruh asset
yang dimiliki perusahaan. ROA digunakan oleh manjemen perusahaan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. Pengukuran kinerja
Universitas Sumatera Utara
keuangan perusahaan dengan ROA memiliki keuntungan yaitu ROA merupakan pengukuran yang komprehensif dimana seluruhnya mempengaruhi laporan
keuangan yang tercermin dari rasio ini. Laporan keuangan yang dimaksud adalah laporan laba rugi dan neraca. Keunggulan lain yang didapat dari pengukuran
kinerja dengan ROA adalah perhitungan ROA sangat mudah dihitung dan dipahami. ROA juga merupakan denominator yang dapat diterapkan pada setiap
unit organisasi yang bertanggung jawab terhadap profitabilitas dan unit usaha. Dalam pengukuran kinerja keuangan perusahaan, setiap unit organisasi yang ada
dalam perusahaan dapat menggunakan ROA untuk mengetahui profitabilitas dari setiap unit usaha. ROA juga memiliki kelemahan disamping memiliki keunggulan
yaitu dalam mengukur kinerja dengan ROA manajemen cenderung untuk berfokus pada tujuan jangka pendek dan bukan tujuan jangka panjang.
2.1.4. Return on Equity ROE