Formularium Nasional Pengadaan Obat JKN

14 bulan sesuai indikasi medis. Obat yang menjadi bagian dari paket INA- CBG’s, diberikan minimal 7 tujuh hari danbila diperlukan tambahan hari pengobatan, obat diberikan terpisahdiluar paket INA- CBG’s dan obat yang diberikan harus tercantum pada FormulariumNasional. Untuk penyakit Diabetes Melitus, hipertensi, jantung, asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronis PPOK, epilepsi, gangguan kesehatan jiwa kronik, stroke, dan Sistemik Lupus Eritematosus SLE dan penyakit kronis lain yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan berlaku obat program rujuk balik Depkes RI, 2014b.

2. Formularium Nasional

Pelayanan JKN memerlukan obat-obatan yang aman, berkhasiat, bermutu, dan terjangkau dalam jenis dan jumlah yang cukup. Untuk tujuan tersebut, disusun suatu daftar obat dalam bentuk Formularium Nasional. Formularium ini ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 328MenkesSKVIII2013 tentang Formularium Nasional. Formularium Nasional mengatur ketentuan obat-obatan yang digunakan dalam JKN. Formularium Nasional merupakan daftar obat terpilih yang dibutuhkan dan harus tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan sebagai acuan dalam pelaksanaan JKN. Obat yang dibutuhkan yang tidak tercantumdalam Formularium Nasional dapat digunakan secara terbatas berdasarkan persetujuan komite medik dan direktur rumah sakit setempat Depkes RI, 2013a. Obat-obatan dalam Formularium Nasional dibagi menjadi 29 kelas terapi. Masing-masing kelas terapi dibagi menjadi sub kelas terapi beserta 15 nama generik obat, sediaan, kekuatan, dan restriksi penggunaan, serta fasilitas kesehatan yang harus menyediakannya.

3. Pengadaan Obat JKN

Proses pengadaan obat JKN dilakukan dengan sistem E-Catalogue secara elektronik. Sistem ini diatur dalam Permenkes Nomor 48 tahun 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengadaan Obat dengan Prosedur E-Purchasing berdasarkan E-Catalogue. Penerapan sistem ini bertujuan untuk meningkatkan transparansi dalam proses pengadaan obat, meningkatkan persaingan yang sehat dalam penyediaan layanan publik dan penyelenggaraan pemerintahan yang baik, serta meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam pengelolaan proses pengadaan obat. Pengadaan obat yang tersedia dalam daftar di sistem E-Catalogue obat dilakukan dengan prosedur E-Purchasing. E-Purchasing merupakan tata cara pembelian barangjasa melalui sistem E-Catalogue obat. E-Catalogue adalah sistem informasi elektronik yang memuat daftar, jenis, spesifikasi teknis dan harga obat dari berbagai penyedia barangjasa tertentu. Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan untuk pengadaan E- Purchasing. Untuk dapat melakukan pengadaan obat dengan sistem E- Purchasing , suatu instansi harus terlebih dahulu terdaftar di aplikasi Sistem Pengadaan Secara Elektronik SPSE di website Layanan Pengadaan Secara Elektonik LPSE. Selanjutnya instansi mendapatkan login untuk melakukan E-Purchasing . Pengadaan secara manual tetap mengacu pada E-Catalogue 16 dengan menyiapkan undangan negosiasi, berita acara proses negosiasi, permintaan pembelian, dan perjanjian pembelian Depkes RI, 2013b.

C. Logistik