Pengelompokan obat berdasarkan ABC nilai investasi.

54

2. Pengelompokan obat berdasarkan ABC nilai investasi.

Melalui analisis pada data penggunaan obat JKN selama bulan Januari –Juni 2015, didapatkan pengelompokan ABC nilai investasi adalah sebagai berikut: Tabel 4.2. : Pengelompokan obat JKN berdasarkan analisis ABC nilai investasi Kelompok Jumlah Investasi Rupiah Persentase Investasi Jumlah Item Obat Persentase Item Obat A 7.758.944.947 76 40 12 B 1.519.726.691 15 45 13 C 901.107.533 9 262 76 Jumlah 10.179.779.172 100 347 100 Hasil perhitungan analisis ABC nilai investasi menunjukkan kelompok A adalah 12 item obat, menyerap 76 investasi, kelompok B adalah sebesar 13 persen item obat menyerap investasi sebesar 15, sementara kelompok C dengan 76 dari jumlah total item obat hanya menyerap sebesar 9 investasi. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok A menyerap investasi yang sangat tinggi. Dengan demikian perlu dilakukan pengaturan dalam persediaan, terutama mengupayakan agar tidak terjadi penumpukan stok karena obat-obat dengan nilai investasi tinggi menimbulkan biaya penyimpanan yang tinggi pula. Untuk menurunkan biaya penyimpanan dapat dilakukan pemesanan secara berkala dalam jumlah kecil. Namun perlu diperhatikan pula agar tidak terjadi stock out karena biaya pembelian di luar perencanaan juga menjadi tinggi karena tingginya nilai obat Quick et al, 2012. 55 Berdasarkan penggolongan efek farmakologinya, sebanyak 50 kelompok A nilai investasi adalah golongan obat antineoplastik dan imunosupresan. Golongan obat ini dalam analisis ABC nilai pakai, sebagian besar masuk dalam kelompok C, menunjukkan jumlah penggunaan yang rendah. Namun dalam analisis ABC nilai investasi masuk dalam semua kelompok dengan persentase yang tinggi. Hal ini menggambarkan bahwa golongan obat antineoplastik dan imunosupresan memiliki nilai investasi yang sangat tinggi walaupun penggunaannya sangat rendah dibandingkan dengan obat golongan kardiovaskuler yang dalam analisis ABC nilai pakai masuk dalam kelompok A. Dengan demikian pengelolaan obat-obat antineoplastik dan imunosupresan perlu mendapat perhatian khusus. Karena memiliki nilai investasi sangat tinggi, perlu upaya agar tidak terjadi stok berlebih, namun tetap dapat memenuhi permintaan. Tingginya biaya penyimpanan 30 menyebabkan peningkatan biaya jika pada golongan obat tersebut terjadi penumpukan stok. Dalam kelompok C analisis ABC nilai investasi, golongan obat antineoplastik dan imunosupresan menempati urutan kedua jumlah terbanyak. Dilihat dari harganya golongan obat antineoplastik dan imunosupresan memiliki harga yang tinggi. Analisis nilai investasi ini menunjukkan ada banyak jenis obat antineoplastik dan imunosupresan yang jumlah pemakaiannya sangat sedikit atau bahkan tidak ada pemakaian selama Januari –Juni 2015. Dengan demikian perlu dilakukan evaluasi terhadap jenis- jenis obat antineoplastik dan imunosupresan yang sekarang ada, apakah perlu 56 tetap diadakan atau dapat diatur pengadaannya hanya menurut pesanan, sehingga tidak perlu ada persediaan yang berisiko kerusakan, kadaluarsa, dan peningkatan biaya penyimpanan.

3. Pengelompokan obat berdasarkan ABC Nilai Indeks Kritis.