56
tetap diadakan atau dapat diatur pengadaannya hanya menurut pesanan, sehingga tidak perlu ada persediaan yang berisiko kerusakan, kadaluarsa, dan
peningkatan biaya penyimpanan.
3. Pengelompokan obat berdasarkan ABC Nilai Indeks Kritis.
Melalui analisis nilai pakai, analisis nilai investasi, dan analisis indeks kritis pada data penggunaan obat JKN selama Januari
–Juni 2015, didapatkan pengelompokan ABC indeks kritis adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3. : Pengelompokan obat JKN berdasarkan analisis ABC indeks kritis
Kelompok NIK
Jumlah Item Persentase
A
9,5 –12
9 2,59
B
6,5 –9,4
147 42,24
C
4 –6,4
191 55,17
TOTAL 347
100
Obat-obat yang termasuk dalam golongan A indeks kritis adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4. : Daftar obat JKN golongan A indeks kritis
No. Nama Obat
Nilai Pakai
Nilai Investasi
Nilai Kritis
NIK Golongan
1.
clopidogrel
3 3
2,33 10,66
A 2.
Harnal 0,2 mg
3 3
2,14 10,28
A 3.
Harnal OCAS
3 3
2,14 10,28
A 4.
valsartan 80 mg
3 3
2,11 10,22
A 5.
valsartan 160 mg
3 3
2,11 10,22
A 6.
irbesartan 300 mg
3 2
2,38 9,76
A 7.
candesartan 8 mg
3 2
2,33 9,66
A 8.
gliquidone
3 2
2,29 9,58
A 9.
bisoprolol
3 2
2,25 9,50
A
Pengelompokkan obat berdasarkan ABC indeks kritis digunakan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan dana terutama pada obat-obatan
57
berdasarkan dampaknya pada kesehatan Suciati dan Adisasmito, 2006. Terdapat 9 item obat 2,39 yang termasuk kelompok A indeks kritis.
Sembilan item ini termasuk obat yang perlu mendapat perhatian dalam pengadaan karena memiliki nilai pakai dan nilai investasi tinggi, tetapi juga
memiliki tingkat kekritisan tinggi karena penggunaannya yang tidak dapat ditunda sehingga tidak boleh terjadi kekosongan. Selain itu juga pengelolaan
dana dapat dialokasikan untuk menjamin tersedianya obat kelompok A indeks kritis untuk dapat memenuhi permintaan. Dengan kata lain pengawasan
terhadap kelompok A indeks kritis ini perlu dilakukan dengan ketat agar pasien bisa mendapatkan terapi dengan optimal.
Analisis ABC investasi menunjukkan bahwa obat-obat golongan antineoplastik dan imunosupresan memiliki nilai investasi paling tinggi.
Namun demikian pada analisis ABC nilai kritis nilai yang paling tinggi adalah pada obat golongan kardiovaskuler. Hal ini menunjukkan nilai kritis
obat memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan nilai investasi. Rumus analisis ABC nilai kritis menunjukkan bahwa nilai kritis obat memiliki nilai
dua kali lebih tinggi daripada nilai pakai dan nilai investasi. Dengan kata lain prioritas pengadaan obat bukan didasarkan pada nilai investasinya atau nilai
pakainya, tetapi lebih pada seberapa penting obat tersebut memiliki nilai penting berdasarkan efek farmakologinya. Misalnya pada obat-obat jantung,
penggunaannya tidak bisa ditangguhkan walaupun memiliki nilai investasi kecil karena menyangkut keselamatan seseorang. Sebaliknya obat kemoterapi
58
waktu penggunaannya dapat disesuaikan atau menurut perjanjian karena tidak bersifat life saving.
Berdasarkan efek farmakologinya, ada tiga golongan dalam kelompok obat A indeks kritis. Enam dari sembilan item obat yang masuk dalam
kelompok A indeks kritis clopidogrel, valsartan 80mg, valsartan 160mg, irbesartan 300mg, candesartan 8mg, dan bisoprolol atau sebesar 67 adalah
golongan obat kardiovaskuler. Sementara sebanyak 2 item Harnal dan Harnal OCAS atau sebesar 22 termasuk golongan diuretika dan obat
hipertrofi prostat dan sebanyak 1 item obat gliquidone atau sebesar 11 adalah golongan obat endokrin, hormon, dan kontrasepsi. Data ini
menunjukkan bahwa golongan obat-obat kardiovaskuler memiliki tingkat kekritisan paling tinggi karena nilai pakai yang tinggi, walaupun bukan
termasuk golongan obat yang nilai investasinyapaling tinggi. Nilai pakai obat kardiovaskuler tinggi karena obat-obat tersebut adalah obat yang terus
menerus secara rutin harus dikonsumsi oleh para pasien dengan gangguan kardiovaskuler dan obat-obat golongan ini termasuk obat yang
penggunaannya tidak
dapat ditunda.
Dengan demikian
obat-obat kardiovaskuler yang masuk dalam kelompok A indeks kritis harus selalu
tersedia, jangan sampai terjadi stock out.
59
4. Peramalan tiap item obat JKN kelompok A indeks kritis untukJuli–