Wawancara Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

yang diteliti dalam penelitian ini sengaja dimasukkan sebagai sebuah perlakuan khusus di dalam setting laboratorium ruang khusus. Teknik penulisan data dalam penelitian ini adalah naratif recording yaitu dengan menceritakan kembali suatu kejadian, keadaan lingkungan yang bertujuan untuk memperoleh data yang luas dan komprehensif tentang seberapa besar resistensi perempuan terhadap nasihat yang telah diberikan melalui proses konseling tahap pertama. Metode pengumpulan data ini dilakukan melalui tiga tahap yaitu wawancara informatif, memberikan skala resistensi pada lembar kuesioner setelah melalui proses wawancara dan mencatat perilaku verbal dengan menggunakan tappe recorder dan handycam.

1. Wawancara

Bungin 2001 menjelaskan, bahwa wawancara adalah proses percakapan dengan maksud untuk mengonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, motivasi, perasaan dan sebagainya yang dilakukan dua pihak yaitu pewawancara interviewer yang mengajukan pertanyaan dengan orang yang diwawancarai interviewee. Poerwandari 1998 menyatakan metode wawancara adalah percakapan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Wawancara dilakukan untuk mengetahui makna-makna subyektif yang dipahami individu yang berkaitan dengan topik yang diteliti dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu maupun makna subjektif yang muncul. Emzir 2010 menyatakan bahwa terdapat 3 karakteristik wawancara berdasarkan bentuk pertanyaan yang diajukan, yaitu: a. Wawancara tertutup Wawancara dengan mengajukan pertanyaan yang menuntut jawaban- jawaban tertentu. Misalnya, pertanyaan yang memerlukan jawaban ya atau tidak, atau setuju, ragu-ragu, tidak setuju. Wawancara tertutup mempunyai keistimewaan dalam hal mudahnya mengklasifikasikan dan menganalisis data secara statistik. b. Wawancara Terbuka Wawancara ini dilakukan peneliti dengan mengajukan pertanyaan- pertanyaan yang tidak dibatasi jawabannya, artinya pertanyaan yang mengundang jawaban terbuka. Misalnya, bagaimana pendapat Anda tentang pengajaran campuran laki-laki dan perempuan?. Wawancara terbuka memiliki kelebihan dari segi kekayaan datanya, akan tetapi sulit untuk mengklasifikasikan jawaban yang diajukan. c. Wawancara Tertutup dan Terbuka Wawancara ini merupakan gabungan wawancara jenis pertama dan kedua. Wawancara jenis ketiga ini menggabungkan kelebihan dari kedua jenis wawancara tertutup dan wawancara terbuka dari segi kekayaan data dan kemungkinan pengklasifikasian dan analisis data secara statistik. Misalnya peneliti mengajukan pertanyaan tertutup, “Apakah Anda setuju jika seorang istri harus selalu melayani suaminya?” kemudian peneliti beralih pada pertanyaan terbuka, “mengapa?” atau “apa alasannya? Dapatkah Anda menjelaskan pendapat Anda secara detail?” dan sebagainya. Dari uraian karakteristik wawancara berdasarkan bentuk pertanyaan yang diajukan, penelitian ini menggunakakan wawancara tertutup dan terbuka. Proses wawancara pada penelitian ini ada dua macam yaitu wawancara informatif dan wawancara penskalaan resistensi. 1 Wawancara Informatif Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara informatif. Wawancara informatif adalah merupakan suatu alat untuk memperoleh faktadatainformatif secara lisan; jadi terjadi pertemuan di bawah empat mata, dengan tujuan mendapatkan data yang diperlukan untuk bimbingan. Wawancara informatif lain tujuannya daripada wawancara penyuluhan, yang terutama bertujuan untuk mengolah data yang sudah diperoleh; pengolahan itu dilakukan oleh penyuluh bersama dengan subjek dalam suatu pertemuan pribadi. Peran wawancara informatif ini dilakukan oleh konselor sebagai penasihat dan konseli sebagai subjek yang dinasihati. Pemberian nasihat oleh konselor dan tanggapan berdasarkan pengalaman hidup dan pengetahuan konseli terhadap nasihat yang telah diberikan konselor menjadi kegiatan utama dalam wawancara informatif. Setting wawancara informatif dalam penelitian ini yaitu; subjek masuk ke dalam ruangan khusus, di dalam ruangan itu hanya ada konselor dan konseli, konselor kemudian memberikan nasihat kepada konseli dari serat Wulangreh putri, konseli kemudian memberikan tanggapan tentang nasihat yang telah diberikan konselor. 2 Wawancara penskalaan resistensi Selain wawancara informatif, pengumpulan data dilakukan melalui pengisian kuesioner skala resistensi. Setelah mengisi kuesioner skala resistensi kemudian subjek masuk dalam wawancara penskalaan resistensi pada focus grup discussion. Verbatim wawancara peneliti dengan subjek peneliti dalam wawancara informatif terdapat pada lampiran 3.

2. Kuesioner Skala Resistensi