6. Baiklah, saya berkata kepada
Anda, sesungguhnya penting bagi seorang
wanita untuk tahu
betul tanggung jawabnya jika sudah
bersuami. Sebab hal itu tidak ringan.
Seorang wanita harus tahu tata cara
bersuami. Yang tidak kalah beratnya
adalah memahami watak-watak
suaminya.
Sekarang kira mendiskusikan topik
yang kedua, tentang hubungan antara jiwa,
raga dan kebahagiaan. “Apa yang Anda
ketahui tentang hubungan jiwa, raga
dan kebahagiaan?”
Ki 3: Hubungan antara jiwa, raga dan kebahagiaan itu
saling berkaitan. Jika jiwa kita mengalami kebahagiaan, tentu raga kita juga mengalami
bahagia, tidak tertekan, tidak depresi. Hubungan kebahagiaan itu tersebut bisa dikatakan antara raga
kita berpikir tenang, maka jiwa kita merasa tenang jadi otomasi kebahagiaan akan datang dengan
sendirinya walaupun tidak berupa materi ataupun kebahagiaan misalnya yang rumahnya bagus, mobil
ada, itu tidak. Tetapi kebahagiaan itu ada dalam hati kita masing-masing. Jadi ketenangan hati tidak bisa
tergantikan dengan materi apapun karena kebahagiaan ada dalam hati kita masing-masing.
Ki 4:
Kalau orang merasa merasa bahagia, pasti raganya juga kelihatan lebih segar. Jiwanya juga tidak
terganggu dalam artian seperti itu. Tetapi kalau orang sudah tertekan dari segi kebahagiaan,
maksudnya kebahagiaannya sudah dikekang, pasti akan berdampak ke jiwa sama ke raganya dia. Misal
tidak dibolehin ini itu, padahal suka tetapi akan mempengaruhi ya walaupun gak banyak tetapi
mempengaruhi banget.
7. Baik, saya berkata kepada Anda,
sesungguhnya badan itu hanya sekedar
pelaksana dari gerakan hati, atau
Ki 3: wanita merawat kebatiniahnya dengan batin kan
termasuk dalam jiwa hati juga. Wanita Jawa terkenal akan tutur kata yang sopan, lemah lembut dan
unggah-ungguhnya. Dalam batin itu kalau seorang wanita berbicara sesuai dengan uanggah-ungguh atau
tata krama dalam Jawa itu pasti batinnya udah
melaksanakan kemauan hati. Jika
sudah demikian, kebahagiaan tidak
akan tercapai.
Kejahatan terhadap kehidupan terjadi
jika Anda tidak menyadari ada yang
menciptakan kehidupan Anda.
Sekarang kita menginjak topik yang
ketiga, yaitu tentang kehidupan batiniah.
“Bagaimana pendapat Anda seharusnya
wanita Jawa merawat kehidupan batinnya?”
selaras dengan pikiran. Tidak mungkin kalau kita mengucapkan sesuatu yang kasar, belum tentu
hatinya kasar.
Ki 4:
Kalau batin itu bagian dalam, paling tidak mengikuti adat dalam arti kalau tidak boleh “gini” ya diikuti.
Meskipun sekarang zaman modern, tetapi paling tidak adat-adat Jawa itu jangan sampai dilupakan.
Misal kalau cewek Jawa itu gak boleh aneh-aneh, atau gak boleh apa, harus kalem, paling tidak harus
ditunjukkan. Tetapi kita tetap gak boleh kolot, walaupun di jaman modern. Intinya menjaga ke-
Jawa-annya.
8. Saya katakan kepada Anda, cipta