E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Mengetahui resistensi perempuan Jawa terhadap nasihat jenis proses dan substansi tentang budi pekerti yang diberikan konselor berdasarkan serat
Wulangreh putri. 2.
Memberikan wawasan baru terhadap teori konseling barat yang cenderung menentang penggunaan nasihat dalam konseling.
3. Memberikan masukan teoritik bagi perkembangan teori konseling di
Indonesia.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Sebagai sumbangan referensi pengetahuan untuk mengetahui lebih jauh tentang resistensi perempuan Jawa terhadap nasihat tentang budi pekerti
yang dikemas dalam serat Wulangreh putri. Penelitian ini dapat menjadi metode baru yang menarik dalam pemberian praktek konseling yang
ditinjau dari perspektif budaya.
2. Manfaat praktis
a. Bagi konselor, dengan mengetahui resistensi perempuan Jawa pada nasihat tentang budi pekerti yang dikemas dalam serat Wulangreh
putri, maka konselor dapat memberikan bimbingan yang kreatif dengan memberikan nasihat bertembang serat Wulangreh putri.
b. Bagi peneliti sendiri, dari proses penelitian ini akan dijadikan pengalaman yang dapat menambah wawasan pengetahuan untuk
meningkatkan keterampilan dalam mengatasi permasalahan dalam bidang yang ditempuh.
c. Bagi peneliti lain, penelitian ini bisa merangsang peneliti lain untuk mengeksplorasi pemberian nasihat dari berbagai perspektif yang
berbeda.
9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini dipaparkan tentang hal-hal yang menjadi konsep penelitian, meliputi; serat Wulangreh putri, nasihat tentang budi pekerti dari serat Wulangreh
putri, nasihat jenis proses, nasihat jenis substansi, resistensi, perempuan Jawa, nasilhat dalam konseling barat, nasihat dalam konseling Indonesia. Konsep penelitian
ini akan diuraikan pada masing-masing sub bab.
A.
Kajian Teori
1. Serat Wulangreh Putri
a Serat Wulangreh
Wulangreh atau serat Wulangreh adalah karya sastra berupa tembang macapat karya Sri Susuhunan Pakubuwana IV, Raja
Surakarta, yang lahir pada 2 September 1768. Sri Susuhunan Pakubuwana IV bertahta sejak 29 November 1788 hingga akhir
hayatnya pada 1 Oktober 1820. Sri Susuhunan Pakubuwana IV adalah seorang raja sekaligus sastrawan dalam kebudayaan Jawa.
Serat Wulangreh disusun dalam bentuk 13 tembang, yang berjumlah 283 bait, yaitu; 26 bait tembang Mijil, 17 bait tembang
Gambuh, 33 bait tembang Sinom, 12 bait tembang Durma, 8 bait tembang Dhandhanggula, 34 bait tembang Maskumambang, 28 bait
tembang Asmarandana, 17 bait tembang Pangkur, 17 bait tembang