Resistensi perempuan Jawa terhadap pemberian nasihat tentang budi

C. Pembahasan

1. Resistensi perempuan Jawa terhadap pemberian nasihat tentang budi

pekerti dalam serat Wulangreh putri Nasihat adalah kemauan berbuat baik kepada obyek yang diberi nasihat atau memberikan arahan yang baik melalui perkataan atau ucapan dengan jujur dan penuh motivasi Akhyar:2007. Nasihat yang diberikan oleh penasihat haruslah jujur, murni, menggunakan kata-kata yang baik dan positif. Nasihat di Indonesia merupakan hal yang sangat penting dan diutamakan. Pemberian nasihat akan memberikan respon bagi subjek yang dinasihati. Respon itu berupa tinggi rendahnya resistensi perempuan Jawa terhadap pemberian nasihat. Penelitian resistensi perempuan Jawa terhadap pemberian nasihat tentang budi pekerti dalam serat wulangreh putri berdasarkan gabungan perhitungan data skala resistensi, data wawancara informatif dan data FGD menunjukkan bahwa tidak ada resistensi pada pemberian nasihat. Perempuan Jawa menerima adanya fase pemberian nasihat dalam proses konseling. Perempuan Jawa dengan jumlah 4 orang tersebut tidak keberatan mengikuti fase pemberian nasihat selama proses wawancara. Nasihat tentang budi pekerti mempengaruhi respon perempuan Jawa selama proses konseling. Pengaruh respon ini kemudian menimbulkan adanya resistensi maupun tidak adanya resistensi terhadap pemberian nasihat tentang budi pekerti. Ki Sugeng Subagya Febuari 2010 berpendapat bahwa budi pekerti adalah perbuatan yang dibimbing oleh pikiran; perbuatan yang merupakan realisasi dari isi pikiran; atau perbuatan yang dikendalikan pikiran. Pendapat tersebut dibahas dalam item nasihat jenis proses pada serat Wulangreh putri dengan topik keselarasan batin, pikiran dan perbuatan. Batin, pikiran dan perbuatan yang selaras dengan kegiatan pemberian nasihat tentang budi pekerti akan mempengaruhi sikap respon untuk menerima, memperhatikan dan menanggapi secara positif setiap kata-kata nasihat yang diberikan. Perempuan Jawa sebagai subjek penelitian ini sebagian besar mengemukakan pendapatnya bahwa perempuan Jawa harus tau tugas- tugas sebagai seorang perempuan Jawa, terutama dalam hidup berumah tangga. Perempuan Jawa harus mengetahui nilai-nilai budi pekerti. Pengetahuan perempuan Jawa ini didukung oleh penanaman nilai-nilai budi pekerti sejak kecil dalam keluarga maupun pendidikan bimbingan di sekolah. Perempuan Jawa yang mengerti tentang nilai-nilai budi pekerti, menunjukan tidak adanya resistensi dalam pemberian nasihat dari serat Wulangreh putri tentang budi pekerti. Tidak adanya resistensi perempuan Jawa terhadap pemberian nasihat menjadikan proses wawancara berjalan dengan baik dan lancar. Berdasarkan penelitian observasi, selain karena perempuan Jawa yang mengerti tentang nilai-nilai budi pekerti, tidak adanya resistensi terjadi karena konseli atau perempuan Jawa merasa nyaman dan percaya kepada konselor untuk dibimbing. Konselor yang mumpuni mampu menciptakan komunikasi dan suasana lokasi yang nyaman membuat konseli menunjukkan sikap positif dan tanggapan yang positif. Pernyataan ini didukung oleh pendapat Winkel 2012, konselor yang berpengalaman tidak akan ragu-ragu dalam menggunakan teknik ini, tetapi ia harus sangat bijaksana dalam menentukan kepada siapa dan kapan teknik ini sebaiknya digunakan. Winkel juga menambahkan “Untuk itu konselor harus minta umpan balik tentang nasihat itu kepada konseli.” Penasihat atau konselor yang memberikan nasihat kepada konseli harus memastikan apakah usul, saran, ajaran dalam nasihat memang cocok dengan keadaan konseli atau tidak. Umpan balik atau respon berupa resistensi inilah yang kemudian dapat dipertimbangkan konselor bahwa nasihat perlu diberikan atau tidak. Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada resistensi dalam proses pemberian nasihat tentang budi pekerti pada serat wulangreh. Faktor tidak adanya resistensi ini ada karena tema budi pekerti yang digunakan merupakan tema ajaran yang sudah melekat pada kehidupan pribadi perempuan Jawa. Selain itu karena adanya persespsi budaya bahwa nasihat merupakan hal yang penting dan utama dalam budaya di Indonesia khususnya budaya Jawa. Seperti yang diungkapkan oleh praktisi konseling Islami “Nasihat merupakan elemen pokok dalam agama Islam sehingga orang yang menganut Islam harus bisa memberikan nasihat kepada teman atau saudaranya.”

2. Resistensi perempuan Jawa terhadap nasihat jenis proses dalam serat