Nasihat Budi Pekerti Pembatasan Masalah dan Fokus Penelitian

akan memperkaya khasanah pendapat apakah nasihat dibutuhkan atau tidak dalam proses konseling.

C. Pembatasan Masalah dan Fokus Penelitian

Spesifiknya, penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki resistensi konseli putri yang berlatar belakang masyarakat Jawa terhadap nasihat dalam konseling. Partisipan perempuan dalam penelitian ini dipilih karena dalam budaya Jawa, nasihat sudah dikemas sedemikian rupa dalam kitab atau serat sesuai dengan yang ditujukan. Terdapat bagian yang berisi khusus kepada kaum perempuan Jawa pada serat Wulangreh ditulis oleh Pakubuwana IV yang akan dikemas dan digunakan sebagai instrument penelitian ini. Serat Wulangreh yang digunakan peneliti akan disebut serat Wulangreh putri. Selain itu, pemilihan partisipan perempuan memiliki alasan supaya penelitian ini lebih spesifik dan unik. Penelitian ini lebih difokuskan pada serat Wulangreh putri yang memiliki aspek afeksi yaitu nasihat tentang budi pekerti perempuan Jawa. Berikut ini adalah penjelasan definisi dari batasan penelitian.

1. Nasihat

dalam penelitian ini merupakan kata-kata berupa ajaran atau pelajaran baik. Kata-kata berupa ajaran atau pelajaran baik pada penelitian ini tertulis pada serat Wulangreh putri. Nasihat dalam serat Wulangreh putri ini lebih ditujukan kepada kaum perempuan. Serat Wulangreh yang digunakan peneliti akan disebut serat Wulangreh putri. Praktisi konseling Islami menyatakan bahwa nasihat merupakan elemen penting dalam proses konseling. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa konselor merupakan penasihat, sedangkan konseli merupakan orang yang dinasihati. 2. Resistensi dalam penelitian ini menunjukan pada posisi sebuah sikap untuk berusaha melawan, menentang, menolak adanya pemberian nasihat dalam serat wulangreh tentang budi pekerti. Resistensi dapat dilihat dari munculnya kata “tidak”, “tidak setuju”, “terlalu menggurui” atau kata-kata yang menunjukkan bahwa konseli merasa tidak nyaman dan tidak setuju dengan nasihat yang diberikan oleh konselor selama proses konseling. 3. Perempuan Jawa yang dimaksudkan dalam penelitian ini merupakan perempuan yang memiliki latar belakang budaya Jawa. Subjek dipilih melalui seleksi dengan kriteria yaitu mahasiswi BK USD semester 1, berlatar belakang suku Jawa, memiliki ikatan adat istiadat Jawa dan menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa dalam kehidupan sehari-hari. Jumlah subjek yang terseleksi dalam metode awal dari penelitian ini adalah 4 perempuan Jawa.

4. Budi Pekerti

merupakan tema pokok yang terkandung dalam serat Wulangreh. Nasihat dalam Serat Wulangreh memberikan ajaran nilai budi pekerti yaitu tentang kelakuan yang baik dalam menjalani kehidupan baik dalam keluarga, rumah tangga, pasangan, pemerintah maupun orangtua. 5. Nasihat Jenis Proses dalam penelitian ini merupakan jenis nasihat serat wulangreh tentang budi pekerti yang memiliki ciri-ciri adanya suatu proses pada nasihat dalam serat wulangreh putri. Nasihat proses lebih dilihat dari urutan kegiatan maupun kejadian yang saling terkait atau berinteraksi. Nasihat proses tentang budi pekerti menunjukkan adanya strategi dalam melaksanakan nilai-nilai nasihat tentang budi pekerti. 6. Nasihat Jenis Substansi dalam penelitian ini lebih dilihat dari isi nasihat yang menunjukkan watak dan memberikan ajaran maupun anjuran tentang bagaimana cara menghadapi hidup maupun permasalahan hidup yang terkait dalam tema budi pekerti. Nasihat Substansi dalam serat wulangreh ini dinilai dari adanya sebab akibat, “jika” dan “maka” yang menunjukkan inti pesan dari nasihat.

D. Pertanyaan Penelitian