Pendekatan Tematik Integratif Kurikulum 2013

Mulyasa, Hidayat 2013 mengemukakan bahwa Kurikulum 2013 diharapkan dapat menghasilkan generasi penerus bangsa yang cerdas komprehensif, yaitu bukan hanya cerdas secara intelektual saja melainkan juga mampu mengelola kecerdasannya dalam emosi dan spiritualnya. Perubahan dan Pengembangan kurikulum 2013 ini dinilai muncul karena terdapat kesenjangan dari kurikulum yang sebelumnya kurikulum KTSP. Sesuai dengan beberapa pendapat di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa kurikulum 2013 adalah Kurikulum yang ditujukan untuk membentuk sikap dan ketrampilan peserta didik secara matang dengan kegiatan kegiatan yang berorientasi pada peserta didik dalam upaya untuk menumbuhkan pemikiran cerdas dalam emosi, sikap, dan spiritualnya.

a. Pendekatan Tematik Integratif

Dalam kurikulum 2013, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan tematik integratif. Perubahan kurikulum 2013 dilandasi berbagai hal diantaranya landasan yuridis, teoritis, dan konseptual. Pembelajaran tematik integratif dalam penerapannya hampir sama dengan konsep pembelajaran kontekstual. Istilah kontekstual lebih pada keadaan nyata yang dialami seseorang. Kaitannya dengan pembelajaran yang dialami peserta didik, maka kontekstual bisa berarti fokus pada keadaan atau kondisi nyata yang diciptakan bagi peserta didik dalam proses pembelajaran. Pembelajaran tematik integratif dilaksanakan menggunakan prinsip pembelajaran terpadu. Pembelajaran terpadu dalam proses pembelajaran di dalam kelas menggunakan tema sebagai pemersatu kegiatan pembelajaran yang memadukan beberapa mata pelajaran sekaligus dalam satu kali tatap muka. Tujuan dari adanya suatu tema tersebut adalah untuk memberikan pengalaman yang bermakna bagi peserta didik. Peserta didik dapat memahami berbagai konsep melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dikuasainya. Pembelajaran tematik integratif berfungsi memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk memahami dan mendalami konsep materi yang tergabung dalam tema serta dapat menambah semangat belajar peserta didik, karena materi yang diajarkan sesuai dengan kenyataan kontekstual dan bermakna bagi peserta didik menurut Kemendikbud 2013:197. Yani 2013:114, mengungkapkan pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang tidak menggunakan “nama-nama disiplin ilmu” sebagai nama mata pelajaran tetapi menggunakan tema-tema tertentu. Tema-tema tersebut nantinya akan menjadi pengait dari sejumlah pokok bahasan dalam mata pelajaran atau dalam memadukan beberapa mata pelajaran. Keuntungan dengan menerapkan pembelajaran tematik adalah peserta didik dapat belajar secara kontekstual tentang kehidupannya sehari-hari sehingga peserta didik dapat merasakan manfaatnya. Berbeda lagi dengan Daryanto dan Sujendro 2014:72 mereka mengungkapkan bahwa pembelajaran tematik integratif adalah salah satu pendekatan pembelajaran dimana kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan dari berbagai mata pelajaran digabungkan menjadi satu. Manfaat dari pembelajaran tematik yaitu: 1 fleksibilitas pemanfaatan waktu dan menyesuaikannya dengan kebutuhan peserta didik, 2 menyatukan pembelajaran peserta didik, 3 merefleksikan dunia nyata yang dihadapi anak di rumah dan lingkungannya, dan 4 aktivitas belajar melibatkan subjek belajar secara langsung, mengoptimalkan semua sumber belajar dan memberi kesempatan peserta didik untuk mengeksplorasi materi secara lebih luas. Sesuai dengan beberapa pendapat ahli tersebut, maka peneliti mencoba menyimpulkan pembelajaran tematik integratif merupakan pembelajaran yang mengaitkan antar bidang studi dengan membentuk sebuah tema tertentu yang di dalamnya terdapat berbagai pokok bahasan dengan tujuan memberikan kesan bermakna bagi peserta didik pada proses pembelajarannya. 1 Karakterisitik Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik memiliki beberapa karakteristik. Majid 2014:89 mengungkapkan beberapa karakteristik sebagai berikut: a Berpusat pada peserta didik Dalam model pembelajaran ini, guru diusahakan hanya menjadi fasilitator bagi peserta didik, sedangkan peserta didik yang nantinya berperan aktif dalam proses pembelajarannya. b Memberikan pengalaman langsung Diusahakan dalam pemberian materi, peserta didik dihadapkan dengan masalah yang nyata secara langsung sehingga timbul pemecahan secara kontekstual dari peserta didik. c Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas Antara mata pelajaran saling terkait meskipun terpisah-pisah antara mata pelajarannya, sehingga kekhasan pembelajaran tematik yang satu kesatuan tetap terlihat. d Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran Proses pembelajaran tematik mengambil dari berbagai mata pelajaran, namun pada pemberian materi tetap dipelajari secara utuh dalam satu kesatuan. e Bersikap fleksibel Fleksibel berarti guru dapat mengaitkan materi pelajaran dengan kondisi kontekstual saat itu. Jadinya pelajaran yang membutuhkan contoh konkret, guru bisa mengaitkannya sesuai dengan kebutuhan. f Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan. Proses pembelajaran diberikan dengan cara yang menyenangkan dengan kondisi layaknyapermainan. 2 Kelebihan Pembelajaran Tematik Hosnan 2014:365 menyebutkan kelebihan-kelebihan yang mendukung dalam proses pembelajaran tematik sebagai berikut: a Kegiatan belajar memberikan pengalaman yang relevan dengan tingkat perkembangan dan usia anak. b Kegiatan tematik mengacu pada minat dan kebutuhan peserta didik. c Hasil belajar akan bertahan lebih lama dikarenakan kegiatan yang dilakukan lebih bermakna dan berkesan. d Kegiatan berlajar yang disajikan bersifat nyata sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui peserta didik dalam lingkungannya. e Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam aspek sosial yang meliputi kerja sama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap pendapat orang lain. 3 Keterbatasan Pembelajaran Tematik Selain kelebihan, pembelajaran tematik integratif juga memiliki kekurangan seperti yang dikatakan Puskur, Balitbang Diknas dalam Majid, 2014:93-94 sebagai berikut: a Aspek guru Kali ini guru dituntut memiliki keterampilan yang lebih sehingga proses pembelajaran lebih kreatif dan bervariasi, namun nyatanya sekarang ini masih ditemukan guru yang kurang inovatif. b Aspek Peserta didik Peserta didik dituntut untuk dapat aktif dalam menganalisis masalah, menghubungkan, menemukan serta menggali informasi. Namun, perlu proses untuk membentuk karakter peserta didik agar siap mengikuti model pembelajaran integratif ini. c Aspek sarana dan sumber pembelajaran Sumber bacaan dan buku pelajaran sebaiknya banyak, karena pembelajaran tematik ini membutuhkan wawasan yang luas. Apabila sumber pelajaran dan buku kurang, kiranya model pembelajaran ini akan sulit diterapkan. d Aspek Kurikulum Orientasi kurikulum pembelajaran tematik ini terpacu pada ketuntasan pemahaman peserta didik. Jadi, guru sebaiknya memiliki kewenangan dalam mengembangkan materi begitupun metode penilaiannya. e Aspek Penilaian Dari aspek penilaian, model pembelajaran sedikit menyulitkan guru karena guru harus menentukan hasil belajar peserta didik dari beberapa materi yang dikaitkan. Disarankan guru kelas berkoordinasi dengan guru mata pelajaran lain untuk menghindari kesalahan dalam standar penilaian. 4 Manfaat Pembelajaran Tematik Ada beberapa manfaat dari penggunaan pembelajaran tematik seperti yang diungkapkan oleh Hosnan 2014:365-366 yaitu: a Penghematan kompetensi dasar dan indikator dapat dilakukan agar tumpang tindih materi berkurang atau bahkan dihilangkan. b Peserta didik lebih mampu memahami hubungan antara isi dan materi pembelajaran karena kedua hal tersebut menjadi sarana belajar peserta didik bukan malah menjadi tujuan akhir. c Peserta didik akan mendapatkan pengertian mengenai proses dan materi secara utuh karena pembelajaran diberikan secara bulat dan utuh. d Penguasaan konsep akan semakin baik karena adanya pemaduan antar mata pelajaran. Sesuai dengan karakteristik-karakteristik tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendekatan tematik integratif adalah pendekatan pada proses pembelajaran yang menggabungkan beberapa mata pelajaran menjadi satu kesatuan yang utuh dengan tujuan memudahkan peserta didik untuk mendapatkan pengetahuan secara nyata. Proses pembelajarannya pun dikemas secara aktif dan menyenangkan sehingga kondisi kelas diharapkan menjadi lebih hidup.

b. Pendekatan Saintifik