Pengertian Kemiskinan Pembangunan Ekonomi

16

2.2.1.1. Pengertian Kemiskinan

Penulis mengungkapkan beberapa pengertian tentang kemiskinan dari beberapa para ahli antara lain : a. Kemiskinan adalah ketidakmampuan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar minimal untuk hidup layak BPS dan Depsos dalam Suharto, 2009:2. b. Kemiskinan merupakan sebuah kondisi yang berada di bawah garis nilai standar kebutuhan minimum, baik untuk makanan dan non makanan, yang disebut garis kemiskinan poverty line atau batas kemiskinan poverty threshold. Garis kemiskinan adalah sejumlah rupiah yang diperlukan oleh setiap individu untuk dapat membayar kebutuhan makanan setara 2100 kilo kalori per orang per hari dan kebutuhan non-makanan yang terdiri dari perumahan, pakaian, kesehatan, pendidikan, transportasi, serta aneka barang dan jasa lainnya BPS dan Depsos dalam Suharto, 2009:3. c. Kemiskinan pada umumnya didefinisikan dari segi pendapatan dalam bentuk uang ditambah dengan keuntungan-keuntunan non-material yang diterima oleh seseorang. Secara luas kemiskinan meliputi kekurangan atau tidak memiliki pendidikan, keadaan kesehatan yang buruk, kekurangan transportasi yang dibutuhkan oleh masyarakat SMERU dalam Suharto, 2009:3. d. Menurut Sajogyo dalam Suyanto Karnaji 2005:3, kemiskinan adalah suatu tingkat kehidupan yang berada di bawah standar 17 kebutuhan hidup minimum yang ditetapkan berdasarkan atas kebutuhan pokok pangan yang membuat orang cukup bekerja dan hidup sehat berdasarkan atas kebutuhan beras dan kebutuhan gizi. e. Kemiskinan sesungguhnya bukan semata-mata kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok atau standar hidup layak, namun lebih dari itu esensi kemiskinan adalah menyangkut kemungkinan atau probabilitas orang atau keluarga miskin itu untuk melangsungkan dan mengembangkan usaha serta taraf kehidupannya Suyanto Karnaji, 2005:1. f. Menurut Friedman dalam Suyanto Karnaji 2005:2, kemiskinan adalah ketidaksamaan kesempatan untuk mengakumulasikan basis kekuasaan sosial. Basis kekuasaan sosial meliputi: a modal produktif atas aset tanah perumahan, peralatan, dan kesehatan, b sumber keuangan seperti income dan kredit yang memadai, c organisasi sosial dan politik yang dapat digunakan untuk mencapai kepentingan bersama seperti koperasi, d network atau jaringan sosial untuk memperoleh pekerjaan, barang-barang, pengetahuan dan ketrampilan yang memadai, e informasi-informasi yang berguna untuk kehidupan. g. Menurut Levitan dalam Suyanto Karnaji 2005:1, mendefinisikan kemiskinan adalah kekurangan barang-barang dan pelayanan- pelayanan yang dibutuhkan untuk mencapai suatu standart hidup yang layak. 18 h. Menurut Schiller dalam Suyanto Karnaji 2005:1, kemiskinan adalah ketidaksanggupan untuk mendapatkan barang-barang dan pelayanan-pelayanan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan- kebutuhan sosial yang terbatas. i. Ghose Griffin dalam Bayo 1981:4, mengatakan bahwa kemiskinan di negara-negara ini berarti kelaparan, kekurangan gizi, ditambah pakaian dan perumahan yang tidak memadai, tingkat pendidikan yang rendah, tidak ada atau sedikit sekali kesempatan untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang elementer, dan lain-lain. Definisi dan pengertian kemiskinan yang lebih lengkap dikemukakan oleh Chambers dalam Suyanto Karnaji 2005:10. Menurut Chambers, inti dari masalah kemiskinan sebenarnya terletak pada apa yang disebut deprivation trap atau perangkap kemiskinan yang terdiri atas lima unsur, yaitu : 1 kemiskinan itu sendiri, 2 kelemahan fisik, 3 keterasingan atau kadar isolasi, 4 kerentanan, dan 5 ketidakberdayaan. Kelima unsur ini sering kali berkait satu dengan yang lainnya sehingga merupakan perangkap kemiskinan yang benar-benar berbahaya dan mematikan peluang hidup orang atau keluarga miskin.

2.2.1.2. Ukuran Kemiskinan