18
h. Menurut Schiller dalam Suyanto Karnaji 2005:1, kemiskinan
adalah ketidaksanggupan untuk mendapatkan barang-barang dan pelayanan-pelayanan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan sosial yang terbatas. i.
Ghose Griffin dalam Bayo 1981:4, mengatakan bahwa kemiskinan di negara-negara ini berarti kelaparan, kekurangan gizi,
ditambah pakaian dan perumahan yang tidak memadai, tingkat pendidikan yang rendah, tidak ada atau sedikit sekali kesempatan
untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang elementer, dan lain-lain. Definisi dan pengertian kemiskinan yang lebih lengkap
dikemukakan oleh Chambers dalam Suyanto Karnaji 2005:10. Menurut Chambers, inti dari masalah kemiskinan sebenarnya terletak
pada apa yang disebut deprivation trap atau perangkap kemiskinan yang terdiri atas lima unsur, yaitu : 1 kemiskinan itu sendiri, 2 kelemahan
fisik, 3 keterasingan atau kadar isolasi, 4 kerentanan, dan 5 ketidakberdayaan. Kelima unsur ini sering kali berkait satu dengan yang
lainnya sehingga merupakan perangkap kemiskinan yang benar-benar berbahaya dan mematikan peluang hidup orang atau keluarga miskin.
2.2.1.2. Ukuran Kemiskinan
Ada 2 ukuran yang digunakan oleh Bank Dunia dalam menentukan penduduk yang masuk dalam kategori miskin, yaitu:
a US 1 per kapita per hari dimana diperkirakan ada sekitar 1,2 miliar
penduduk dunia yang hidup dibawah ukuran tersebut.
19
b US 2 per kapita per hari
US dollar yang digunakan adalah US PPP Purchasing Power Parity, bukan nilai tukar resmi exchange rate. Kedua batas ini adalah garis
kemiskinan absolut. dimana lebih dari 2 miliar penduduk yang
hidup kurang dari batas tersebut.
Sajogyo dalam Suyanto Karnaji 2005:3, telah membuat suatu batasan atau klasifikasi kemiskinan sebagai berikut :
a. Untuk daerah perkotaan, seseorang disebut miskin apabila
mengkonsumsi beras kurang dari 420 kilogram per tahunnya. b.
Untuk daerah pedesaan, seseorang disebut miskin apabila mengkonsumsi 320 kilogram, miskin sekali apabila mengkonsumsi
240 kilogram dan paling miskin apabila mengkonsumsi kurang dari 180 kilogram per tahunnya.
Jika memakai ketetapan Badan Pusat Statistik ukuran penduduk, yang termasuk batas garis kemiskinan GK secara nasional pada maret
2009 adalah Rp200.262 per kapita per bulan. Garis kemiskinan pada tahun-tahun sebelumnya adalah: Rp129.108 2005, Rp151.997 2006,
Rp166.697 2007, dan Rp182.636 2008. Tabel 1 juga memperlihatkan perkembangan garis kemiskinan secara nasional untuk daerah perkotaan
dan pedesaan dalam beberapa tahun terakhir Rizky Majidi, 2009:7.
20
Tabel 1. Perkembangan Garis Kemiskinan BPS Rp per kapita per bulan
2005 2006
2007 2008
2009
Kota Desa
Kota+Desa Rp150.799
Rp117.259 Rp129.108
Rp174.290 Rp130.584
Rp151.997 Rp187.942
Rp146.837 Rp166.697
Rp204.896 Rp161.831
Rp182.636 Rp222.123
Rp179.835 Rp200.262
Sumber : BPS, 2010, diolah.
Sedangkan jika dilihat dari segi tahapan pencapaian tingkat kesejahteraan maka Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
1997:14 mengelompokkan suatu golongan keluarga kedalam 5 lima tahapan yaitu :
a. Keluarga prasejahtera adalah keluarga-keluarga yang kurang mampu
memenuhi kebutuhan pokoknya dalam arti makanan perumahan dan pakaian, investasi guna memenuhi kebutuhan pokok :
1 Semua anggota keluarga beribadah sesuai dengan agama mereka.
2 Makan dua kali sehari.
3 Busana yang berbeda untuk dirumah, kerja, sekolah dan rekreasi.
4 Tidak makan dilantai.
5 Memperoleh pelayanan kesehatan professional atau pengobatan
modern. b.
Keluarga sejahtera tahap 1 adalah para keluarga yang mampu memenuhi kebutuhan pokok, namun kebutuhan sosial belum
terpenuhi, misalnya :
21
1 Segenap anggota keluarga beribadah sesuai agama dan
kepercayaannya. 2
Makan daging, telur, ayam atau paling tidak makan daging sekali seminggu.
3 Segenap anggota keluarga paling tidak mempunyai satu pasang
busana baru tiap bulan. 4
Pasang lantai paling sedikit delapan meter persegi perorang. 5
Tidak ada masalah dengan kesehatan selama tiga bulan terakhir. 6
Paling tidak satu anggota diatas umur 15 tahun memiliki sumber pendapatan yang tetap.
7 Seluruh anggota dibawah 60 tahun dapat membaca.
8 Semua anak umur 6 – 15 tahun.
9 Orang tua harus mempunyai dua anak atau bila memungkinkan,
mereka menggunakan kontrasepsi. c.
Keluarga sejahtera tahap 2 adalah keluarga yang mampu memenuhi kebutuhan pokok dan kebutuhan sosial namun belum sanggup
memenuhi kebutuhan pengembangan mereka : 1
Semua anggota mengikuti pengetahuan agama yang lebih mendalam.
2 Sebagian pendapatan keluarga untuk tabungan keluarga.
3 Paling sedikit seluruh anggota keluarga bersantap bersama sekali
dalam sehari. 4
Sekali-kali keluarga turut serta dalam kegiatan masyarakat.
22
5 Paling sedikit keluarga bertamasya sekali dalam enam bulan.
6 Keluarga memperoleh berita dari media massa.
7 Semua anggota mempunyai akses terhadap transportasi umum.
d. Keluarga Sejahtera tahap 3 adalah keluarga yang mampu memenuhi
kebutuhan dasar, kebutuhan sosial, dan kebutuhan pembangunan, namun belum sanggup menyumbang bagi kegiatan-kegiatan sosial.
Investasi guna meningkatkan partisipasi sosial : 1
Keluarga secara teratur menyumbang pada kegiatan-kegiatan masyarakat dalam bentuk materi.
2 Anggota keluarga berada pada manajemen lembaga masyarakat.
e. Keluarga sejahtera tahap 3 plus adalah keluarga-keluarga yang
mampu memenuhi seluruh kebutuhan pokok, termasuk pembangunan dan partisipasi sosial. Keluarga-keluarga dalam kemampuan
menolong keluarga lain dalam masyarakat. Profil yang ideal menggambarkan keluarga Indonesia.
2.2.1.3. Ciri-Ciri Kemiskinan