49
b. UPK bertugas sebagai pengelola keuangan BKM.
c. UPK bertugas melayani peminjam kelompok KSM.
d. Ketua UPK adalah bendahara BKM, sangat dianjurkan ketua UPK
adalah seorang perempuan.
2.2.8 Forum Konsultasi Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan
a. Keberadaan Forum Konsultasi hanya bersifat anjuran, bukan
keharusan. b.
Forum ini anggotanya diharapkan terdiri atas wakil-wakil badan-badan pemerintahan, non pemerintah, organisasi masyarakat, badan
keagamaan, dunia usaha, LSM, perguruan tinggi serta perorangan, yang mempunyai kepedulian terhadap penanggulangan kemiskinan di
perkotaan. c.
Peran forum ini adalah menjembatani hubungan antara pelaksana program dengan pihak-pihak yang menjadi peserta forum dan
melindungi prakarsa Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan dari intervensi inisiatif-inisiatif lain, baik dari kalangan lembaga
pemerintah maupun non pemerintah, yang berperan pada bidang yang sama namun tidak sejalan sifat dan tujuannya dengan proyek ini.
Lokasi Sasaran Penerima Bantuan
Lokasi sasaran penerima bantuan Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan difokuskan pada satuan pemukiman kelurahan
50
satuan pemukiman mempunyai makna yang penting mengingat disinilah muncul kebersamaan dan kesepakatan atas dasar kepentingan bersama.
Satuan hunian dipilih berdasarkan kriteria sebagai berikut : a.
Keberadaan satuan pemukiman tidak terlepas dari fungsi-fungsi sekitarnya serta struktur fisik prasarana dan sarana yang merupakan
bagian dari sistem struktur yang lebih besar. b.
Seluruh kota besar, sedang, kecil dapat dijadikan lokasi sasaran Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan. Namun untuk tahap
pertama, lokasi sasaran Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan dibatasi dan ditetapkan berdasarkan hasil pengolahan data
dan pemetaan kelurahan-kelurahan miskin yang berlokasi di kota.
Strategi Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan
Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan memadukan beberapa strategi yang pernah diterapkan pada program-program
penanggulangan kemiskinan terdahulu, khususnya yang diselenggarakan dikawasan perkotaan, diantaranya:
a. Penyelenggara konsep Tridaya sosial, ekonomi dan lingkungan.
b. Pemberian dana hibah untuk pembangunan prasarana dan sarana dasar
lingkungan, serta pinjaman dan bergulir untuk modal kerja kegiatan produktif.
c. Penyelenggaraan pelatihan keterampilan yang dibutuhkan dalam
meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk dapat membuka usaha baru.
51
d. Peningkatan partisipasi aktif masyarakat agar inisiatif mereka dapat
ditumbuhkan dan diwujudkan. e.
Pendampingan pada KSM.
Asas Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan
Dalam penyelenggaraan Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan semua pihak terkait harus menjunjung tinggi dan berpedoman
pada asas-asas sebagai berikut : a.
Keadilan b.
Kejujuran c.
Kesetaraan kaum laki-laki dan perempuan d.
Kemitraan e.
Kesederhanaan
Prinsip Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan
Setiap pihak yang terkait dan terlibat dalam pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan harus pula bertindak dengan
mengingat prinsip-prinsip berikut : a.
Demokrasi b.
Partisipasi c.
Transparasi d.
Akuntabilitas e.
Desentralisasi Anonim, 1999:7
52
Organisasi Pelaksana
Dalam pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan, dibentuk beberapa tim pada tingkatan sebagai berikut :
a. Tingkat Pusat : tim koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan
Perkotaan pusat dibantu oleh secretariat pusat dengan unsur departemen terkait dan Konsultan Manajemen Pusat KMP serta
Konsultan Manajemen Wilayah KMW di daerah. b.
Tingkat Kabupaten : tim koordinasi daerah kabupaten atau kota dibentuk untuk membina PJOK di wilayah bersangkutan.
c. Tingkat Kelurahan : dikembangkan Badan Keswadayaan Masyarakat
BKM beranggotakan tokoh masyarakat, Kelompok Swadaya Masyarakat KSM dan warga kelurahan.
KSM selaku penerima bantuan dan pelaksana pembangunan didampingi fasilitas kelurahan. KMW sebagai bantuan teknis pada masyarakat bekerja
di Satuan Wilayah Kerja SWK yang terdiri dari beberapa kabupaten dan kota Anonim, 1999:15.
Pengelompokan SWK dilakukan atas dasar beberapa pertimbangan antara lain :
a. Keterpaduan dengan kawasan pengembangan daerah, dan
b. Jangkauan geografis agar memudahkan koordinasi program
Tahap I pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan dibagi dalam beberapa SWK, antara lain :
a. DKI Jakarta
: SWK I dan SWK II
53
b. Jawa Barat
: SWK III dan SWK IV
c. Jawa Tengah
: SWK V dan SWK VI
d. D.I. Yogyakarta :
SWK VII e.
Jawa Timur :
SWK VIII dan SWK IX Dalam pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan
Perkotaan, dibentuk tim koordinasi pada beberapa tingkatan, yaitu sebagai berikut :
1. Ditingkat pusat dibentuk tim koordinasi Program penanggulangan
Kemiskinan Perkotaan pusat terdiri atas unsur-unsur Badan Pembangunan Nasional Bappenas, Departemen Pemukiman dan
pengembangan Wilayah. 2.
Dan untuk keperluan operasional dan administrasi, tim koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan pusat membawahkan
secretariat Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan pusat yang terdiri atas unsur-unsur departemen terkait.
3. Pengolahan proyek dilakukan oleh Project Management Unit PMU
yang dibantu oleh pemimpin proyek. Untuk membantu koordinasi dan pengolahan Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan pada
tingkat pusat, dipilih lembaga konsultan yaitu Konsultan Manajemen Pusat KMP.
4. Dan untuk koordinasi dan pengolahan Program Penanggulangan
Kemiskinan Perkotaan pada tingkat wilayah atau Satuan Wilayah Kerja SWK yaitu Konsultan Manajemen Wilayah KMW. Dan
54
KMW dibantu oleh Faskel Fasilitator Kelurahan yang bertugas sebagai pemilih dan pembina kader masyarakat untuk dijadikan
sebagai anggota Badan Keswadayaan Masyarakat BKM ataupun Kelompok Keswadayaan Masyarakat KSM.
5. Dan pada tingkat kelurahan dibentuk BKM dan KSM sebagai
penggerak, pengelola dan pelaksana Program serta sebagai penerima bantuan dan diawasi serta disahkan oleh PJOK.
Pendanaan
Ada beberapa ketentuan mengenai pendanaan subproyek, yaitu sebagai berikut :
1. Keberadaan UPK Unit Pengelola Keuangan yang merupakan dari
bagian BKM yang bertugas sebagai pengelola dana di kelurahan. 2.
Kantor Bank yang ditunjuk sebagai penyalur dana diberi tahu oleh PJOK tentang jumlah lokasi dana sebuah kelurahan. BKM akan
membuka rekening dan menyerahkan contoh tanda tangan ketua bendaharanya di kantor Bank yang bersangkutan. Dan Bank akan
menerima penyaluran dana tahap I setelah stelah BKM dan PJOK menendatangani lampiran-lampiran, dan menyampaikan pada KPPKN
meminta BI untuk mentransfer dana yang diperlukan ke kantor Bank yang dituju.
3. Pencairan dana dilakukan secara tiga tahap yaitu dana tahap awal 40 ,
tahap II 40 , dan terakhir 20 .
55
4. Bank dapat mencairkan dana setelah contoh tanda tangan yang dimiliki
cocok dengan tanda tangan ketua dan bendaharawan BKM. 5.
Pembayaran untuk KMP dan KMW dilakukan di KPPKN Jakarta atas pengesahan pimpinan proyek, dan
6. PJOK didanai dari APBN yang disediakan dari proyek ini.
Peran Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan
Peran serta pelaksana Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan pada dasarnya dibagi dalam 2 dua kelompok yaitu stake
holder pemerintah dan stake holder masyarakat. Namun dari sisi funsi masing-masing pelaku Program
Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan, maka stake holder masyarakat dapat dibagi menjadi 2 kelompok, antara lain : stake hoder professional
konsultan, perguruan tinggi, dan LSM bergabung dalam KMW, KMP, KME dan stake holder masyarakat penerima bantuan.
Peran masing-masing stake holder secara umum dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Peran stake holder pemerintah :
1. Menyukseskan pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan
Perkotaan sebagai program pemberdayaan yang diprakarsai oleh pemerintah.
2. Memberikan legitimasi pada pelakunProgram Penanggulangan
Kemiskinan Perkotaan
56
3. Menjadi wasit apabila timbul persoalan yang memerlukan fungsi
penengah 4.
Mendorong dan menerapkan para pelaku 5.
Memberikan masukan dan mengendalikan khusus pembangunan fisik agar terintegrasi dengan program pembangunan lainnya.
b. Peran stake holder professional :
1. Membantu tim koordinasi pusat dalam aspek teknis dan manajerial
untuk tercapainya sasaran program 2.
Memfasilitasi dan koordinasi kegiatan BKM dan KSM 3.
Manyiapkan system manajemen informasi berbasis komputer 4.
Memfasilitasi pelayanan konsultan serta menjami agara setiap masukan dapat terintegrasi ke dalam proyek
c. Peran stake holder masyarakat :
1. Melakukan koordinasi dan pemantauan kegiatan KSM
2. Evaluasi dan menetapkan kegiatan-kegiatan KSM
3. Mengelola dana bantuan Program Penanggulangan Kemiskinan
Perkotaan 4.
Menyebarluaskan informasi Anonim, 1999:16.
Sistem Pemantauan dan Evaluasi
Pemantauan pelaksanaan kegiatan masyarakat baik bersifat fisik maupun non fisik dalam Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan
diupayakan tidak mengganggu upaya pemandirian masyarakat mengatasi kemiskinan melalui pengokohan kelembagaan di komunitas.
57
Namun pelaksanaan kegiatan harus tetap berjalan dengan prinsip akuntabilitas sehingga para pelaku bertanggung jawab terhadap hasil
kegiatannya. Hal ini juga dilakukan merspon tuntutan dari lembaga honor untuk dapat memperoleh informasi seluas-luasnya dengan cepat.
a. Sistem pengawasan dan pengendalian Wasdal
Dalam sistem pengawasan dan pengendalian masing-masing stake holder pemerintah – professional – penerima bantuan – masyarakat
melakukan wasdal sesuai dengan peran dalam Program Penanggulangan Kemiskinan Perkoataan. Khususnya untuk
masyarakat, program pemberdayaan ini sangat mengandalkan peran “social control” dalam masyarakat yang dirasakan bermanfaat
mendukung keberhasilan sasaran program. b.
Sistem pelaporan pelaksanaan Dalam rangka penyebarluasan informasi dan pengendalian sasaran
program diperlukan system pelaporan yang sesuai dengan kebutuhan program, baik dari sisi jenis laporan dan frekuensi laporan.
1. Lembaga struktural pemerintah : laporan berkala struktural
2. Lembaga fungsional Program Penanggulangan Kemiskinan
Perkotaan : laporan khusus, laporan dua mingguan dan laporan pelaksanaan.
Khusus untuk laporan keuangan sesuai dengan kewajiban Executive Agency
, maka PMU Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan diharuskan mengirimkan laporan-laporan ke lembaga donor.
58
Frekuensi pengiriman laporan pemeriksaan ini ditetapkan dalam perjanjian pinjaman paling lambat 6 bulan setelah tahun anggaran
berjalan.
2.3 Kerangka Pikir
Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan adalah program pemerintah yang bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan agar dapat
memperkecil jumlah penduduk miskin serta mengurangi tempat-tempat daerah tertinggal guna untuk mengembangkan pembangunan ekonomi di
daerah perkotaan. Di samping akibat keterpurukan ekonomi yang menyebabkan semakin banyak penduduk miskin. Kemiskinan juga terjadi
akibat dari ketidakmampuan penduduk itu sendiri. Dalam mengembalikan kondisi lingkungan karena rendahnya
kualitas SDM Sumber Daya Manusia. Kualitas SDM yang rendah mengakibatkan kemampuan permodalan menjadi rendah karena tidak
memiliki keterampilan teknis yang tidak berkembang yang akhirnya mengakibatkan pendapatan yang diterima juga rendah dan dampak yang
diharapkan dari program penanggulangan kemiskinan perkotaan diantaranya dapat meningkatkan kualitas SDM dan kemampuan
permodalan dengan peningkatan SDM dan kemampuan permodalan diharapkan dapat mengembangkan usaha sehingga dapat meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, adapun paradigma kerangka pikir adalah sebagai berikut :