teks melalui editor, penerbit, toko buku dan pembaca nyata, d penerim teks, melalui aktivitas pembaca, khususnya pembaca implicit.
Hubungan karya sastra dengan masyarakat merupakan kompleksitas hubungan yang bermakna, antar hubungan yang bertujuan untuk saling
menjelaskan fungsi-fungsi perilaku sosial yang terjadi pada saat-saat tertentu Ratna, 2003:137.
2.3 Pekerja Seks Komersial
Semakin berkembangnya zaman, persaingan dalam hal mencari pekerjaan semakin sulit. Banyak cara ditempuh untuk tetap bertahan hidup dengan
menjalani berbagai macam pekerjaan, meskipun dengan resiko yang tidak sebanding dengan apa yang diterima yaitu profesi sebagai pekerja seks komersial
yang bagi masyarakat dianggap sebagai pekerjaan yang memiliki konotasi buruk. Berbicara tentang pekerja seks komersial pandangan kita langsung tertuju pada
kaum perempuan dengan aktivitas menjual tubuh, serta profesi yang dianggap sebagai aib sosial.karena diperlakukan tidak enak hati, hina, rendah karena
diperlakukan sesuatu yang kurang baik disini terkait dengan profesinya sebagai pekerja seks komersial yang menurut masyarakat sebagai pekerjaan yang tidak
bermoral. Pekerja seks komersial adalah seseorang yang menjual jasanya untuk
melakukan hubungan seksual untuk uang. Di Indonesia pelacur pekerja seks komersial sebagai pelaku pelacuran sering disebut sebagai sundal atau sundel. Ini
menunjukkan bahwa prilaku perempuan sundal itu sangat begitu buruk hina dan
menjadi musuh masyarakat, mereka kerap digunduli bila tertangkap aparat penegak ketertiban, Mereka juga digusur karena dianggap melecehkan kesucian
agama dan mereka juga diseret ke pengadilan karena melanggar hukum. Pekerjaan melacur atau nyundal sudah dikenal di masyarakat sejak berabad
lampau ini terbukti dengan banyaknya catatan tercecer seputar mereka dari masa kemasa. Sundal selain meresahkan juga mematikan, karena merekalah yang
ditengarai menyebarkan penyakit AIDS akibat perilaku sex bebas tanpa pengaman bernama kondom.
Pelacur adalah profesi yang menjual jasa untuk memuaskan kebutuhan seksual pelanggan. Biasanya pelayanan ini dalam bentuk menyewakan tubuhnya.
Di kalangan masyarakat Indonesia, pelacuran dipandang negatif, dan mereka yang menyewakan atau menjual tubuhnya sering dianggap sebagai sampah masyarakat.
Ada pula pihak yang menganggap pelacuran sebagai sesuatu yang buruk, malah jahat, namun toh dibutuhkan evil necessity. Pandangan ini didasarkan pada
anggapan bahwa kehadiran pelacuran bisa menyalurkan nafsu seksual pihak yang membutuhkannya biasanya kaum laki-laki; tanpa penyaluran itu, dikhawatirkan
para pelanggannya justru akan menyerang dan memperkosa kaum perempuan baik-baik http:id.wikipedia.org.
Augustinus dari Hippo 354-430, seorang bapak gereja. Ia mengatakan bahwa pelacuran itu ibarat selokan yang menyalurkan air yang busuk dari kota
demi menjaga kesehatan warga kotanya. Istilah pelacur sering diperhalus dengan pekerja seks komersial, wanita tuna susila, istilah lain yang juga mengacu kepada
layanan seks komersial. Khusus laki-laki, digunakan istilah gigolo.
Pada opini tersebut tentu predikat yang melekat padanya sangat buruk. Namun bila dilihat dari sisi yang lain yaitu profesi pekerja seks komersial
merupakan suatu upaya, usaha yang dilakukan oleh kaum perempuan yang merasa dirinya sudah tidak ada alternatif pekerjaan yang lain. Profesi demikian terpaksa
ditempuh dengan tujuan memenuhi kebutuhan hidup. Profesi sebagai pekerja seks komersial tersebut dilakukan atas dasar
mencari penghasilan karena faktor untuk berjuang mempertahankan hidup ditengah sulitnya kaum perempuan mendapatkan pekerjaan yang layak,khususnya
bagi mereka yang berpendidikan rendah yang berasal dari daerah pedalaman, apalagi yang ia andalkan selain kecantikan dan kemolekan tubuh yang indah yang
dapat menggoda nafsu kaum lelaki. Anak perempuan juga mendapatkan tuntutan yang sama dengan saudara laiki – lakinya tuntutan keluarga keluarga dan
mereka kemudian harus menyesuaikan dengan tata kehidupan global dengan berbagai implikasinya, akhirnya mereka mencari pekerjaan yang paling mudah
yakni menjual tubuhnya muniarti, 2004:212-213. Dalam melakukan hubungan seksual sebagian remaja tidak terlindungi
dari pengaruh lingkungan, sehingga menjadikan anak tersebut seorang pekerja seks komersial. Namun tidak menutup kemungkinan wanita-wanita yang status
ekonominya rendah, ataupun ditinggal pasangannya menjadikan dia sebagai seorang pekerja seks komersial PSK lebih sering disebut pelacur. Atau kata yang
lebih samar adalah kupu-kupu malamhttp:id.wikipedia.org. Di Indonesia berdasarkan analisis situasi yang dilakukan oleh seorang
aktivis Hak-hak Anak, Mohammad Farid, pada tahun 1998, diperkirakan ada
40.000-70.000 anak-anak yang dilacurkan atau 30 dari jumlah PSK di Indonesia. UNDP mengestimasikan tahun 2009 di Indonesia terdapat 790 ribu
hingga 970 ribu pekerja seksual komersial dengan 10 hingga 170 juta pelanggan http:id.wikipedia.org.
Dalam hal ini terdapat beberapa pandanagan mengenai pekerja seks komersial berdasarkan beberapa agama atau kepervayaan, diantaranya sebagai
berikut:
1. Pelacuran dalam pandangan agama yahudi dan kristen