Pengertian Semiolotik Komunikasi Landasan Teori .1 Buku Sebagai Media Massa Cetak

yang menghubungkan ketiga elemen ini secara bersama – bersama itulah yang kita namakan representasi. Konsep representasi bisa berubah – ubah. Selalu ada pemaknaan baru dan pandangan baru dalam konsep representasi yang sudah pernah ada. Karena makna sendiri juga tidak pernah tetap, ia selalu berada dalam proses negosiasi dan disesuaikan dengan situasi yang baru. Intinya adalah makna akan inhern dalam suatu dunia ini, ia selalu dikonstruksikan, diproduksi, lewat proses representasi, ia adalah hasil dari praktek penandaan. Praktek yang membuat sesuatu hal bermakna sesuatu, seperti yang dikatakan juliastuti dalam bukunya. Representasi berasumsi bahwa praktik pemaknaan berbentuk menjelaskan atau praktek lain didunia secara social kepada dan oleh individu. Mengharuskan adanya eksplorasi pembentukan makna tekstual. Serta menghendaki penyelidikan tentang cara dihasilkannya makna pada beragam konteks. Representasi memiliki materiaalitas tertentu yang melekat pada bunyi, objek, citra, buku, majalah, dan program televise. Representasi diproduksi, ditampilkan, digunakan dan dipahami dalam konteks tertentu.

2.1.3 Pengertian Semiolotik Komunikasi

Secara estimologis, istilah semiotic berasal dari kata yunani semeion yang berarti “tanda”. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai sesuatuyang atas dasar konvensi sosial yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain Sobur, 2006:95. Tanda – tanda itu hanya mengemban arti significant dalam kaitannya dengan pembacanya. Pembaca itulah yang menghubungkan tanda dengan apa yang ditandakan. Sedangkan definisi semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda dan makna Sobur,2006:15. Sebuah tanda menunjuk pada sesuatu selain dirinya sendiri yang mewakili barang atau sesuatu yang lain itu, dan sebuah makna merupakan penghubung antara suatu objek dengan suatu tanda Hartoko Rahmanto, 1986:131. Menurut Barthes, semiologi pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan humanity memaknai hal – hal things. Memaknai to signify dalam hal ini tidak dapat dicampuradukkan ddengan mengkomunikasikan to communicate, namun memaknai berarti bahwa objek – objek tidak hanya membawa informasi, dalam hal mana objek – objek itu hendak berkomunikasi, tetapi juga mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda. Kurniawan, 2001:53 dalam sobur, 2006:15 Sebuah teks baik itu lagu, musik, novel, cerpen, puisi, komik, dimana semua hal itu mungkin menjadi “tanda” dapat dilihat dalam aktivitas penanda, yaitu suatu proses signifikasi yang menggunakan tanda yang menghubungan obyek dan interpretasi, pada dasarnya, semiosis dapat dipandang sebagai suatu proses tanda yang dalam istilah semiotika merupapkan hubungan antara lima istilah: S s,i,e,r,c S adalah untuk semiotic relation hubungan semiotik ; s untuk sign tanda ; I untuk interpreter penafsiran ; e untuk effect pengaruh ; r untuk reference rujukan ; c untuk context konteks atau conditions kondisi Sobur, 2004 : 16 – 17 Kajian semiotika sampai saat ini membedakan dua jenis semiotika, yakni semiotika komunikasi dan semiotika signifikasi. Semiotika komunikasi menekankan pada teori tentang produksi tanda yang salah satu diantaranya mengasumsikan adanya enam faktor dalam komunikasi, yaitu pengirim, penerima kode sistem tanda, pesan, saluran komunikasi dan acuan hal yang dibicarakan jakobson, 1963 dalam Sobur, 2006:15. Sedangkan semiotika signifikasi memberikan tekanan pada teori tanda dan pemahamannya dalam suatu kontaks tertentu. Pada semiotika sidnifikasi ini tidak dapat dipersoalkan adanya tujuan berkomunikasi, namun yang diutamakan adalah segi pemahaman suatu tanda sehingga proses kognisi pada penerima tanda lebih diperhatikan dari pada proses komunikasinya Sobur, 2004:96 Menurut John Fiske, terdapat tiga area penting dalam studi semiotik, yakni Sobur, 2004:94 : 1. Tanda itu sendiri, Hal ini berkaitan dengan beragam tanda yang berbeda, seperti cara mengantarkan makna serta cara menghubungkannya dengan orang yang menggunakannya. Tanda adalah buatan manusia dan hanya bisa dimengerti oleh oranng – orang yang menggunakannya. 2. Kode atau sistem dimana lambang – lambang disusun. Studi ini meliputi bagaimana beragam kode yang berbeda dibangun untuk mempertemukan dengan kebutuhan masyarakat dalam sebuah kebudayaan. 3. Kebudayaan dimana kode dan lambang itu beroprasi.

2.1.4 Semiologi Komunikasi Roland Barthes

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Remaja Menjadi Pekerja Seks Komersial (Studi Deskriptif : Psk Dampingan Perempuan Peduli Pedila Medan Lokalisasi Losmen Cibulan)

1 74 108

Hubungan Sosiodemografi, Pengetahuan, dan Sikap Pekerja Seks Komersial (PSK) dengan Upaya Pencegahan HIV/AIDS di Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir Propinsi Riau

0 80 120

Pandangan Waria Penjaja Seks Komersial Tentang Kesehatan (Studi Administrasi Kesehatan di Pelabuhan Belawan Kota Medan Propinsi Sumatera Utara Tahun 2003)

0 31 85

Pengetahuan Dan Sikap Pekerja Seks Komersial (PSK) Tentanginfeksi Menular Seksual (IMS) Di Desa Naga Kesiangan Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2010

4 49 92

Hubungan Perilaku Pekerja Seks Komersial Dengan Kejadian Penyakit Sifilis Dan HIV Di Lokalisasi Perbatasan Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2008

1 58 92

Persepsi Pekerja Seks Komersial Terhadap Pemanfaatan Klinik IMS Dan VCT Di Klinik VCT Kantor Kesehatan Pelabuhan Belawan Kota Medan Tahun 2009

1 44 97

Pekerja Seks Komersial Di Sekitar Kawasan Wisata Bandungan

6 298 126

MEMAHAMI KEHIDUPAN PEKERJA SEKS KOMERSIAL DALAM LINGKUNGAN SOSIO-KULTURAL MEREKA :Kajian Tentang Wanita Pekerja Seks komersial Di Kotamadya Bandung.

2 3 36

NOVEL CHRYSAN KARYA HAPIE JOSEPH ALOYSIA: Sebuah Pendekatan Psikologi Sastra

0 4 111

REPRESENTASI PEKERJA SEKS KOMERSIAL YANG LESBIAN DALAM NOVEL “CHRYSAN” ( Studi Semiotik Kehidupan Pekerja Seks Komersial Yang Lesbian dalam Novel “Chrysan” Karya Hapie Joseph Aloysia ) SKRIPSI

0 0 21