Homoseksual Lesbian Pelacuran dalam pandangan Budha

kitab suci umat hindu pelacuran disebutkan sebagai sesuatu yang selain dipantangkan juga akan mendapatkan kutukan sebanyak 7 turunan.

5. Pelacuran dalam pandangan Budha

Dalam kitab suci agama Buddha, pelacuran jelas jelas dilarang karena tidak sesuai dengan keinginan sang Budha. Dari pemaparan diatas mengenai Pekerja seks komersial diatas dapat disimpulkan bahwa pekerja seks komersial adalah sebuah profesi yang dilakukan oleh seseorang perempuan yang menjual jasa tubuhnya untuk melakukan hubungan seksual untuk mendapatkan uang dan memuaskan nafsu para pelanggannya kaum laki – laki.

2.4 Homoseksual Lesbian

Sejarah mempercayai, bahwa lesbian berkembang dari yunani dengan bukti , bahwa kata lesbian diambil dari kata lesbos, yakni nama sebuah pulau di sana. Sekian abad silam, hubungan antar kaum hawa ini jarang sekali terjadi, bisa dimaklumi karena memang hubungan antar sejenis ini lebih rapat tersimpan rapi, dari pada kaum homo seksual. bisa jadi.,. kaum feminisme lebih pintar mengeksplorasi cinta yang mereka dapatkan. Terkadang apa yang bergejolak, tak mudah di terjemahkan oleh kaum pria. Karena secara kodrati, wanita memang dianugrahi perasaan lembut dan sensitifitas yang cukup tinggi. Fenomena cinta sejenis perempuan dan perempuan, memang bukan hal yang baru dalam gaya hidup masyarakat metro moderen. Meski sekali lagi keberadaannya masih sangat rahasia. Begitu susah memang menditeksi hubungan ini. Banyak Istilah –istilah yang lazim digunakan dalam dunia lesbian. Istilah ini memgerucut pada discripsi hetero seksual kaum perempuan. Diantara banyak istilah itu, kami menemukan istilah lipstick. Untuk meniskripikan femine lesbian. Istilah ini diperuntukkan untuk mereka yang suka bermake up dan cenderung memliki sifat keperempuanan. Jauh berbeda dengan perempuan bersifat kelelaki- lakian atau lebih di kenal dengan istilah dyke. Lesbian dalam katagori ini adalah lesbian yang bertidak sebagai sang maskulin. Layaknya pria, ia bertugas untuk melindungi dan mengayomi. Lesbian dyke yang biasanya berkembang atas latar belakang historical masa kecil. Lain halnya dengan lesbian lipstik yang jauh lebih feminin dan layaknya kum perempuan kebanyakan. Terjadinya cinta sejenis, Lesbian terlatar belakangi dari banyak hal.. Misalnya karena bentukan orang tua yang menginginkan mereka tumbuh menjadi lelaki, pengaruh ,lingkungan serta karakteristik yang memaksa mereka tumbuh menjadi gadis tomboy, dan pada akhirnya membawa mereka lebih dekat dengan pribadi maskulin. Dari sini bisa ditebak, kemana arahnya. Merekapun lebih tertarik dengan gemulai seorang wanita, dari pada keperkasaan seorang pria. Hal ini lah yang menyebabkan, terjadinya dyke, atau perempuan yang sangat kelelaki- lakian Di sisi lain, Trauma masa kecil, juga bisa jadi menjadi salah satu pemicu terjadinya lesbian. Dari sini bisa memunculkan kengganannya bergaul dengan kaum lelaki, karena paradigma yang dibentuk dari awal, bahwa lelaki memang sosok yang sangat menakutkan dan harus dijauhi. Penghianatan yang diterima secara berulang kali, perselingkuhan dan juga kekerasan yang pada akhirnya bermuara pada dendam dengan kaum lelaki. Adalah juga salah satu alasan mengapa kaum lesbian ini, memutuskan untuk tidak lagi percaya dengan cinta yang ditawarkan oleh mereka yang menglkim dirinya sebagai makluk jantan itu. Rasa ini akhirnya terakumulasi menjadi sebuah babak baru dalam dunia percintan mereka. Pengalihan rasa terhadap sesama perempuan mencetakknya sebagai kaum lesbian Kata lesbian menjelaskan adanya keinginan seksual terhadap jenis kelamin sejenis. Semenjak kata ini ditemukan pada tahun 1869 oleh Karl-Maria Kerthbeny, kata lesbian telah memberi pengaruh hebat terhadap konsep modern orientasi seksual, memperoleh cinta tambahan seperti cinta dan identitas selebih daru seksualitas murni belaka.. Menurut Priaga, homoseksual merupakan penyimpangan arah seksual dimana terjadi ketertarikan terhadap sesame jenis bila dipandang dari unsur seksual. Hubungan semacam ini apabila dilakukan sesame perempuan maka biasa dikenal dengan istilah “lesbian” Priaga, 2003:18 Sedangkan menuruut Az – Zulfi, Lesbian merupakan perbuatan yang dapat merusak agama, kehormatan dan moral serta merupakan perbuatan sesat yang menyalahi kodrat manusia yang fitrah Al- Zulfi, 2005 : 1. Lesbian adalah perilaku seksual yang ditujukan pada pasangan sejenis. Pasangan sejenis artinya wanita yang secara seksual dan emosional merasa tertarik kepada wanita lain dan menjalin suatu hubungan. Hal terebut bukankah sebuah penyakit atau gangguan kejiwaan melainkan lebih cenderung pada pilihan identitas seseorang Tobing, 1987:21. Dalam kenyataan dan praktiknya sulit sekali meengenali seseorang wanitah lesbian, hanya dengan melihat saja, karena tidak ada tanda-tanda fisik yang khas yang dapat menunjukkan seseorang itu lesbian. Satu-satunya cara untuk mengetahui ialah dengan menanyakan kepada yang bersangkutan atau melihat kenyataan bahwa dia mengadakan hubungan seks dengan orang sejenisnya. Tetapi hubungan seks yang demikian susah dilihat karena berlangsung dalam keadaan tertentu. Jadi hanya berdasarkan pengakuan orang tersebut atas identitas diriny sebagai seorang homoseks, kita dapat benar-benar mengetahuinya Tobing, 1987:29. Dalam pebuatan dan perilaku yang dilakukan oleh homoseksual lesbian lebih banyak mengacu pada perilaku seksual antara dua orang dengan jenis kelamin yang sama. Perbuatan seksual yang dilakukan oleh homo seksual lesbian tersebut terbagi dalam dua batasan, yaitu: 1. Hubungan homoseksual genital, yaitu hubungan yang dilakukan antara dua orang yang berkelamin sama dengan melibatkan alat kelamin. Hubungan ini dibagi menjadi dua, yaitu hubungan tanpa kontak. contohnya: masturbasi dual dan hubungan dengan kontak langsung contohnya: masturbasi mutual, coitus interfemorallselapaha dan coitus oral atau anal. 2. Hubungan homoseksual non-genital, yaitu hubungan yang dilakukan antara dua orang yang berkelamin sama tanpa melibatkan alat kelamin, contohnya: mengagumi orang sesama jenis, merasa dekat dengan orang sesame jenis sehingga menggandeng tangan, memeluk, mencium atau melambai-lambai bagian tubuh yang bukan alat kelamin. Menurut seorang ahli psikologi dr. Wimpie Pangkahila, ada empat kemungkinan penyebab lesbian. Pertama, faktor biologis yakni ada kelainan di otak atau genetic. Kedua, faktor psiodinamik yaitu adanya gangguan perkembangan sikoseksual pada masa kanak-kanak. Ketiga, faktor sosiokultural yakni adat istiadat yang memperlakukan hubungan homoseks dengan alas an tertentu yang tidak benar. Keempat, faktor lingkungan yaitu keadaan lingkungan yang memungkinkan dan mendorong pasangan sesama jenis menjadi erat Supratiknya, 1995:94. Banyak penelitian yang dilakukan untuk mengetahui jumlah homoseks wanita. Seperti studi penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat oleh Alfred Kinsey. Ia mengatakan bahwa 70 wanita adalah homoseks. Artinya orang-orang tersebut keinginan homoseksnya lebih menonjol dari heteroseks atau homoseks semata-mata, yangs edikitnya berlaangsung selama 3 tahun dalam hidupnya. Kemudian ada penelitian lain yang dilakukan oleh Paul Gebhard yang menemukan bahwa 9,13 dari sampel yang diteliti adalah homoseks. Dari hasil studi tersebut dapat diambil kesimpulan, bahwa 10 manusia adalah homoseks. Sedangkan di Indonesia sendiri belum ada penelitian yang mengenai jumlah homoseks. Hal tersebut masih sangat sulit dilakukan karena orang homoseks di Indonesia tidk akan bersedia membuka dirinya. Keberadaan lesbian dalam masyarakat Indonesia pada kenyataannya dapat ditemukan mulai dari kota – kota kecil hingga kota – kota besar. Jika ditelusuri sejarah keberadaanya, homoseksualitas telah ada dan menjadi menjadi bagaian kebudayaan. Mengenai kapan mulai homoseksual ini tidak ada catatan yang jelas. Hanya diketahui beberapa abad sebelum masehi telah dikenal adanya lesbian seperti yang ditulis Plato dalam bukunya The Symposium. Bahkan 580 tahun sebelum masehi di Timur Yunani telah berkembang sebuah mitos tentang kisah cinta antara putri saapho yang berasal dari kalangan elit denga murid wanitanya bernama Athis di pulau Lesbos. Dari nama pulau inilah kemudian dikenal nama Lesibian umntuk homoseksual wanita Arintowaty, 1988:39. Dari sebagaian masyarakat yang memandang bahwa lesbian adalah hal yang biasa terdapat sebagaian masyarakat lagi yang memandang bahwa lesbian adalah suatu hal yang tabu dan tidak boleh dilakukan. Hal ini juga mendapat perlawanan dari sudut pandang agama dan norma – norma yang ada di masyarakat. Telah diketahui bahwa agama manapun tidak membenarkan adanya hubungan sejenis baik itu sesama perempuan. Hal tersebut dijelaskan dalam Al – Qur’an surat Al – a’raaf ayat 80 – 85, surat Syu’ara ayat 165 dan 166, Surat An – Naml nayat 55 Surat Ambiyaa’ ayat 74, dimana garis besar isi dari surat – surat tersebut adalah melarang perbuatan hubungan sejenisnya yang dapat merusak agama, kehormatan dan moral. Perbuatan itu merupakan penyakit berbahaya, racun yang sangat mematikan, puncak dari kejelekan dan keburukan, serta merupakan perbuatan sesat yang menyalahi kodrat manusia yang fitrah. Selain itu Alkitab Rom 1:27 menerangkan bahwa hubungan sejenis itu adalah salah karena membawa hubungan yang tidak sehat, Alkitab iut juga menerangkan dengan sangat jelas bahwa tuhan tidak menciptakan seorangpun sebagai homoseks. Tuhan menciptakan laki – laki dan perempuan dan ia memerintahkan untuk menjadi satu daging. Menurut paparan definisi diatas mengenai homoseksualitas dapat ditarik kesimpulan bahwa homoseksual sendiri adalah kelainan terhadap orientasi seksual yang ditandai dengan timbulnya rasa suka terhadp orang lain yang mempunyai kelamin sejenis atau identitas gender yang sama. Istilah yang sudah umum dikenal masyrakat untuk orang yang termasuk homoseksual adalah gay untuk laki-laki, Lesbian untuk perempuan, selain itu ada pula transgenderwaria, dan biseksual orientasi seksual kepada laki-laki dan perempuan.

2.5 Kerangka Berfikir

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Remaja Menjadi Pekerja Seks Komersial (Studi Deskriptif : Psk Dampingan Perempuan Peduli Pedila Medan Lokalisasi Losmen Cibulan)

1 74 108

Hubungan Sosiodemografi, Pengetahuan, dan Sikap Pekerja Seks Komersial (PSK) dengan Upaya Pencegahan HIV/AIDS di Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir Propinsi Riau

0 80 120

Pandangan Waria Penjaja Seks Komersial Tentang Kesehatan (Studi Administrasi Kesehatan di Pelabuhan Belawan Kota Medan Propinsi Sumatera Utara Tahun 2003)

0 31 85

Pengetahuan Dan Sikap Pekerja Seks Komersial (PSK) Tentanginfeksi Menular Seksual (IMS) Di Desa Naga Kesiangan Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2010

4 49 92

Hubungan Perilaku Pekerja Seks Komersial Dengan Kejadian Penyakit Sifilis Dan HIV Di Lokalisasi Perbatasan Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2008

1 58 92

Persepsi Pekerja Seks Komersial Terhadap Pemanfaatan Klinik IMS Dan VCT Di Klinik VCT Kantor Kesehatan Pelabuhan Belawan Kota Medan Tahun 2009

1 44 97

Pekerja Seks Komersial Di Sekitar Kawasan Wisata Bandungan

6 298 126

MEMAHAMI KEHIDUPAN PEKERJA SEKS KOMERSIAL DALAM LINGKUNGAN SOSIO-KULTURAL MEREKA :Kajian Tentang Wanita Pekerja Seks komersial Di Kotamadya Bandung.

2 3 36

NOVEL CHRYSAN KARYA HAPIE JOSEPH ALOYSIA: Sebuah Pendekatan Psikologi Sastra

0 4 111

REPRESENTASI PEKERJA SEKS KOMERSIAL YANG LESBIAN DALAM NOVEL “CHRYSAN” ( Studi Semiotik Kehidupan Pekerja Seks Komersial Yang Lesbian dalam Novel “Chrysan” Karya Hapie Joseph Aloysia ) SKRIPSI

0 0 21