Representasi Landasan Teori .1 Buku Sebagai Media Massa Cetak

14 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Buku Sebagai Media Massa Cetak Dalam sejarahnya, buku termasuk media massa cetak yang dianggap mampu menyampaikan pesan secara mendalam. Terlebih lagi dengan banyaknya kelebihan yang dimilikinya seperti mudah dibawa kemana saja, dan yang paling penting terdokumentasi permanen, namun sayangnya hanya bisa dinikmati oleh mereka yang melek huruf Cangara, 2005 : 128. Buku sebagai media massa juga merupakan tranmisi warisan sosial dari generasi ke generasi berikutnya. Media cetak seperti buku mampu memberi pemahaman yang lebih kepada pembacanya. Melalui sebuah buku, penulis atau penyusunnya dapat berbagi banyak hal, seperti ilmu pengetahuan, pengalaman, bahkan imajinasi kepada banyak hal, seperti ilmu pengetahuan, pengalaman bahkan imajinasi kepada pembacanya sehingga buku banyak digunakan untuk keperluan studi, pengetahuan, hobi atau media hiburan dengan penyajian mendalam.

2.1.2 Representasi

Representasi berasal dari kata “represent” yang bermakna stsnd for artinya berarti juga “act as delegate for” yang bertindak sebagai perlambangan atas sesuatu. Representasi juga dapat berarti sebagai suatu tindakan yang menghadirkan atau mempresentasikan sesuatu lewat sesuatu yang lain diluar dirinya. Biasanya berupa tanda atau symbol piliang, 2003:21 Representasi juga biasanya dipahami sebagai penggambaran sesuatu yang akurat atau realita yang terdistrorsi. Representasi adalah sebuah cara dimana memakanai apa yang diberikan pada benda yang digambarkan. http:yolagani.wordpress.com20071118 . Representasi menunjukkan baik pada proses maupun produk dari pemaknaan suatu tanda. Representasi juga bisa berarti proses perubahan konsep – konsep ideology yang digunakan dalam bentuk – bentuk yang kongkrit. Representasi adalah konsep yang digunakan dalam proses social pemaknaan melalui system penandaan yang tersedia:dialog, tulisan,video, film fotografi, dsb. Secara ringkas representasi adalah produksi makna melalui bahasa. Menurut Stuart Hall 1997, representasi adalah salah satu praktek penting yang memproduksi kebudayaan. Kebudayaan merupakan konsep yang sangat luas, kebudayaan menyangkut “pengalaman berbagi”, sedangkan dikatakan berasal dari kebudayaan yang sama jika manusia – manusia yang ada disuatu tempat membagi pengalaman yang sama, membagi kodde – kode kebudayaan yang sama, berbicara dalam “bahasa” yang sama dan saling berbagi konsep – konsep yang sama. Proses pertama memungkinkan kita memaknai dunia dengan mengkonstruksi antar sesuatu dengan system “peta konseptual” kita. Dalam proses kedua, kita mengkonstruksi seperangkat rantai korespondensi antara “peta konseptual” dengan bahasa atau symbol yang berfungsi merepresentasikan konsep – konsep kita tentang sesuatu. Relasi antara “sesuatu”, “peta konseptual” dan “bahasa dan simbol” adalah jantung dari produksi makna lewat bahasa. Proses yang menghubungkan ketiga elemen ini secara bersama itulah yang dinamakan representasi www.kunci .co,id Bahasa adalah medium yang menjadi perantera kita dalam memakanai sesuatu. Memproduksi dan mengubah makna. Bahasa mampu melakukan semua ini karena bahasa beroperasi sebagai system representasi. Lewat bahasa symbol – symbol, dan tanda tulis, lesan, atau gambar. Kita mengungkapkan pikiran, konsep dan ide – ide kita tentang sesuatu. Makna sesuatu hal yang sangat tergantung dari cara kiat mempresentasikannya dengan mengamati kata – kata yang kita gunakan dan imej – imej yang kita gunakan dalam mempresentasikan sesuatu bisa terlihat jelas nilai – nilai yang kita berikan pada sesuatu tersebut. Untuk menjelaskan bagaimana makna representasi lewat bahasa kita bisa memaknai tiga teori representasi yang dipakai sebagai usaha untuk menjawab pertanyaan pertanyaan dari mana suatu makna berasal atau bagaimana membedakan antara makna yang sebenarnya dari sesuatu atau imej dari sesuatu yang pertama adalah pendekatan efektif. Disini bahasa berfungsi sebagai cermin yang merefleksikan makna yang sebenarnya dari segala sesuatu yang ada di dunia. Kedua adalah pendekatan internasional dimana kita menggunakan bahasa untuk mengkonsumsikan sesuatu sesuai dengan cara pandang kita terhadap sesuatu. Sedangkan yang ketiga adalah pendekatan konstruksions, dalam pendekatan ini kita percaya bahwa kita mengkonstruksi lewat bahasa yang kita pakai. Proses yang menghubungkan ketiga elemen ini secara bersama – bersama itulah yang kita namakan representasi. Konsep representasi bisa berubah – ubah. Selalu ada pemaknaan baru dan pandangan baru dalam konsep representasi yang sudah pernah ada. Karena makna sendiri juga tidak pernah tetap, ia selalu berada dalam proses negosiasi dan disesuaikan dengan situasi yang baru. Intinya adalah makna akan inhern dalam suatu dunia ini, ia selalu dikonstruksikan, diproduksi, lewat proses representasi, ia adalah hasil dari praktek penandaan. Praktek yang membuat sesuatu hal bermakna sesuatu, seperti yang dikatakan juliastuti dalam bukunya. Representasi berasumsi bahwa praktik pemaknaan berbentuk menjelaskan atau praktek lain didunia secara social kepada dan oleh individu. Mengharuskan adanya eksplorasi pembentukan makna tekstual. Serta menghendaki penyelidikan tentang cara dihasilkannya makna pada beragam konteks. Representasi memiliki materiaalitas tertentu yang melekat pada bunyi, objek, citra, buku, majalah, dan program televise. Representasi diproduksi, ditampilkan, digunakan dan dipahami dalam konteks tertentu.

2.1.3 Pengertian Semiolotik Komunikasi

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Remaja Menjadi Pekerja Seks Komersial (Studi Deskriptif : Psk Dampingan Perempuan Peduli Pedila Medan Lokalisasi Losmen Cibulan)

1 74 108

Hubungan Sosiodemografi, Pengetahuan, dan Sikap Pekerja Seks Komersial (PSK) dengan Upaya Pencegahan HIV/AIDS di Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir Propinsi Riau

0 80 120

Pandangan Waria Penjaja Seks Komersial Tentang Kesehatan (Studi Administrasi Kesehatan di Pelabuhan Belawan Kota Medan Propinsi Sumatera Utara Tahun 2003)

0 31 85

Pengetahuan Dan Sikap Pekerja Seks Komersial (PSK) Tentanginfeksi Menular Seksual (IMS) Di Desa Naga Kesiangan Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2010

4 49 92

Hubungan Perilaku Pekerja Seks Komersial Dengan Kejadian Penyakit Sifilis Dan HIV Di Lokalisasi Perbatasan Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2008

1 58 92

Persepsi Pekerja Seks Komersial Terhadap Pemanfaatan Klinik IMS Dan VCT Di Klinik VCT Kantor Kesehatan Pelabuhan Belawan Kota Medan Tahun 2009

1 44 97

Pekerja Seks Komersial Di Sekitar Kawasan Wisata Bandungan

6 298 126

MEMAHAMI KEHIDUPAN PEKERJA SEKS KOMERSIAL DALAM LINGKUNGAN SOSIO-KULTURAL MEREKA :Kajian Tentang Wanita Pekerja Seks komersial Di Kotamadya Bandung.

2 3 36

NOVEL CHRYSAN KARYA HAPIE JOSEPH ALOYSIA: Sebuah Pendekatan Psikologi Sastra

0 4 111

REPRESENTASI PEKERJA SEKS KOMERSIAL YANG LESBIAN DALAM NOVEL “CHRYSAN” ( Studi Semiotik Kehidupan Pekerja Seks Komersial Yang Lesbian dalam Novel “Chrysan” Karya Hapie Joseph Aloysia ) SKRIPSI

0 0 21