ganda atau plural. Setiap orang bisa mempunyai konstruksi yang berbeda-beda terhadap suatu realitas yang ada atau tersaji. Demikian juga realitas sosial yang
terjadi dalam masyarakat terhadap pemaknaan perilaku menyimpang homoseksual dan pekerja seks komersial pada novel “Chrysan” antara peniliti yang satu dengan
peniliti yang lain bisa jadi berbeda, hal tersebut kembali lagi pada frame of refence dan field of experience tiap individu.
Menurut peneliti, karya sastra berbentuk novel merupakan sebuah media komunikasi yang menyediakan pemahaman yang sangat luas, Karena
dalam sebuah karya sastra terkandung bentuk-bentuk ideal komunikasi dan karya sastra menyajikan pengalaman dalam kualitas antar hubungan.
3.3 Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian ini yaitu leksia dari teks novel “Chrysan” karya Hapie Joseph Aloysia yang menunjukkan adanya unsure perilaku menyimpang
homoseksualitas dan pekerja seks komersial. Penelitian ini menggunakan objek sebuah novel “Crysan” yang ditulis
oleh Hapie Joseph Aloysia dan diterbitkan oleh Shira Media pada bulan Januari 2011, yang pada teksnya terdapat leksia. Berdasarkan sifat representatifnya, pada
teks novel tersebut diterjemahkan ke dalam struktur dasar elemen literature fisik. Elemen tersebut adalah elemen yang digunakan untuk mengidentifikasi hal yang
akan dicari, sebelum melangkah ketahap interpretasi. Elemen-elemen dasar itu adalah latar belakang novel ini yaitu fenomena kehidupan pekerja seks komersial
yang memiliki perilaku menyimpang lesbian yang terjadi di Jakarta. Sedangkan
tema dari novel ini adalah perjuangan seorang pekerja seks komersial dalam mencari arti cinta sebenarnya terhadap sesama jenisnya dengan berbagai
pengorbanan. Penelitian ini berusaha mengungkapkan bagaimana penggambaran
kehidupan cinta pekerja seks komersial yang memiliki perilaku menyimpnag Lesbian yang terjadi di Jakarta dalam novel “Chrysan” karya Hapie Joseph
Aloysia
3.4 Unit Analisis
Penelitian ini menggunakan unit refence sebagai unit analisis. Unit reference merupakan satuan baca terkecil berupa kata yang membentuk suatu
kalimat dari teks novel “Chrysan” karya Hapie Joseph Aloysia. Yang menunjukkan adanya unsur pekerja seks komersial dan homoseksualitas, sesuai
dengan subjek penilitian. Dengan adanya analisis naratif yang ditawarkan oleh Barthes maka peneliti memilih untuk menggunakan analisis tersebut agar lebih
mudah untuk menganalisis teks dalam novel, sehingga sebuah makna dapat lebih mudah ditemukan pula.
3.5 Populasi dan Corpus
Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan teks dari awal cerita hingga akhir cerita dalam novel “Chrysan” karya Hapie Joseph Aloysia.
Corpus sekumpulan bahan yang terbatas yang ditentukan pada perkembangannya oleh analisis dengan semacam kesemenaan. Corpus haruslah
cukup luas untuk member harapan yang beralasan bahwa unsur-unsurnya akan memelihara sebuah system kemiripan dan perbedaan yang lengkap. Corpus juga
bersifat sehomogen mungkin Kurniawan, 2001:70. Sifat yang homogen ini diperlukan untuk member harapan yang
beralasan bahwa untuk unsurnya dapat dianalisis sebagai keseluruhan. Tetapi sebagai analisis, corpus itu bersifat terbuka pada konteks yang beraneka ragam
sehingga memungkinkan untuk memahami banyak aspek dari sebuah teks yang tidak dapat ditangkap atas dasar suatu analisis yang bertolak dari unsure tertentu
yang terpisah dan berdiri sendiri dari teks yang bersangkutan Arkoun dalam Ardijaya, 2004:28-29. Kelebihannya adalah bahwa dalam mendekati teks tidak
didahului oleh anggapan atau interpretasi tertentu sebelumnya. Corpus dalam penelitian ini adalah teks novel “Chrysan” karya Hapie
Joseph Aloysia berupa leksia-leksia yang mengandung unsur profesi pekerja seks komersial dan unsure homoseksualitas. Leksia merupakan satuan bacan tertentu
dengan panjang pendek bervariasi Kurniawan, 2001:93. Leksia ini dapat berupa satu dua kata, kelompak kata, berapa kalimat atau beberapa paragraph. Dalam teks
novel “Chrysan” terdapat 21 leksia yang menunjukkan adanya unsur profesi pekerja seks komersial:
1. Selama dua jam lebih aku digarap habis habisan. Dibolak – balikan bak
telor dadar, dari posisi satu keposisi lainnya, dari ejakulasi satu ke ejakulasi berikutnya, dari sodokan satu kesodokan seterusnya.Ibu pun
membayarku hanya sepuluh persen dari total uang yang diberikan si Babi setan. Sial keperawananku hanya dihargai tiga ratus ribu.halaman 20
2. “Tapi gue mau jadi temen lo..” entah apa yang baru saja kukatakan. Kata –
kata itu keluar begitu saja saat terdengar isyarat kegetiran yang ada dalam hati dan jiwanya. Ada suatu chemistry yang mebuatku merasa cocok
dengannya. Masalah chemistry macam apa, akupun juga tidak tahu jawabannya. Hanya saja aku merasa kalau aku “klik” dengan dirinya.
halaman 27 3.
Emosinya semakin memuncak. Cengkeraman tangannya dibuat semakin erat dan kencang. Aku semakin kesakitan, sedikit merintih dan nyengir.
Seketika tangan kirinya meraih tengkukku kasar dan membuat kedua bibir kami menjadi bertautan. Dia menciumku, dengan emosi yang sangat
meninggi. Kudorong tubuhnya agar menyingkir dan menghentikan aksinya.halaman 29
4. Tidak dapat kupungkiri, aku menikmati ciumannya. Ciuman kasar yang
dihasilkan oleh panasnya jiwa yang terbakar dalam bara hatinya yang menyala – menyala. Selangkangan kananku merasakan hembusan hangat.
Hangat yang nikmat. Hangat yang menghasilkan hasrat. Semakin lama dam semakin dalam. Hingga kudapati sumbernya menelan habis semua
peluh tiap lekuk tubuhku. Diciumnya aku beribu – ribu kali tanpa sapaaan permsi. Kubiarkan kehendaknya mengaliri setiap desiran tubuh dalam
rabaan. Darahku memuncak hingga keubun – ubun menahan setiap getaran yang dihasilkan oleh gencar serangannya. Semakin memuncak,dan
semakin sangat memuncak, hingga akhirnya kudapati kenikmatan peperangan yang dimainkan.halaman 30
5. Kali ini matanya menatapku dengan sorot tajam yang seakan ingin
menghabisiku. Kubalas tatapannya. Bukan dengan tatapan yang sama dengannya. Tatapanku penuh dengan kesenduan. Menyadari bahwa
sepanjang malam tadi aku telah melukai perasaanya. halaman 37 6.
“aku cinta sama kamu, dan itu alasan paling mendasar yang buat aku slalu cemburu setiap kali kamu menjalani profesimu. Tapi sumpah,aku cinta
sama kamu sayangku. Aku nggak pengen kamu dimiliki yang lain.”ungkapan perasaannya terdengar begitu dalam. Tulus dan serius. Dia
mencintaiku. Dan kalau sampai detik ini aku masih menjual tubuhku, itu karena hanya keadaan yang sudah terlanjur.ini semua masih kulakukan
hanya untuk mencari uang dan kenyamanan,bukan untuk mencari perasaan.halaman 47
7. Aku nggak mencintai mereka. Aku hanya mencinti uang mereka. Dan aku
hanya menjual tubuh bukan perasaan. Kucondongkan tubuh mendekat kearahnnya. Ku belai halus permukaan wajahnya denga jemariku. Sdikit –
demi sedikit kudekatkan wajahku kepadanya.kucium bibirnya lembut.dia tidak membalas, hanya menatapku lekat. Tanpa ekspresi apapun. Namun
aku tahu ada suatu dasar dimana aku percaya kalau aku memeiliki perasaan yang sama denagn kamu. Aku akui sekarang dan detik ini juga
kalau aku cinta sama kamu saying.”halaman 48 8.
Sayangku, aku berani bersumpah demi apapun yang kamu mau. Beberapa kali aku menjalin hubungan dengan kekasih – kekasihku terdahulu, aku
sekedar menjalin hubungan tanpa ada suatuperasaan yang begitu dalam seperti yang sekarang aku rasain ke kamu.halaman 50
9. Berbulan – bulan ini aku telah menjalani hubungan yang sangat special
dengannya. Hubungan selayaknya kekasih, walau aku sendiri ragu apakah kami ini sepasang kekasih atau bukan. Aku hanya merasakan kalau kami
hanyalah sepasang manusia yang saling menikmati keadaan yang ada dalam setiap bentuk sapaan melalui kecupan bibir maupun jamahan
tangan. halaman 58 10.
Kami berlanjut kembali. Menggelar aksi dengan sensasi malam yang hangat dalam setiap peluh keringat. Membiarkan tubuh tergelepar dengan
tawa bahana di balik tiap celahnya. Memakanai rasa suka dan bahagia dalam waktu yang sama. Menjadikan orgasme sebagai titik puas kesadaran
penuh bahwa kami saling mengingini. halaman 58 11.
Aku ini cinta sama kamu sayangku, aku memang pelacur, tapi aku bukan penipu Kalau aku bilang cinta ya berarti memang cinta. Tolong percayai
perasaanku ini. “sayangku, aku ini cinta sama kamu, satu-satunya orang yang paling aku cintai selain diriku sendiri. Aku pengen jalanin hidup
yang tenang sama kamu. Aku pengen ngerasain bahagia sama kamu. Aku pengen selamanya sama kamu.” halaman 73
12. Perjalanan pulang dengan keadaan sempoyongan. Semalam, salah seorang
pelanggan kelas beratku membuatku mabuk tidak karuan. Pantas saja, saat digarap aku sama sekali tidak merasakan apa-apa. Tidak terangsang, tidak
orgasme Aku bahkan tidak tau berapa ronde yang dimainkan diatas tubuhku. halaman 91
13. Aku masih merasaan kantuk yang sangat. Kantuk yang disebabkan
minuman alcohol yang kuteguk. Aku masih berusaha, tidak sedikitpun lelah mencoba. Aku berhasil, kali ini dengan batuan air minum dimeja sisi
ranjang yang kuoleskan kekedua mataku. Aku sudah cukup bisa menyambut pagi dengan redup pandangan di sekeliling sanbil menyadari
kalau semalam si tuan direktur tidak mengenakan kondom saat menggagahiku. halaman 92
14. “maaf sayangku, tadi aku lupa bilang sama kamu kalau mala mini
mendadak ada yang butuh aku.”. “dasar norak Uda tahu aku perek” kutinggalkan dia kegeraman kami masing-masing menuju ke sentuhan
ekor yang akan membayarku mahal. halaman 103 15.
Aku khilaf, saat kukatakan bahwa yang kulakukan selama ini hanya berkisar untuk sebuah profesi, bukan sebuah perasaan emosi yang
melatari. Maaf, aku ceroboh untuk berkata bahwa aku tidak menikmati setiap hentakan laki – laki itu saat betarung di ranjang. Aku terlalu naïf
untuk berkata bahwa hanya rasa jiwa yang selalu kudamba, dan aku terlalu membodohi diri sendiri untuk berkata bahwa aku tidak membutuhkan rasa
diraga. Kebodohan yang kini mengakibatkan sebuah kecemburuan yang begitu besar darimu.halaman 108
16. Beribu uraian kata kugemborkan untuk menyorakkan perasaan yang
memang ada ini. Bukan khayalan, apalagi kebohongan. Aku jujur padamu.
Menjujurkan dalamnya perasaan yang kumiliki untukmu. Hanya dirimu. Satu-satunya manusia yang bisa mengobrak-abrik hati yang berisi
perpaduan luka dan kecewa. Satu-satunya makhluk hidup yang sanggup melumerkan kebekuan jiwa oleh karena kecacatan hidup yang dilaluinya.
halaman 133 17.
“udah ayo Chan, mister Byrne udah nungguin kita.” Soni meraih pundakku, hendak membawaku keluar dan menemui si bule lagi. Gue
udah bilang nggak mau ngelayanin dia” kuhempaskan tangannya yang merangkul pundakku. “tapi dia udah bayar gue separuh perek” teriak Soni
dan kembali meraihku. “tolong dijaga perkataannya ya Bung Saya bayar anda dua kali lipat, asal
anda lepas gadis muda ini. halaman 153 18.
“Maafin aku sayang …” Suaranya pelan, semakin memecahkan ssraf dihatiku. Aku hanyut. Tenggelam dalam keinduan yang luar biasa atasnya.
Masih menangis, semakin deras. Tak mampu lagi menahan. “aku benci sama kamu…” semakin kueratkan dekapan agar jiwaku puas. Sumpah
mati, tak ada kenikmatan selain dirinya. halaman 166 19.
Dan dimalam setelah kepulangan kami dari café NYDC, aku membuatbsebuah janji kepad kekasihku Dev, Ku katakan dan kujanjikan
padanya bahwa mulai dari detik itu, aku akan berhenti sebagai pelacur. Aku berjanji untuk tidak menyakiti dirinya lagi dengan tidur dengan lelaki
yang berbeda setiap kalinya. halaman 182
20. Namun dari diri saya sendiri, Rasa cinta saya ke kekasih saya bukan
masalah orientasi seksualnya. Persoalan saya bukan terletak pada jenis kelamin yang dia miliki. Saya mencintai dia dengan perasaan dan bukan
karena kelamin. Karena jujur, perasaan yang saya miliki untuk kekasih saya ini tulus hanya berdasarkan hati, dan bukan siapa dia. halaman 194
21. Masalah kedepannya dengan dia, saya dan Chan sudah berkomitmen untuk
menjalani hidup dengan lebih baik dari sebelumnya seperti yang sudah tertulis dibgian akhir novelnya. Kami akan menjalani hidup semampu
kami. Masalah social dan agama, itu biar Sang Maha Kuasa saja yang mengatur. Kita tinggal jalani saja. halaman 197
3.6 Teknik Pengumpulan Data