Ajaran akhir zaman Sumbangan katekese bagi warga Kebatinan Pangestu yang beragama Katolik.

49 semesta alam dan yang terakhir penciptaan manusia. Arti dasar keselamatan hidup manusia di dunia harus dicari dalam hakikat arti “nunggal laras dengan sifat-sifat dan persatuan luluh hidup manusia dengan Tuhan”. Keselamatankedamaian sejati adalah kepada Tuhan dan sarana mencapai keselamatan dengan menerima suksma sejati, mengatur angan-angan, nafsu, perasaan serta bersatu dengan Suksma Sejati dan Suksma Kawekas. Sikap hidup Pangestu bertalian erat dengan pandangannya terhadap dunia material yang dapat disentuh oleh panca indera. Dalam mensikapi hidup ada tiga unsur utama yaitu: distansi, konsentrasi dan representasi. Manusia mengambil distansi jarak terhadap dunia jagad gedhe dengan jalan rilo, narimo, sabar. Kemudian diadakan konsentrasi terhadap dirinya sendiri dengan jalan tapa dan pamudaran, inipun semacam distansi terhadap badannya sendiri jagad cilik. Hasil dari distansi dan konsentrasi adalah representasi. Melepaskan ikatan dunia material dan batin yang dimurnikan, maka orang menjalankan kehidupannya sebagai seorang utusan Tuhan dalam dunia Ajaran akhir zaman adalah kembalinya jiwa-jiwa kepada Tuhan sang suksma kawekas. Pangestu mempunyai kepercayaan bahwa jiwa-jiwa yang meninggal akan dihadapkan pada kiamat kecil, kelahiran kembali reinkarnasi dan kiamat besar. Semua tahapan itu tergantung dengan jiwa manusia ketika masih hidup di dunia. Kiamat kecil sebagai kematian manusia, reinkarnasi sebagai jalan yang harus ditempuh untuk memperbaiki jiwa si mati yang masih berdosa. Jalan yang ditempuh ada dua yaitu lahir kembali sebagai manusia ataupun lahir kembali ke dunia hewan. Kiamat besar adalah akhir dari semesta ini, 50 tidak ada kesempatan untuk reinkarnasi dan Tuhan mengadakan pemisahan antara hamba yang berdosa dan hamba yang setia kepada Tuhan ke alam yang sejati. 51

BAB III AJARAN TENTANG IMAN KATOLIK

Sangatlah luas cakupannya bila hendak membahas tentang ajaran iman Katolik. Dalam bagian ini penulis hendak memaparkan garis besar pokok-pokok ajarannya. Pada bagian pertama pembahasan, akan dipaparkan wahyu dan iman Kristiani yang menjadikan dasar komunikasi antara manusia yang di bumi dengan Allah yang di surga. Dengan menerima wahyu dari Allah maka pengalaman refleksi manusia tentang Allah akan dibahas dibagian kedua bab ini. Selanjutnya bagian ketiga akan menerangkan Ajaran penciptaan dalam Kristiani yang akan merenungkan makna penciptaan dan manusia sebagai gambar Sang Pencipta. Bagian keempat akan dijelaskan bagaimana Kristiani mengajarkan tentang keselamatan. Selanjutnya yang kelima membahas sikap Kristiani dalam penghayatan hidup di dunia ini. Bagian terakhir bab ini, yang merupakan permenungan manusia sepanjang hidupnya yaitu tentang kematian dan hal-hal pokok kehidupan abadi lainnya akan dipaparkan dalam bahasan ajaran akhir zaman.

A. Ajaran tentang Wahyu dan iman dalam Kristiani

Dalam ajaran Kristiani pada hakikatnya wahyu merupakan inisiatif Allah dalam mendekati manusia. Berpadanan dengan wahyu, iman merupakan jawaban dari manusia atas wahyu Allah. Dengan kata lain, wahyu dan iman itu merupakan 52 komunikasi pribadi dan persatuan antara Allah dan manusia. Di dalam bagian ini penulis akan membahas pertama paham wahyu, kedua paham iman, bagian ketiga wahyu terbentuk dalam Gereja dan bagian akhir guna meneruskan iman Kristiani diperlukan pedoman-pedoman iman yang harus di lestarikan agar wahyu Allah dapat diteruskan secara turun-temurun untuk generasi Kristiani berikutnya.

1. Paham wahyu Kristiani

Untuk mendalami tentang wahyu Kristiani akan dibahas bagian awal pengertian wahyu Kristiani sendiri, selanjutnya bagaimanakah cara Allah mewahyukan Diri, kemudian akan diterangkan lebih lanjut tentang puncak perwahyuan dalam Kristiani yang terjadi dalam Diri Yesus Kristus.

a. Pengertian Wahyu Kristiani

Wahyu Kristiani bukanlah informasi, kata-kata ataupun kalimat-kalimat yang biasa dipahami oleh penganut diluar Kristen. Wahyu Allah merupakan komunikasi yang mengundang partisipasi dari manusia. Manusia diajak bertemu dengan Allah dan bersatu dengan-Nya. Dan itu terjadi tahap demi tahap dalam sejarah manusia KWI, 1996: 124. Sejarah pewahyuan Allah terhadap manusia telah dimulai dalam Perjanjian Lama. Dimulai dengan perwahyuan Allah terhadap Abraham Kej 12:1. Sejarah perwahyuan ini berjalan terus menerus dari Abraham ke Musa, dari Musa ke zaman para Raja dan nabi melalui sejarah Israel sampai memuncak dalam diri Yesus.