Ajaran Tentang Keselamatan Sumbangan katekese bagi warga Kebatinan Pangestu yang beragama Katolik.

73 adalah dengan kematian Yesus. Sebab upah dosa adalah maut Rm 6:23. Kristuspun karena menjadi manusia juga dikenai maut. Kristus mengalami maut karena mau senasib dengan manusia berdosa. Dalam arti inilah wafat Yesus “karena dosa-dosa kita” demi menebus dosa manusia, yakni karena senasib dengan orang-orang yang harus mati karena dosa-dosa Gal 2:20. Maka Tuhan Yesus telah menyerahkan diri karena dosa-dosa kita, guna melepaskan kita dari dunia jahat Gal 1:4. Sebab Kristus telah memberi gambaran, karena senasib dengan kematian kita maka kita juga akan menjadi sehidup dengan Dia dalam kebangkitan. Jadi kita dibenarkan oleh kasih karunia penebusan Yesus kristus Rm 3:24. Tentunya manusia menanggapi dengan jalan mengikuti jejak Kristus, yaitu dengan taat pada perintah- Nya “supaya kita saling mengasihi” 1Yoh 3: 23. Kedudukan dan peranan Yesus dalam penyelamatanpenebusan terungkap dalam gelar- gelar Yesus. Gelar “Juruselamat dunia, semua manusia” Luk 2:11; Yoh 4:42; Kis 13:23, dsb. Dengan memberi gelar itu, Yesus Kristus menjadi “pengantara” Allah dan manusia, yang berdiri diantara Allah disatu pihak dan manusia dipihak lain. Yesuslah yang menjadi titik sambung Allah dengan manusia. Dengan sikap dan tindakan-Nya sendiri, Yesus menyatakan sikap dan tindakan Allah. Dengan pemberitaan dan karya-Nya, segala firman-Nya yang dilakukan Yesus sebenarnya adalah firman dan karya Allah Bapa sendiri Groonen, 1989: 147-149. 74

5. Keselamatan pada Masa Kini

Dalam tradisi sesudah zaman biblis, paham keselamatan mendapat sejumlah pengkhususan lain lagi. Mulai dari zaman Patristik keselamatan di dipandang sebagai pengilahian, pendidikan dan pembebasan Jacobs, 2007: 179. Dalam keselamatan masa kini, Injil dipandang sebagai amanat pembebasan. Amanat ini berakar dalam Alkitab dan melukiskan berturut-turut dinamika pembebasan. Keselamatan dalam zaman kini perlu dicari jawaban dengan mengembangkan etika Kristiani. Sebagaimana yang ada demi hubungan pria dan wanita telah dikembangkan etika seksual dan dalam hubungan orang tua- anak dikembangkan etika berkeluarga. Begitu pula perlu dikembangkan etika Kristiani diberbagai bidang permasalahan modern yang dihadapi pada masa kini, amat memerlukan kode etik yang dapat menentukan norma-norma, hak dan kewajiban manusia. Orang yang hidup dari pembebasan adalah membiarkan diri diselamatkan oleh Allah, manusia sebagai warga umat Allah dan anggota Tubuh Kristus sendiri terpanggil menjadi alat dan sarana pembebasan Ilahi di dunia modern ini Dister, 2004b: 197.

6. Keselamatan Mencapai Kepenuhannya pada Akhir Zaman

Karya keselamatan Tuhan sudah terlaksana dalam diri Yesus Kristus, tetapi keselamatan belum mencapai puncak kepenuhannya. Kalau hanya dikatakan “sudah” saja, itu tidak benar, tetapi kalau “belum” juga tidak tepat. Ketegangan ini disebut dengan ketegangan eskatologis, antara sudah dan belum. Kedatangan Yesus yang kedua dalam kemuliaan di amanatkan sebagai puncak terpenuhinya 75 keselamatan Jacobs, 2007: 54. Kedatangan Anak Manusia pada akhir zaman Mat 24:26-32 akan menjadi gambaran pengadilan terakhir Mat 25:31-46. Dengan janji-Nya langit baru dan bumi baru 2Ptr 3:13, serta seluruh ciptaan yang baru 2Kor 5:17 ada di dalam Kristus dan disinilah semua ciptaan mencapai keselamatan yang penuh selamanya dalam kehidupan kekal.

E. Ajaran Penghayatan Iman Katolik dalam Kehidupan

Dalam bagian ini penulis akan menguraikan dua bagian besar penghayatan iman Kristiani. Bagian pertama pokok yang menjadikan dasar pondasi penghayatan Kristiani ada dalam diri Yesus Kristus, yang terjadi dalam sabda dan karya Yesus. Selanjutnya pada bagian kedua akan dipaparkan wujud penghayatan iman Kristiani dalam kehidupan nyata.

1. Dasar Penghayatan Iman Katolik Ada di dalam Yesus Kristus

Seluruh sabda, karya dan pemaknaan sengsara wafat Yesus adalah dasar dari penghayatan iman hidup orang Kristiani. Hal tersebut dijelaskan sebagai berikut:

a. Sabda dan Karya dalam kehidupan Yesus sebagai dasar ajaran

Kesatuan antara sabda dan karya Yesus yang menjadikan keistimewaan Yesus. Apa yang dikatakan dan dilakukan oleh Yesus ada dalam sabda dan karya- Nya. Sabda dan karya dalam diri Yesus terungkap dalam kehidupan-Nya meliputi: 76 1 Ajaran Dasar dari Yesus Misi pewartaan Yesus yang mendasar adalah Kerajaan Allah Mrk 1:15. Kerajaan Allah berarti turun tangan Allah untuk menyelamatkan dunia dari segala kejahatan KWI, 1996: 261. Yesus mengajarkan pada manusia tentang hukum utama kehidupan yaitu cinta kasih. Sabda Yesus kepada mereka “kasihanilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu, dengan demikian kamu akan menjadi anak- anak Bapamu di surga” Mat 5:43-48. Dan dalam Yohanes 15:21 dikatakan “supaya kamu saling mengasihi, sebagaimana Kristus telah mengasihi murid- murid- Nya”. Ajaran Taurat dalam Perjanjian Lama adalah anugrah Allah untuk manusia demi kesejahteraan manusia. Pandangan Yesus terhadap hukum Taurat sebagai berikut: Yesus menekankan sikap batin dalam menepati hukum Taurat, bukan semata-mata yang lahiriah Mrk 7:3. 5.7-8. Yesus memihak orang yang lemah dan sengsara, yakni rakyat jelata yang tidak mungkin menepati hukum yang berbelit-belit mengenai hal suci-suci dan hal-hal yang dianggap najis Mat 15:10- 20; Luk 11:46. Melaksanakan hukum Taurat dengan terang hukum kasih Mat 22:35-40. Dengan demikian Yesus membebaskan manusia dari pengertian hukum Taurat yang salah karena bersifat menekan dan sempit. Ajaran Musa dalam Taurat Perjanjian Lama ini oleh Yesus diteruskan dalam kotbah di bukit Mat 5:1-7. Dalam perikop sabda bahagia, Yesus mengajukan tuntutan dengan radikalitas dalam mengikuti Yesus, sebagai berikut, menjadi miskin: bersandar pada Allah, bukan karena kemampuan diri sendiri. 77 Menangis: karena di dunia ini orang hanya mewujudkan sedikit saja dari kebaikan Allah. Menjadi lemah lembut: siap sedia, rendah hati, setia dan sabar. Lapar dan haus: akan sumber keadilan yang berasal dari Allah. Murah hati: memperhatikan orang sakit, telanjang, asing, tahanan tersingkir dan orang berdosa. Menjadi suci hatinya: ibarat kaca utuh dan tembus cahaya, yang dapat ditembus oleh terang Allah. Membawa kedamaian dan perdamaian : membangun bendungan melawan segala macam kekerasan dan membangun jembatan untuk mempersatukan pihak- pihak yang berjahuan Dister, 1991: 74. 2 Ajaran Perumpamaan dari Yesus Tujuan perumpamaan itu sendiri menjelaskan pemerintahan Allah di dunia beserta sifat-sifatnya dan tuntutan yang diharapkan kepada manusia yang mendengarnya Dister, 1986: 68. Contoh perumpamaan dari Yesus: Perumpamaan tentang anak yang hilang Luk 15: 11-32. Perumpamaan tentang orang-orang upahan di kebun anggur Mat 20: 1-16. Perupamaan tentang para undangan perjamuan kawin Mat 22: 1-10. Sepuluh pengiring gadis pengantin Mat 25: 1-13 Pemerintahan Kerajaan Allah dibiarkan tetap menjadi suatu misteri yang harus dikenali dan dialami. Bentuk pewartaanya bukan lagi keterangan- keterangan, melainkan pepatah dalam perumpamaan-perumpamaan, yang penuh makna misteri. Ciri-ciri pemerintahan Kerajaan Allah yang diajarkan dalam perumpamaan adalah: wibawa dan kekuatan Allah hadir secara misteri yang bisa dialami dan tidak mudah dimengerti. Kedua, Kerajaan dikaruniakan kepada 78 murid, tanpa para murid mempunyai hak, seperti bijih yang jatuh ke tanah, tidak bisa menuntut apapun kecuali apa yang diberikan kepadanya oleh tanah itu untuk berkembang dan mekar. Ketiga, Berupa karunia, manusia tidak memaksa kekuatan Allah untuk segera hadir. Iramanya adalah irama Allah, bukan keinginan manusia. Keempat, Allah digambarkan sebagai Bapa, bukan sebagai hakim yang menghukum. Sebagai Bapa Ia pengampun dan pemurah Darmawijaya, 1991: 116-117. 3 Mujizat Yesus Mujizat Yesus yang dikerjakan dapat digolongkan menjadi tiga macam: yakni mujizat penyembuhan, pengusiran setan dan mujizat alam. Penyembuhan jasmani itu tanda dari sebuah penyembuhan yang lebih mendalam yaitu penyembuhan dari luka dosa. Kerajaan Allah sedang bertempur dengan kuasa jahat, dikisahkan dengan mujizat yang ada hubungannya dengan pengusiran setan. Mujizat alam melukiskan kuasa Yesus yang tampak dalam alam. Dengan mujizat keselamatan dalam pemerintahan Allah sudah dinyatakan, namun belum sempurna, seperti gambaran fajar mulai menyingsing Dister, 1987: 104.

b. Sengsara, Wafat Yesus sebagai Teladan Orang Kristiani

Kehidupan Yesus dalam penderitaan dan kematian-Nya menjadi penyadaran bagi para murid-Nya. Penderitaan Yesus diterima-Nya karena taat kepada kehendak Allah Bapa Mrk 14:6. Sikap menerima penderitaan dan kematian dari tangan Allah menjadi jalan yang berharga bagi manusia yang 79 menjadi kekasih Allah. Yesus menjadi seorang saksi agung dan seorang pahlawan yang pantas ditiru oleh semua orang yang percaya kepada-Nya Darmawijaya, 1991: 97.

2. Sikap Penghayatan Ajaran Iman Kristiani dalam Kehidupan Nyata

Perwujudan ajaran Kristiani konkrit dalam kehidupan ini didasarkan pada keteladanan umat Kristiani kepada Yesus. Pengenalan Yesus Kristus yang benar akan membawa orang beriman sampai kepada kedewasaan iman. Kedewasaan iman itu membuat orang tidak mudah terombang-ambingkan oleh keadaan hidup ini. Meneladani Yesus berarti mengikat diri pada seorang pribadi Yesus Kristus. Yang dibina semakin lama berkembang kuat dalam hubungan dengan pribadi Yesus. Dengan kata lain, orang menjadi murid Yesus Kristus Yoh 8:31; 15:8. Dibawah ini akan diterangkan beberapa penghayatan iman Kristiani yang diwujudkan dalam kehidupan nyata.

a. Cinta kasih kepada sesama

Dalam hidup ini hanya ada satu cinta kasih 1 Yoh 4:11-5:20. Cinta kasih kepada Allah hanya mungkin dialami bila manusia mencintai sesamanya. Cinta kepada sesama merupakan penghayatan cinta ilahi. Sehingga tertulis perintah yang terbesar dalam Kitab Suci, cinta Allah dan cinta kepada sesama tidak dapat dipisahkan. Cinta kasih dalam ajaran Kristiani menjadi ciri khas dan makna yang mendalam. Iman, harapan merupakan kondisi hidup manusia menuju ke penyelesaian akhir manusia dalam peziarahan hidup. Hidup cinta kasih 80 merupakan inti hidup rohani bagi orang kristen. Semakin orang bertumbuh dalam hidup rohani, ia pun semakin tumbuh dalam cinta kasih. Teladan cinta dari Yesus banyak dikisahkan dalam kitab Suci. Cinta Yesus tertuju kepada manusia tanpa kecuali. Dia mengasihi anak-anak Luk 18:15-17. Yesus membela yang lemah Luk 7:36-50. Bagi orang berdosa yang mau bertobat, Yesus belas kasih-Nya tanpa batas. Dia makan bersama pemungut cukai dan orang berdosa Luk 19:1-10. Dia mengampuni semua saja dan bergaul tanpa sekat sosial dan budaya. Cinta Yesus yang sabar. Yesus menuntut kesabaran untuk dapat membedakan mana yang baik dan mana yang jahat Mat 12:20; Yoh 12:47. Yesus tahu bagaimana menyesuaikan diri saat mendidik dan membentuk murid-murid sesuai dengan kemampuan mereka. Yesus adalah pribadi yang menyerahkan nyawa bagi semua Yoh 15:13. Seluruh hidup dan waktu Yesus tidak untuk diri-Nya sendiri, tetapi untuk melaksanakan kehendak Bapa. Yesus menuntut agar para murid bertindak sesuai kehendak Allah Bapa Luk 14: 26; Mrk 3:31-35. Yesus memberi teladan hidup dengan sukarela Yoh 10: 17-18.

b. Ketabahan sebagai ketaatan iman

Tuhan menghendaki agar perjuangan dalam hidup dilakukan dalam kesadaran beriman, hanya Allah sendirilah yang mendatangkan pembebasan dan penebusan. Pada saat manusia berjuang karena penyakit, bencana alam, peperangan, kita ikut juga berjuang bersama Kristus, menyerahkan diri ketangan Bapa. Dengan berkeyakinan teguh bahwa bapa di surga mampu mengubah kegagalan, kematian menjadi kemenangan dan kehidupan sebagaimana yang