Kebijakan Redaksional. Sejarah Perkembangan Kompas

Serambi Indonesia Aceh, Harian Pos Malukum Tifa Jayapura, majalah Kawanku, Bobo, Angkasa, Fotomedia, Nikita, Senior. Tantangan bagi Kompas terbentang jelas. Masyarakat dan khyalayak pembaca memerlukan informasi yang menarik, sekaligus berarti dan bermakna. Ikut membantu menjelaskan duduk perkara.. bukan sekedar kumpulan berita, kejadian, maupun persoalan. Tetapi lebih kepada menyajikan informasi tentang kejadian dan masalah, sehingga jelas arah dan maknanya. Cakrawala kehidupan khalayak luas, semakin kaya dan bevariasi ke dalam dan semakin kaya serta beragam keluhan. Orang suka membaca yang menarik yang memperkaya kehidupan, yang menggetarkan rasa kemanusiaan dan rasa setia kawan. Orang suka membaca yang menarik, menarik huruf dan grafiknya, menarik fotonya, menarik raut wajahnya. Tata wajah Koran seluruh dunia berubah. Tujuan pembaharuan tata wajah ialah, memperkuat ekspresi jati diri surat kabar itu sendiri. Kompas juga mencoba melakukan secara bijak sesuai dengan masukan keterlibatan khyalayak pembaca.

4.1.2.2. Kebijakan Redaksional.

Kompas lebih suka menamakan dirinya sebagai surat kabar yang berorientasi independen. Sementara yang dimaksud dengan surat kabar independent dalam kaitannya ini adalah tidak lain surat kabar yang dalam cara pemberitaannya tidak memposisikan dirinya pada satu pihak, dengan kata lain tidak menempatkan dirinya pada salah satu kekuasaan politik yang ada. Untuk itu pula tampaknya surat kabar ini mengguanakan motto Amanat Hati – Nurani Rakyat. Dengan cara ini Kompas mencoba selalu bersikap objektif dalam mengupas suatu peristiwa dan senantiasa membela keinginan dan cita-cita rakyat banyak. Pada masa orde alma, Kompas pernah berorientasi politik atau agama tertentu, hal ini lebih disebabkan karena pada masa Demokrasi Liberal itu Deppen mengharuskan semua surat kabar mengaitkan eksistensinya dengan salah satu kekuatan politik yang ada pada saat itu. Kompas yang berdirinya dirintis oleh PK Ojong dan Jacob Oetama ini pada awal terbitnya hanya dibaca oleh orang-orang Katolik Jakarta, maka akhirnya berafiliasi dengan Partai Katolik pada saat pemerintahan orde baru menghapus peraturan tersebut, maka Kompas melepaskan diri dari Pasrtai Katolik dan diputuskan sejak saat itu bahasa sasaran Kompas adalah kelas menengah dan atas sehingga tipografi dan penampilan Kompas disesuaikan selera masyarakat kelas tersebut. Konotasi bahwa Kompas masih berafiliasi dengan Partai Katolik tampaknya masih berbekas, terutama untuk mereka yang masih awam dengan Kompas. Hal ini bias deperkuat apabila dilihat dari siapa yang mengasuh dan memliliki surat kabar ini. Demikian juga orientasi politiknya kadang-kadang muncul secara terselubung walupun barangkali tidak disadarinya. Hal ini ternyata berkaitan erat dengan sejarah berdirinya Kompas yang pada awalnya memang dekat dengan Partai Katolik. Ketika partai Katolik difusikan kedalam PDI tahun 1973, Kompas mulai berusaha menjadi Koran yang independent. Saat ini Kompas menghadirkan dirinya sebagai koran yang independent dan lebih berorientasi bisnis. Meskipun demikian, latar belakangnya sebagai Koran yang dekat dengan perdebatan politik, terutama bila perdebatan itu menyangkut atau menyinggung kekuatan politik Islam. Namun pada perkembangannya Kompas berusaha untuk membenahi diri menjadi sebuah media massa cetak professional yang berusaha untuk bersikap netral dan tidak melakukan pengkotak-kotakan berdasarkan kondisi demografis khalayaknya. Hal ini tercermin dalam motto Amanat Hati Nurani Rakyat dibawah logo Kompas, menggambarkan visi dan misi bagi disarankannya hati nurani rakyat. Kompas ingin berkembang sebagai institusi pers yang mengedepankan keterbukaan, meninggalkan pengkotakan latar belakang suku, agama, ras dan golongan. Ingin berkembang sebagai Indonesia mini, karena dia sendiri telah menjadi lembaga yang terbuka dan kolektif. Ingin ikut serta dalam upaya mencerdaskan bangsa. Kompas ingin menempatkan kemanusiaan sebagai nilai tertinggi. Mengarahkan focus dan tujuan pada nilai-niilai yang traseden atau mengatasi kepentingan kelompok. Rumusan bakunya adalah Humanisme Transedental. Pada ulang tahun Kompas yang ke-35 ditemukan pepatah Kata Hati Mata Hati menegaskan semangat emphaty dan compassion Kompas. Lembaga media massa, seperti Harian Pagi Kompas, tidak terlepas dari gejolak masyarakatnya. Dalam setiap pergolakan itu, Kompas terus berusaha membangun kepercayaan masyarakat lewat berita dan tulisan yang komprehensif. Coverboth Sides, tidak menyakiti hati secara pribadi, mendudukkan soal, membuka cakrawala tidak memihak, kecuali pada keberan dan demi penghargaan tinggi pada harkat kemanusiaan. Deskripsi isi tiap halaman harian Kompas secara umum dalam halaman adalah sebagai berikut: Tabel 4.4 Deskripsi halaman Kompas Halaman 1 Memuat berita-berita utama nasional dan internasional Halaman 2-5 Memuat berita-berita politik dan hukum Halaman 6-7 Memuat tajuk rencana, opini, dan surat pembaca Halaman 8-11 Memuat berita-berita internasional Halaman 12-14 Memuat berita-berita humaniora Halaman 15 Memuat berita-berita umum dan sambungan dari halaman 1 Halaman 16 Sosok Halaman 17 Memuat berita bisnis dan keuangan Halaman 23 Memuat acara hari ini Halaman 24-25 Memuat berita Nusantara Halaman 26-28 Halaman Metropolis, Memuat berita-berita seputar Jabotabek Halaman 29-32 Memuat berita-berita olahraga Halaman 33-40 Memuat berita tentang otomotif Halaman 41-48 Memuat iklan

4.2 Pembahasan

Dokumen yang terkait

PEMBINGKAIAN BERITA BAILOUT CENTURY (Studi Analisis Framing Tentang Bailout Century Pada Sidang Paripurna SPR di Surat Kabar Jawa Pos dan Kompas).

1 2 100

Pembingkaian Berita Isu Reshuffle Kabinet (Studi Analisis Framing Berita Isu Reshuffle Kabinet di Surat Kabar Jawa Pos dan Kompas).

0 0 102

PEMBINGKAIAN BERITA RUU NIKAH SIRI DI SURAT KABAR KOMPAS DAN JAWA POS (Studi Analisis Framing RUU Nikah Siri di Surat Kabar Kompas dan Jawa Pos).

1 3 115

PEMBINGKAIAN BERITA PEMBATALAN KUNJUNGAN KEPALA NEGARA KE BELANDA DI SURAT KABAR (Studi Analisis Framing Berita Pembatalan Kunjungan Kepala Negara ke Belanda di Surat Kabar Jawa Pos dan Kompas).

3 13 142

PEMBINGKAIAN BERITA PEMBATALAN KUNJUNGAN KEPALA NEGARA KE BELANDA DI SURAT KABAR (Studi Analisis Framing Berita Pembatalan Kunjungan Kepala Negara ke Belanda di Surat Kabar Jawa Pos dan Kompas)

0 0 17

KATA PENGANTAR - PEMBINGKAIAN BERITA RUU NIKAH SIRI DI SURAT KABAR KOMPAS DAN JAWA POS (Studi Analisis Framing RUU Nikah Siri di Surat Kabar Kompas dan Jawa Pos)

0 0 17

PEMBINGKAIAN BERITA KISRUH PILKADA DI MOJOKERTO PADA SURAT KABAR KOMPAS DAN JAWA POS EDISI, 22 -23 MEI 2010. ( STUDI ANALISIS FRAMING KISRUH PILKADA DI MOJOKERTO PADA SURAT KABAR KOMPAS DAN JAWA POS EDISI 22-23 MEI 2010).

0 0 22

PEMBINGKAIAN BERITA SEL MEWAH ARTALYTA DI RUTAN PONDOK BAMBU JAKARTA ( Analisis Framing Berita Sel Mewah Artalyta Di Rutan Pondok Bambu Jakarta Pada Harian Jawa Pos dan Kompas)

0 0 24

Pembingkaian Berita Isu Reshuffle Kabinet (Studi Analisis Framing Berita Isu Reshuffle Kabinet di Surat Kabar Jawa Pos dan Kompas)

0 0 17

PEMBINGKAIAN BERITA BAILOUT CENTURY (Studi Analisis Framing Tentang Bailout Century Pada Sidang Paripurna SPR di Surat Kabar Jawa Pos dan Kompas)

0 0 19