dibeli ini sudah lama dan membudaya di Indonesia, jadi sebagian orang tidak kaget dengan adanya ruangan mewah Artalyta.
4.5 Perbandingan frame Jawa Pos dan Kompas
Setelah Jawa Pos dan Kompas dicari elemen-elemen penguat bingkai inti maka bingkai inti dari Jawa Pos dan Kompas dibandingkan dan menghasilkan
bingkai umum seperti yang ada dalam bagan berikut ini :
Elemen Jawa Pos
Kompas
Bingkai Inti Menyudutkan aparat yang
bisa memberi fasilitas buat Artalyta
Memberi fakta bahwa Artalyta mampu membeli
hukum.
Methapors Ketegasan Satgas untuk
menyidak Rutan Mewah milik Ayin
Ayin banyak uang bisa memainkan hukum dan
kekuasaan di Rutan.
Catchphrases Kasus ini awal dari semua
mafia hukum yang ada. Masalah mafia hukum
membudaya di Indonesia.
Exemplaar Penjelasan ruangan Ayin
dengan segala perabotan serba mewah dan jauh beda
dengan keadaan tahanan yang lain.
Sel mewah yang bisa dibeli seperti layaknya barang
dagangan dan sel mewah itu dipenuhi barang-barang
bermerk.
Depiction Ketegasan para satgas untuk
memberantas mafia hukum di rutan dan alasan kepala rutan
yang tidak bisa diterima, karena alasan yang gak
masuk akal. Dengan mudahnya Artalyta
menerima fasilitas dan bisa memasukan dokter spesialis
untuk perawatan wajah.
Visual Image Memberikan foto dan denah
untuk menjelaskan ruangan Ayin sebenarnya. suapaya
masyarakat tau gambaran dan tata letak ruangan Ayin.
Ruangan yang begitu mewah dan enak untuk dibuat
ngobrol, istirahat, bahkan untuk mengadakan rapat
kecil.
Roots Barang-barang tersebut
merupakan barang milik negara, jadi pegawai rutan
yang menyediakan. Akibat kasus mafia hukum ini
menambah tugas pemerintah dan DPR untuk
merencanakan dan membangun rutan khusu para
koruptor.
Appels to Principle
Kesejahteraan sipir awal mula terjadinya mafia hukum
dirutan Pondok Bambu. Sangsi adalah cara yang tepat
untuk para pelakunya karena praktek ini sudah berjalan
cukup lama dan teratur rapi.
Consequence Presiden turun tangan
langsung untuk menindak lanjuti masalah mafia hukum
di rutan. Pejabar-pejabat yang
bersangkutan langsung dengan sel mewah itu harus
mendapat efek jera dari kesalahannya.
Tabel 4.9 bagan bingkai umum Pembahasan di atas menunjukan bagaimana peristiwa yang sama bisa
dimaknai dan didefinisikan secara berbeda. Pendefinisian yang berbeda tersebut menyebabkan peristiwa bisa berubah secara total. jika ditarik ke dimensi yang
lebih luas, yakni seleksi isu dan penonjolan aspek-aspek tertentu, maka terlihat bahwa masing-masing media memiliki frame sendiri dalam menyeleksi isu
tertentu dan menonjolkannya sehingga lebih diperhatikan dan dimaknai. Frame Jawa Pos lebih menuju kepada kesalahan aparat yang mudah disuap
sehingga mereka dengan mudahnya memberikan fasilitas-fasilitas mewah untuk para narapidana. Aparat yang memberi kebebasan narapidana untuk keluar dari
gedung rutan untuk keperluan pribadi. Jawa Pos juga memberi penekanan dalam kata-kata dan penjelasan-penjelasan para nara sumber, serta gambar atau foto
dengan bagan yang menggambarkan keadaan dan menjelaskan tata letak ruangan Artalyta. Dengan segala penjelasan yang ada sehingga bingkai inti bisa dimengerti
dan dimaknai. Sedangkan Kompas membingkai bahwa ruangan Artalyta adalah bukti dari
mudahnya hukum di Indonesia untuk dibeli dengan materi. Artalyta mendapat fasilitas itu pastinya tidak murah untuk mendapatkannya, karena semua pegawai
rutan yang ada didalamnya ikut terlibat. Mafia hukum yang ada dalam rutan
merupakan kebiasaan sehari-hari selama ini, karena sudah lamanya praktek- praktek mafia hukum seperti itu. Bahkan ruangan seperti itu bisa dipesan terlebih
dahulu sebelum menjadi narapidana. Artalyta bisa mendapatkan itu tidak lepas dari kepintarannya untuk menyuap para pejabat-pejabat hukum tersebut, sehingga
Artalyta mendapat sebutan ratu suap Indonesia. Pembentukan frame sebagaimana di atas tentunya tak lepas dari pengaruh
ideologi masing-masing media. Ideologi media adalah dasar pemikiran yang melandasi berdirinya sebuah media, dan pada akhirnya berkaitan dengan posisi
media tersebut dalam menyikapi suatu relitas. Ideoleogi media terwujud dalam bentuk pandangan-pandangan, nilai-nilai dan norma-norma tertentu yang berlaku
dan mempengaruhi sistem kerja redaksional di media tersebut. Untuk mengetahui ideologi dari suatu media dapat dilihat dengan beberapa cara diantaranya, sejarah
berdirinya media tersebut. Benar bahwa media harus bekerja secara obyektif, berimbang dan netral di
bawah kaedah-kaedah jurnalistik. Bisa jadi secara kaedah jurnalistik suatu pemberitaan sudah dikatakan benar. Tapi ternyata selalu ada celah bagi media
untuk secara halus menyisipkan ideologi dan tendensinya memlalui realitas yang mereka beritakan, atau ideologi dan tendensi tersebut secara tidak sdar hadir
dalam berita. Berita bukanlah representasi dari realitas. Berita yang kita baca dan lihat
pada dasarnya adalah hasil kontruksi kerja jurnalistik. Pemilihan fakta, sumber, pemakaian kata, gamabr samapi pada penyuntingan merupakan proses kontruksi
yang dilakukan oleh wartawan.
Penempatan sumber berita yang menonjol dibandingkan dengan sumber yang lain menempatkan wawancara seorang tokoh lebih besar dibandingkan tokoh
yang lain. Liputan yang hayasatu sisi dan merugikan pihak lain tidak berimbang dan secara nyata memihak satu kelompok, tidak dianggap sekedar kekeliruan yang
dilakukan oleh wartawan. memang seperti itulah kontruksi wartawan tehadap realitas yang hendak dia berikan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulam
Dari data-data yang telah ditampilkan pada bab 4, yakni hasil dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan :
Pembingkaian media Jawa Pos tentang ditemukannya sel mewah di rutan Pondok Bambu Jakarta adalah lebih menekankan kalau aparat adalah kelompok
yang bertanggung jawab atas segala fasilitas yang ada. Karena tanpa ada campur tangan aparat rutan gak akan ada barang-barang mewah itu bisa masuk ke rutan
dengan mudahnya. Pembingkaian dari Kompas tentang berita sel mewah Artalyta adalah
dibingkai dengan sisi Artalyta sebagi ratu suap juga merupakan orang yang mampu membeli hukum di negeri ini. Ruangan yang dia miliki di rutan pondok
bambu merupakan ruangan istirahat dan ruang kerja.
5.1 SARAN
Dari kesimpulan yang diperoleh, dapat dilihat bahwa masing-masing media, Jawa Pos dan Kompas memilik perspektif penyimpulan yang berbeda
dalam menggambarkan berita sel mewah Artalyta di rutan pondok bambu. Dengan latar belakang yang berbeda. Saran peneliti :
Jawa Pos dan Kompas merupakan media yang berbeda idealisme atau sudut pandangnya dalam menggambarkan sebuah peristiwa, hendaknya media