pihaknya selalu mengeluh bahwa ruang tahanan selama ini masih overload”.
d. Visual Image
Penguatan bingkai inti, oleh Jawa Pos didukung dengan gamabar atau foto yang mengambil gamabr ruang mewah Artalyta. Terdapat foto dn denah ruang
Artalyta serta foto yang menjelaskan keadaan ruangan Artalyta dirutan Pondok Bambu. Foto sofa dan pendingin ruangan atau AC serta foto Ayin dan
pembantunya yang mengasuh anak asuh Ayin ikut dipasang dalam berita ini untuk menguatkan bingkai inti.
Jawa Pos juga memberi kekuatan bingkai dengan memberi denah ruagan Ayin alis Artalyta Suryani, supaya khalayak lebih paham dan mengerti keadaan
ruangan Ayin sesungguhnya.
e. Roots
Pada ilustrasi berikut, Jawa Pos memberi alasan pembenaran atau penyangkalan kepemilikan barang-barang mewah tersebut berikut kutipannya :
“Dia menambahkan, barang-barang tersebut kebanyakan milik negara. Diantaranya fasilitasnya, fasilitas karaoke, termasuk meja
dan kursi serba luks. Semua itu anggaran rutan yang jelas saya menerima laporan itu dan saya teruskan kepada sekjen Depkum
HAM,”katanya”.
Pengelakan atau pembelaan diri yang dilakukan oleh kepala rutan tidak hanya sampai disitu saja, melainkan dalam pernyatannya yang berhubungan
dengan keputusan hakim juga dibawa-bawa, untuk mengelak dari kesalahan yang sudah dilakukannya.
“Soal fasilitas tersebut, kata dia selama ini tak dilarang mana ada putusan hakim yang melrang menggunakan fasilitas itu? Coba
tunjukan dasar hukumnya. “ungkapnya”.
f. Appeals to principle
Jawa Pos mencatat kata-kata dari Depkum HAM yang menandakan kalau ada kesalahan dalam sistem yang ada di rutan di Indonesia. Karena kekurangan
sipir, pengawasannya dalam rutan kurang memadai sekali, sehingga bisa terbentuk sel mewah dalam rutan berikut kutipan beritanya :
“Saya lihat seorang sipir mengawasi dua ratus narapidana. Itupun kesejahteraannya sangat memprihatinkan, ucapnya di kantor
Depkum HAM kemarin”.
4.3.1.2 Bingkai inti Berita Jawa Pos tanggal 11 Januari 2010
Setelah berita “Berdalih Buat Karaoke Bareng” dianalisis dengan perangkat framing Gamson maka diperoleh bingkai inti dari berita tersebut
sebagai berikut :
Judul berita : “Berdalih Buat Karaoke Bareng” Frame : Kepala rutan Pondok Bambu mengelak dari keberadaan sel mewah.
Methapors Kepala Rutan dianggap yang bertanggung jawab atas sel
mewah tersebut. Exemplar
Dengan alasan rekomendasi dokter fasilitas yang mewah itu bisa masuk sel Ayin.
Depiction Dengan alsan ruang overload narapidana kaya bisa
mendapat ruangan sel yang besar beserta fasilitas yang mewah dan kemudahan dalam segala aktivitas.
Visual image Ruangan Ayin dengan segala fasilitas serta foto ayin dan
seorang narapidana yang membantu Ayin. Roots
Uang negara dugunakan untuk membeli barang-barang mewah tersebut.
Appeal to principle Kesejahteraan yang kurang penyebab dari semua masalah
yang ada dirutan pondok bambu.
Tabel 4.6 bagan bingkai inti Jawa Pos 12 Januari 2010
Berita Jawa Pos tanggal 12 Januari 2010 ini peneliti menemukan enam elemen sebgai penguat dari inti bingkai. dalam methapors yang ada mengambil
kesimpulan kalau yang bertanggung jawab adalah kepala rutan Pondok Bambu serta terdapat visual image yang mengauatkan bingki inri dengan gamabar dan
foto, terdapat gambar Ayin dan pembantunya yang merawat anak asuh Ayin serta terdapat bagan yang menjelaskan secara detail letak-letak fasilitas mewah yang
ada diruang Ayin. Dalam bingkai penalaran roots yang ada menjelaskan kalau fasilitas-
fasilitas tersebut merupakan milik negara karena laporannya tertulis dan dilaporkan ke bagian atasnya kepala rutan.
4.4 Berita Koran Kompas