Deskripsi isi tiap halaman harian Kompas secara umum dalam halaman adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4 Deskripsi halaman Kompas
Halaman 1 Memuat berita-berita utama nasional dan internasional
Halaman 2-5 Memuat berita-berita politik dan hukum
Halaman 6-7 Memuat tajuk rencana, opini, dan surat pembaca
Halaman 8-11 Memuat berita-berita internasional
Halaman 12-14 Memuat berita-berita humaniora
Halaman 15 Memuat berita-berita umum dan sambungan dari halaman 1
Halaman 16 Sosok
Halaman 17 Memuat berita bisnis dan keuangan
Halaman 23 Memuat acara hari ini
Halaman 24-25 Memuat berita Nusantara
Halaman 26-28 Halaman Metropolis, Memuat berita-berita seputar
Jabotabek Halaman 29-32
Memuat berita-berita olahraga Halaman 33-40
Memuat berita tentang otomotif Halaman 41-48
Memuat iklan
4.2 Pembahasan
Ditemukannya sel mewah Artalyta dirutan Pondok Bambu pada 10 Januari malam. Merupakan awal dimana mafia kasus di Indonesia terbongkar. Awal tahun
2010 dimana kinerja satgas anti mafia hukum dimulai. Sel istimewa ini merupakan kerja sama orang rutan dan narapidana di rutan tersebut. Tanpa
bantuan aparat rutan tidak bisa ada sel mewah.. Ini menandakan hukum Indonesia
mudah dibeli dengan uang.
Kompas dan Jawa Pos sebagai pemegang pasar koran di Surabaya dan nasional juga tidak ingin ketinggalan untuk aktif dalam menyajikan pemberitaan
seputar sel mewah Artalyta dirutan Pondok Bambu. Kompas dan Jawa Pos masing-masing memuat berbagai judul pemberitaan yang berbeda dengan topik
bahasan mengenai realitas yang sama, yakni seputar sel mewah Artalyta di rutan pondok bambu. Surat Kabar Kompas dan Jawa Pos menerbitkan pemberitaan
seputar fasilitas yang ada dan pendapat dari beberapa ahli yang ada.
Dari total 4 korpus tersebut selanjutnya dianilis dengan teknik analisis framing dengan model Gamson modigialini untuk melihat bagaimana masing-
masing frame antara Kompas dan Jawa Pos dalam menulis berita sel mewah Artalyta dirutan Pondok Bambu.
4.3 Berita Koran Jawa Pos
Dalam pemberitaan koran Jawa Pos ada 2 dua berita yang mengenai berita sel mewah Artalyta dirutan Pondok Bambu Jakarta. Rutan yang begitu
mewah disidak oleh Satgas Anti Mafia Hukum pada 10 Januari malam. Adapun
rincian singkat pembingkaian mengenai berita tersebut adalah sebagai berikut :
4.3.1 Berita tanggal 11 Januari 2010
Dalam berita tanggal 11 januari 2010, Jawa Pos menyajikan salah satu beritanya mengenai kasus sel Mewah Artalyta di Rutan Pondok bambu Jakarta
dengan judul “Kamar Ayin Setara Hotel”. Adapun rincian mengenai berita tersebut dengan menggunakan elemen-elemen Gamson adalah sebagai berikut:
a. Methapors
Analisis Methapors yang diperoleh dalam pemberitaan tersebut diatas adalah adanya satgas yang mulai beraksi mengambil tindakan setelah selama ini
hanya berdiam saja walaupun sempat mendengar adanya mafia hukum dirutan dengan dibuktikannya adanya perlakuan “spesial” terhadap beberapa tahanan. Hal
ini oleh Jawa Pos di ibaratkan dalam methapors “satgas mulai menunjukan taringnya”. Berikut adalah kutipan beritanya :
“Satuan tugas satgaspemberantasan mafia hukum mulai menunjukan taringnya. Tadi malam Satgas melakukan inspeksi
mendadak sidak dirumah tahanan Rutan Pondok Bambu, Jakarta Timur”.
b. Catchphrases
Jawa Pos menggunakan pilihan kata sebagai ctcpataphrase, seperti jargon atau slogan yang memperkuat bingkai inti. Dengan Jargon “Kasus tersebut seperti
puncak gunung es” menimbulkan kesan bahwa terungkapnya kasus sel mewah Artalyta ini merupakan puncak dari terbongkarnya mafia-mafia hukum yang ada
dirutan. Kalimat “Kasus serupa terjadi dirutan lain diseluruh Indonesia”. Menggambarkan bahwa sebenarnya kasus sel mewah seperti yang terjadi Artalyta
pada ini sebenarnya juga terjadi di semua rutan di Indonesia. ”Ota menengarai kasus tersebut seperti puncak Gunung es. Kasus
serupa terjadi di rutan lain diseluruh Indonesia”.
c. Exemplaar