79
Bab IV Kebangkitan Nasional
5. Taman Siswa
Taman Siswa didirikan oleh Suwardi Suryaningrat Ki Hajar Dewantar pada tanggal 3 Juli 1922 di Yogyakarta dan bergerak dalam bidang pendidikan.
Pendidikan Taman Siswa didasarkan pada sistem among, dimana guru bertindak sebagai pemimpin yang berada di belakang dan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk maju dan berkembang di depan dengan arahan sang guru. Selain itu, Taman Siswa da menggunakan sistem pondok, dimana guru dan siswa tinggal bersama dalam satu asrama.
Melalui sitem pendidikan kebangsaannya, Taman Siswa semakin berkembang dan memiliki beberapa cabang di luar Kota Yogyakarta.
6. Partai Nasional Indonesia
Organisasi ini didirikan oleh Ir. Sukarno di Bandung pada tanggal 4 Juli 1927 sebagai kelanjutan dari organisasi pelajar bernama Algemeene Studie Club. Tujuan utama PNI
adalah mencapai kemerdekaan, karena dengan merdeka bangsa Indonesia dapat memperbaiki struktur masyarakat, sosial, ekonomi dan politik secara mapan.
PNI adalah salah satu partai yang keras dan radikal terhadap pemerintah Belanda, mereka menolak mentah-mentah mendudukkan wakilnya didalam volksraad semacam
Dewan perwakilan bangsa Indonesia yang dibentuk oleh Belanda. Karena sifatnya yang radikal inilah, pemerintah Belanda kemudian menangkap para peminpin PNI, bahkan
beberapa tokoh PNI seperti Sukarno harus di hukum buang ke beberapa daerah. Hukuman yang dijatuhkan kepada para tokoh PNI ini berpengaruh besar terhadap perkembangan
partai, sehingga partai ini kemudian membubarkan diri dan terpecah menjadi dua, yaitu PNI Baru dan Partindo.
7. Gerakan Wanita
Gerakan wanita pada awalnya diprakarsai oleh R.A. Kartini, diteruskan oleh Dewi Sartika dan Maria Walanda Maramis. Gerakan wanita kemudian berkembang melalui
organisasi-organisasi kewanitaan seperti Putri Mardika di Jakarta pada tahun 1922 sebagai bagian dari Budi utomo yang memiliki program bimbingan pengajaran untuk para gadis,
pemberian beasiswa dan menerbitkan majalah sendiri yang dinamakan “Putri Mardika”.
Di Tasikmalaya berdiri organisasi Kautamaan Istri yang menaungi sekolah-sekolah yang didirikan Dewi Sartika. Selain Putri Mardika, berdiri pula organisasi-organisasi bagian
dari organisasi yang sudah ada, seperti Aisyiyah sebagai bagian dari Muhammadiyah, dan Sarekat Puteri Islam sebagai bagian dari Sarekat Islam.
Pada tanggal 22-25 Desember tahun 1928 diadakan Kongres Perempuan pertama yang memicarakan masalah persatuan di kalangan wanita, masalah wanita dalam keluarga,
poligami dan perceraian. Hasil terpenting dari kongres ini adalah terbentuknya Perserikatan Perkumpulan Perempuan Indonesia PPPI. PPPI inilah yang kemudian menyelenggarakan
Kongres Perempuan yang kedua pada tahun 1935 dengan pokok bahasan masalah buruh
Di unduh dari : Bukupaket.com
80
Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Menengah PertamaMadrasah Tsanawiyah Kelas VIII
wanita, pemberantasan buta huruf dan semangat kebangsaan. Sangat terlihat dalam kongres yang kedua ini para wanita Indonesia mampu memposisikan dirinya sebagai bagian yang
tidak terpisahkan dari upaya perjuangan nasional demi merebut kemerdekaan dari tangan penjajah.
1. Kongres Pemuda a. Jong Java