167
Bab IX Pranata dan Penyimpangan Sosial
Dalam ilmu sosiologi kita mengenal istilah interaksi. Interaksi menurut Poerwitaatmadja 1987 adalah hubungan timbal balik yang saling memengaruhi antara individu dengan
individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok. Adapun pengertian interaksi sosial adalah dasar dari proses sosial yang menunjukkan
hubungan sosial yang dinamis. Bentuk proses sosial adalah hubungan sosial atau interaksi sosial. Karena, interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas sosial. Interaksi
sosial juga melibatkan proses sosial yang bermacam-macam, yaitu proses tingkah laku yang dikaitkan dengan struktur sosial.
Sisi lain yang tidak bisa dipisahkan dari hubungan sosial adalah dampak positif dan negatif yang ditimbulkannya. Salah satu contoh yang dikemukakan Poerwitaatmadja,
misalnya apabila dua orang bertemu atau beberapa orang bertemu berarti interaksi sosial sudah dimulai. Pada saat itu mereka saling menegur, berjabat tangan, dan saling berbicara
bentuk positif. Akan tetapi, dapat juga pembicaraan itu meningkat menjadi pertikaian yang akhirnya berubah menjadi perkelahian bentuk negatif. Aktivitas-aktivitas semacam
itu merupakan bentuk-bentuk dari hubungan sosial.
Secara garis besar dapat dikatakan bahwa bentuk-bentuk hubungan sosial terdiri atas tiga macam yaitu sebagai berikut.
1 Kerja sama cooperation, yaitu kerja sama yang dilakukan masyarakat karena
didasari oleh kebersamaan dan rasa memiliki. Misalnya, memperbaiki jalan, kerja bakti mendirikan gereja, mendirikan mesjid, dan sebagainya.
2 Persaingan competation, yaitu hubungan sosial antar-individu yang saling berlomba
atau bersaing untuk maju. Dalam bentuk ini, mereka tidak melakukan kerja sama. Misalnya, antarpedagang, masyarakat pengusaha, antarkaryawan, dan sebagainya.
3 Pertikaian conflict, yaitu hubungan sosial ketika salah satu pihak merasa dirugikan.
Di antara mereka saling mencemooh, saling mencurigai, dan bermusuhan. Hubungan sosial ini bisa mengakibatkan kerusuhan atau peperangan.
Sebagai makhluk sosial, manusia tidak mungkin bisa memenuhi kebutuhannya sendiri. Sejak ia dilahirkan, manusia sangat ketergantungan pada kelompok di sekitarnya. Demikian
juga ketika beranjak dewasa dan bermasyarakat. Manusia membutuhkan dan memiliki naluri yang kuat untuk selalu hidup bersama orang lain.
A. BENTUK-BENTUK HUBUNGAN SOSIAL
B. FAKTOR-FAKTOR PENDORONG TERJADINYA HUBUNGAN SOSIAL
Di unduh dari : Bukupaket.com
168
Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Menengah PertamaMadrasah Tsanawiyah Kelas VIII
Itulah sebabnya, manusia kemudian membentuk kelompok-kelompok. Secara bersama-sama, mereka membangun kesadaran untuk hidup, tolong-menolong, saling
memengaruhi, dan menentukan tujuan yang sama. Cikal bakal dari dorongan inilah kemudian terjadi interaksi sosial atau hubungan sosial.
Menurut Poerwitaatmadja, setidaknya ada tiga faktor lain yang menyebabkan terjadinya hubungan sosial, yaitu sebagai berikut.
1. Faktor Imitasi
Peranan faktor ini sangat penting dalam proses interaksi sosial. Faktor imitasi dapat mendorong seseorang untuk memusuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku.
Tetapi juga bisa mengakibatkan terjadinya hal-hal yang negatif, karena yang ditiru mungkin tindakan-tindakan yang menyimpang.
2. Faktor Sugesti
Faktor ini berlangsung bila seseorang memberi suatu pandangan atau sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian diterima oleh pihak lain. Berlangsungnya sugesti,
dapat juga terjadi karena pihak yang menerima dilanda oleh emosi yang menghambat daya berpikirnya secara rasional.
3. Faktor Identifikasi
Faktor identifikasi ialah kecenderungan-kecenderungan atau keinginan-keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Identifikasi bersifat lebih
mendalam daripada imitasi dan sugesti. Karena, kepribadian seseorang dapat terbentuk atas dasar proses ini. Proses identifikasi dapat berlangsung dengan sendirinya
ataupun dengan disengaja, karena seringkali seseorang memerlukan tipe-tipe ideal tertentu di dalam proses kehidupannya.
4. Faktor Simpati
Faktor simpati ialah suatu proses ketika seseorang merasa tertarik kepada pihak lain. Di dalam proses ini, perasaan seseorang memegang peranan yang sangat penting
walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk kerja sama dengannya. Proses simpati akan dapat berkembang jika terdapat saling pengertian pada kedua
belah pihak secara mantap.
Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam melakukan interaksi sosial, masalah selalu muncul. Kondisi itu cenderung disebabkan karena manusia memiliki watak dan keinginan yang
berbeda. Menurut Gillin and Gillin ada dua macam dampak yang muncul sebagai akibat adanya
hubungan sosial, yaitu sebagai berikut.
C. DAMPAK-DAMPAK HUBUNGAN SOSIAL
Di unduh dari : Bukupaket.com
169
Bab IX Pranata dan Penyimpangan Sosial