Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin kerja

32

2.3.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin kerja

Pada dasarnya faktor yang mempengaruhi kedisiplinan kerja pada karyawan suatu perusahaan yang datangnya dari atasan atau pimpinan perusahaan disertai dengan suatu peraturan yang mengikat pada diri pekerja untuk tunduk dan patuh pada apa yang telah digariskan oleh perusahaan. Didalam hubungannya dengan permasalahan diatas maka faktor yang berpengaruh adalah faktor internal dan faktor eksternal. Yang termasuk didalam faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam perusahaan yang bersangkutan, tata hubungan dan tujuan. Sedangkan yang termasuk didalm faktor eksternal adalah faktor yang datangnya dari luar perusahaan yang terdiri dari politik, ekonomi, sosial, budaya dan geografis. Menurut Nitisemito 2001:252 didalam diri manusia tersebut terdapat suatu perilaku yang dapat berpengaruh langsung terhadap disiplin kerja karyawan yaitu sebagai berikut : 1. Absensi Apabila seorang tenaga kerja tidak hadir ditempat maka ia dikatakan absen. Tingkat absensi yang semakin tinggi atau dengan kata lain semakin banyaknya tenaga kerja yang absent, maka akan semakin menyulitkan perusahaan didalam usaha untuk mencapai target produksi yang telah ditetapkan oleh yang bersangkutan. Kerugian tersebut terjadi sebab jadwal kerja yang terpaksa tertunda, mutu barang cenderung Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 33 berkurang, terpaksa melakukan kerja lembur serta jaminan sosial yang masih juga harus dibayarkan. Oleh sebab itulah perusahaan harus berusaha semaksimal mungkin untuk menekan tingkat absensi tersebut serendah-rendahnya. Tenaga kerja yang absen tersebut dapat disebabkan oleh bermacam- macam alasan, misalnya cuti, sakit, ijin, ataupun alpha. Banyak sedikitnya tenaga kerja tersebut akan mencerminkan kedisiplinan pada tenaga kerja didalam menyelesaikan tugas-tugas yang telah diberikan oleh perusahaan kepadanya. Dan selanjutnya tinggi rendahnya tingkat disiplin kerja karyawan tersebut akan langsung berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Kemudian untuk lebih jelasnya mengenai masalah absensi tersebut menurut Heidjrachman 2000:56 yaitu antara lain alpha, ijin dan sakit. Diantara alasan tenaga kerja yang absen tersebut yang lebih mencerminkan tidak adanya rasa kedisiplinan adalah alpha. Dengan adanya alpha tersebut, maka akan menunjukkan apakah tenaga kerja yang bersangkutan bosan terhadap pekerjaannya, tidak senang terhadap lingkungan kerjanya tersebut memang tidak terdisiplin terhadap pekerjaan yang telah dibebankan oleh perusahaan kepadanya atau malas untuk bekerja. 2. Labour Turn Over Didalam arti luas Labour turn over tersebut dapat diartikan sebagai aliran tenaga kerja yang masuk dan keluar. Labour turn over tersebut Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 34 merupakan petunjuk bagi kestabilan tenaga kerja. Semakin tinggi turn over tersebut maka sering terjadi pergantian tenaga kerja dan hal tersebut diatas akan dapat merugikan perusahaan, maka akan membawa biaya seperti : biaya penarikan tenaga kerja dan biaya latihan. 1. Adanya keterlambatan kerja Adanya keterlambatan kerja diluar kebiasaan pada umumnya disebabkan oleh kemalasan. Apabila hal tersebut berlarut-larut, maka akan mengakibatkan produktivitas karyawan menurun. 2. Sering terjadi kesalahan Sering terjadi kesalahan dalam melaksanakan atau menyelesaikan tugasnya sehari-hari bukan pekerjaan yang baru lagi, kemungkinan sekali juga disebabkan oleh faktor-faktor diluar manusia. Misalnya saja kesalahan sistem, kesalahan material, dan kerusakan mesin. 3. Adanya pemogokan Jika ada dalam perusahaan terjadi pemogokan maka hal tersebut jelas menandakan tidak adanya rasa kedisiplinan didalam mengerjakan tugas-tugas yang telah dibebani oleh perusahaan kepada karyawan yang bersangkutan. Sedangkan menurut Dadis dan Newstrom 2000:103 ada dua macam faktor yang mempengaruhi kedisiplinan kerja karyawan yaitu, faktor dari dalam diri individu sendiri dan faktor dari luar individu. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 35 1. Faktor dari dalam individu sendiri a. Kepribadian Kepribadian merupakan ciri khas yang dimiliki oleh setiap individu. Ada tipe kepribadian yang mendasari sikap disiplin individu terhadap peraturan-peraturan kerja dan ada tipe kepribadian yang mendasari individu cenderung untuk mengabaikan peraturan yang ada. b. Usia Usia mempengaruhi kedisiplinan, karena usia mencerminkan kematangan seseorang dalam mengambil sikap dan memahami aturan-aturan perusahaan. c. Pendidikan Tingkat pendidikan yang dimiliki individu merupakan cerminan dari proses belajar formal yang telah dilalui. Semakin lama proses belajar tersebut maka akan semakin tinggi pengetahuan individu akan nilai-nilai yang dianut oleh suatu tatanan organisasi yang teratur. d. Sikap dan Pengalaman Sikap dapat menerima aturan-aturan, akan menciptakan keharmonisan dalam organisasi. Pengalaman kerja yang cukup lama membuat karyawan dapat memahami apa yang dikehendaki dan tidak dkehendaki perusahaan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 36 2. Faktor dari luar individu a. Sifat Organisasi Sifat organisasi terbuka seperti perusahaan-perusahaan swasta akan memungkinkan terjadinya proses kedisiplinan yang tinggi, persaingan mencapai prestasi dan adanya imbalan yang memadai sesuai dengan tenaga yang dikeluarkan. b. Gaya Kepemimpinan Faktor gaya kepemimpinan sangat mempengaruhi sekali dapat tidaknya disiplin kerja dapat diterapkan. Seorang pemimpin yang sangat pesimis akan membuat bawahannya cenderung melanggar peraturan yang berlaku sedangkan pemimpin yang otoriter akan membuat bawahannya takut untuk melanggar peraturan namun akan berusaha untuk melanggar peraturan yang berlaku. c. Sifat Kelompok Kerja Sifat kelompok kerja yang cenderung melanggar aturan-aturan, membuat anggota kelompok cenderung melakukan tindakan yang melanggar peraturan yang berlaku, membuat anggota kelompok cendrung mematuhi peraturan.

2.3.6 Usaha-Usaha Dalam Menegakkan Disiplin Kerja