Pembelajaran yang Berorientasi pada Standar Proses

dengan baik oleh peserta didik ketika mereka menggunakannya di luar konteks pembelajaran. Karena belajar pada umumnya merupakan situasi khusus, cara terbaik untuk membantu dalam retensi dan transfer adalah menyediakan konteks yang berarti untuk menyajikan pengajaran guru. Jika keterampilan yang harus dipelajarai merupakan keterampilan yang digunakan dalam dunia nyata, guru harus menciptakan sebuah “ruang kelas” lingkungan belajar yang mendekati konteks dunia nyata sedekat mungkin, sehingga ketika peserta didik masuk ke dunia nyata, perubahan tidak akan terlalu besar.

2. Pembelajaran yang Berorientasi pada Standar Proses

Salah satu prinsip pendidikan adalah diselenggarakan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Dalam proses tersebut diperlukan guru yang memberikan keteladanan membangun kemauan, dan mengembangkan potensi dan kreativitas peserta didik. Implikasi dari prinsip ini adalah pergeseran paradigma proses pendidikan, yaitu dari paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dan guru serta sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan awasi agar terlaksana secara efektif dan efisien. Standar proses sebagaimana diatur dalam Permendiknas Nomor 41 tahun 2007, meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A TAHUN 2013 TENTANG IMPLEMENTASI KURIKULUM pada Bab IV memuat tentang konsep dan strategi pembelajaran sebagai berikut: a. Konsep dan Strategi Pembelajaran Secara prinsip, kegiatan pembelajaran merupakan proses pendidikan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik unuk mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan, yang diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat, berbangsa, dan berkontribusi untuk kesejahteraan hidup umat manusia. Oleh karena itu kegiatan pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua potensi peserta didik menjadi potensi yang diharapkan. b. Strategi Pembelajaran Langsung dan Tidak Langsung Kurikulum 2013 secara garis besar mengembangkan dua modus proses pembelajaran yaitu proses pembelajaran langsung dan pembelajaran tidak langsug. Proses pembelajaran langsung adalah proses pendidikan di mana peserta didik mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran langsung tersebut peserta didik melakukan kegiatan belajar mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, atau menganalisis, dan mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kegiatan analisis. Proses pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan langsung atau yang disebut dengan instructional effect. Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama proses pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap. Berbeda dengan pengembangan nilai dan sikap dalam proses pembelajaran langsung oleh matapelajaran tertentu, pengembangan sikap sebagai proses pengembangan moral dan perilaku dilakukan oleh seluruh mata pelajaran dan dalam setiap kegiatan yang terjadi di kelas, sekolah, dan masyarakat. Oleh karena itu dalam kurikulum 2013, semua kegiatan yang terjadi selama belajar di dalam dan di luar sekolah dalam kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler terjadi proses pembelajaran untuk mengembangkan moral dan perilaku yang terkait dengan sikap. Proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu: 1 Mengamati; 2 Bertanya; 3 Mengumpulkan informasi; 4 Mengasosiasi; 5 Mengkomunikasikan. c. Perencanaan Pembelajaran 1 Hakikat RPP Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus. RPP mencakup: 1 Data sekolah, mata pelajaran, dan kelassemester; 2 materi pokok; 3 alokasi waktu; 4 tujuan pembelajaran, KD, dan indikator pencapaian kompetensi; 5 materi pembelajaran dan metode pembelajaran; 6 media, alat, dan sumber belajar; 6 langkah-langkah kegiatan pembelajaran; dan 7 penilaian. Setiap guru di setiap satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP untuk kelas di mana guru tersebut mengajar. RPP menjadi persiapan untuk guru sebelum memasuki kelas. RPP bersifat sebagai pegangan apa yang akan dilakukan guru di dalam kelas. Pengembangan RPP dapat dilakukan secara mandiri atau berkelompok. Namun pengembangan RPP secara berkelompok harus dikoordinasikan dan disupervisi terlebih dahulu oleh pengawas atau Dinas Pendidikan. 2 Prinsip-prinsip Pengembangan RPP Berbagai prinsip dalam mengembangkan RPP adalah sebagai berikut Majid, 2014 : 154: a RPP disusun guru sebagai terjemahan dari ide kurikulum dan berdasarkan silabus yang telah dikembangkan di tingkat nasional ke dalam bentuk rancangan proses pembelajaran untuk direalisasikan dalam pembelajaran. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b RPP dikembangkan guru dengan menyesuaikan apa yang dinyatakan dalam silabus dengan kondisi di satuan pendidikan, baik kemampuan awal peserta didik, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, dan gaya belajar. c Kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan lingkungan peserta didik; d Mendorong partisipasi aktif peserta didik; e Menghasilkan peserta didik manusia yang mandiri dan tak berhenti belajar, proses pembelajaran yang dirancang dalam RPP berpusat pada peserta didik untuk mengembangkan motivasi, minat, rasa ingin tahu, kreatifitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, semangat belajar, keterampilan belajar, dan kebiasaan belajar. f Mengembangkan budaya membaca dan menulis; g Proses pengembangan RPP dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca pemahaman beragam bacaan, dan bereksplorasi dalam berbagai bentuk tulisan. h Memberikan umpan balik dan tidak lanju;. i RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remidi. Pemberian remidi dilakukan setiap saat setelah suatu ulangan atau ujian dilakukan. Hasilnya dianalisis dan kelemahan setiap peserta didik dapat teridentifikasi. Pemberian pembelajaran diberikan sesuai dengan kelemahan peserta didik. j Keterkaitan dan keterpaduan; k RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara KI, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan mengakomodari pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran untuk sikap dan eterampilan, dan keragaman budaya. l Menerapkan teknik informasi dan komunikasi; m RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informai dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi. d. Proses Pembelajaran Tahap kedua dalam standar proses yaitu pelaksanaan pembelajaran yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. 1 Kegiatan Pendahuluan Dalam kegiatan pendahuluan, guru: a Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran; b Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari dan terkait dengan materi yang akan dipelajari. c Mengantarkan peserta didik pada suatu permasalahn atau suatu tugas untuk mempelajari suatu materi dan menjelaskan tujuan pembelajaran atau KD yang akan dicapai; dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI d Menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan pserta didik untuk menyelesaikan permasalahan atau tugas. 2 Kegiatan Inti Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk secara aktif menjadi pencari informasi, serta memberikan ruang yang cukup bagi kreatifitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang meliputi proses observasi, menanya, mengumpulkan informasi, asosiasi, dan komunikasi. Untuk pembelajaran yang berkenaan dengan KD yang bersifat prosedur untuk melakukan sesuatu, guru memfasilitasi agar peserta didik dapat melakukan pengamatan terhadap pemodelandemonstrasi oleh guru atau ahli, peserta didik menirukan, selanjutnya guru memberikan umpan balik, dan latihan lanjutan pada pserta didik. Dalam setiap kegiatan guru harus memperlihatkan kompetensi yang terkait dengan sikap seperti jujur, teliti, kerja sama, toleransi, disiplin, taat aturan, menghargai pendapat orang lain, yang tercantum dalam silabus dan RPP. Cara pengumpulan data sedapat mungkin relevan dengan jenis data yang dieksplorasi, misalnya di laboratorium, studio, lapangan, perpustakaan, museum, dan sebagainya. Sebelum menggunakannya peserta didik harus tahun dan terlatih dilanjutkan dengan menerapkannya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Berikutnya adalah contoh aplikasi dari kelima kegiatan belajar learning event: a Mengamati Dalam kegiatan mengamati, guru memberikan kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. guru memfasilitasi peserta didi untuk melakukan pengamatan elatih mereka untuk memperhatikan melihat, membaca, mendengar hal yang penting dari suatu benda objek atau kejadian. b Menanya Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca, atau dilihat. guru perlu membimbang peserta didik agar dapat mengajukan pertanyaa. Pertanyaan tentang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik. Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik. Semakin terlatih dalam bertanya, rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan. Pertanyaan tersebut menjadi awal untuk mencari informasi lebih lajut dan beragam dari sumber yang ditentuka guru sampai yang ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang beragam. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI c Mengumpulkan dan mengasosiasikan Tindak lanjut dari bertanya adalah menggali dan mengumpulkan informasi. Dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena dengan lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi. Informasi tersebut menjadi dasar dari proses selanutnya yaitu memproses informasi untuk menemukan keterkaitan suatu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi, dan bahkan mengambil kesimpulan dari berbagai pola yang ditemukan. d Mengkomunikasikan Hasil Kegiatan berikutnya adalah menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan, dan menemukan pola. Hasil tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut. 3 Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru bersama-sama peserta didik dan atau sendiri membuat rangkumankesimpulan pelajaran, melakukan penilaian dan atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram, memberikan umpan balik terhadap hasil dan proses pembelajaran, merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan, layanan danatau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dengan hasil belajar peserta didik, dan menyampaikan rencana pembelajaan pada pertemuan berikutnya. a. Evaluasi dan Pelaksanaan Program Remedial, Pengayaan, Percepatan 1 Pelaksanaan Evalusi Penting untuk diingat bahwa ketuntasan belajaran ditetapkan dengan penilaian acuan patokan criterion referenced pada setiap kompetensi dasar dan tidak ditetapkan berdasarkan norma norm referenced. Dalam hal ini batas ketuntasan harus ditetapkan oleh guru. Standar ini harus ditetapkan terlebih dahulu, dan hasil evaluasi tersebut adalah lulus dan tidak lulus Gentie Lalley : 2003. Sedangkan sistem evaluasinya menggunaka ujian berkelanjutan, yang ciri- cirinya adalah: a Ujian dengan sistem blok KD. b Tiap blok terdiri dari satu atau lebih kompetendi dasar KD. c Hasil ujian dianalisis dan ditindak-lanjuti melalui program remedial, program pengayaan, dan program percepatan. d Ujian mencakup aspek kognitif dan psikomotorik. e Aspek afektif diukur melalui kegiatan inventori afektif seperti: pengamatan, kuesioner, dan sebagainya. Sistem penilaian mencakup: jenis tagihan serta bentuk instrumensoal. Dalam pembelajaran tuntas tes-tes diusahakan disusun dalam sub-sub KD sebagai alat diagnostik yang dirancang secara baik, peserta didik dimungkinkan dapat menilai sendiri hasil tesnya, termasuk mengenali di mana ia mengalami kesulitan dengan segera. Sedangkan penentuan batas pencapaian ketuntasan belajar, meskipun umumnya disepakati pada skornilai 75 75 namun batas ketuntasan yang paling realistik atau paling sesuai adalah ditetapkan oleh sekolah atau daerah, sehingga memungkinkan adanya perbedaan dalam penentuan batas ketuntasan untuk setiap KD maupun pada setiap sekolah dan daerah. 2 Pelaksanaan Program Remedial a Cara yang dapat ditempuh Dalam pelaksanaan program remedial dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu: 1 Pemberian bimbingan secara khusus dan perorangan bagi siswa yang belum atau mengalami kesulitan dalam penguasaan KD tertentu. Cara ini merupakan cara yang mudah dan sederhana karena merupakan implikasi dari peran guru sebagai “tutor”. 2 Pemberian tugas-tugas atau perlakuan treatment secara khusus yang sifatnya penyederhanaan dari pelaksanaan pembelajaran reguler. Adapun penyederhanaan itu dilakukan oleh guru melalui:  Penyederhanaan isimateri untuk KD tertentu.  Penyederhanaan cara penyajian.  Penyederhanaan soalpertanyaan yang diberikan. b Materi dan Waktu Pelaksanaan Program Remedial 1 Program remedial diberikan hanya pada KD-KD yang belum dikuasai. 2 Setelah mengikuti tesujian blok atau sejumlah KD dalam satu kesatuan. 3 Setelah mengikuti tesujian KD atau blok terakhir. Khusus untuk remedi terakhir ini hanya diberlakukan untuk KD atau blok terakhir dari KD atau blok-blok yang ada pada semester tertentu. 3 Pelaksanaan Program Pengayaan a Cara yang ditempuh Kondisi yang sebaliknya dari program remedial, di dalam kelas akan ada peserta didik yang lebih cepat menguasai kompetensi yang ditetapkan. peserta didik seperti ini perlu mendapatkan tambahan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan kapasitasnya, melalui program pengayaan. Adapun cara yang dapat ditempuh untuk program pengayaan Direktorat Pembinaan SMA, 2010 adalah: 1 Pemberian bacaan tambahan atau berdiskusi yang tujuannya memperluas wawasan bagi KD tertentu; 2 Pemberian tugas untuk melakukan analisis gambar, model, grafik, bacaanparagraf, dll; 3 Memberikan soal-soal tambahan yang bersifat pengayaan; 4 Membantu guru membimbing peserta didik lain yang belum mencapai ketuntasan. b Materi dan Waktu Pelaksanaan Program Pengayaan 1 Program pengayaan diberikan sesuai dengan KD yang telah dipelajari. 2 Waktu pelaksaan program pengayaan adalah Direktorat Pembinaan SMA, 2010:  Setalah mengikuti tesujian KD tertentu;  Setelah mengikuti tesujian blok atau kesatuan KD tertentu; PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI  Setelah mengikuti tesujian KD atau blok terakhir pada semester tertentu. Khusus untuk program pengayaan yang dilaksanakan pada akhir semester ini materinya juga yang berkaitan dengan KD-KD yang terkait dengan blok terakhir dari blok-blok yang ada pada semester tertentu. 4 Pelaksanaan Program Percepatan Dalam kelas selalu memungkinkan terdapat peserta didik yang luar biasa cerdas dan mampu menyelesaikan KD-KD lebih cepat dengan nilai yang baik pula. peserta didik seperti ini memiliki karakteristik khusus yaitu tidak banyak memerlukan bantuan seperti program remedial dan pengayaan, sebab mungkin akan justru mengganggu optimalisasi belajarnya. Bentuk layanan terbaik yang harusnya diberikan adalah program percepatan akselerasi secara alami dan bukan dalam bentuk kelas akselerasi.

D. Pendekatan Saintifik Ilmiah dalam Pembelajaran