Hal-hal yang mempengaruhi guru untuk tetap memakai guru metode ceramah adalah kemampuan kognitif peserta didik yang tidak dapat membentuk
pengetahuannya sendiri. Kesulitan untuk membangun konsep dalam kognitif peserta didik, menjadi hambatan besar dalam penerapan model belajar discovery
learning, di mana model belajar tersebut menuntut anak untuk membentuk
pengetahuannya sendiri. Dari kendala pada kemampuan kognitif perserta didik tersebut, guru beranggapan bahwa peserta didik sebaiknya dituntun secara intens
melalui komunikasi verbal. Namun di sisi lain, komunikasi 1 arah yang diterapkan oleh guru justru akan menghambat peserta didik untuk menyampaikan gagasan
yang ada dalam pikirannya. Ditambah lagi jika suasana belajar tidak menyenangkan monoton bagi guru dan peserta didik, akan sangat sulit bagi guru untuk
mengetahui sejauh mana perubahanperkembangan pengetahuan peserta didik. Di lain pihak, peserta didik akan sungkan untuk mengajukan hal-hal yang kurang
dipahami dan mengemukakan pendapat. Kesulitan dalam eksplorasi berbagai metode pembelajaran oleh guru tidak
hanya seputar kondisi peserta didik, namun juga keterbatasan sarana-prasarana pendukung di sekolah. Kurangnya kelas dengan jumah peserta didik yang
membludak menyulitkan guru dalam mengatur kelas agar pembelajaran menjadi efektif. Keterbatasan alat peraga yang disediakan juga menjadi faktor yang
membatasi eksplorasi metode oleh guru. Praktikum tetap bisa dilakukan untuk pemenuhan penilaian, namun tidak maksimal dan terkesan seadanya.
3. Media Pembelajaran Fisika Kurikulum 2013
Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada guru Fisika SMA Kabupaten Mimika tentang media pembelajaran, secara umum guru memaparkan bahwa
dalam pembelajaran yang diterapkan lebih sering menggunakan media pembelajaran berupa perangkat elektronik seperti infokus, laptop, dan jaringan
internet. Pemakaian media pembelajaran yang berupa alat elektronik tersebut dapat membantudigunakan dalam berbagai metode pembelajaran, seperti demonstrasi
dan diskusi kelompok. Pemakaian alat elektronik juga dapat membantu menyegarkan suasana pembelajaran dengan pemutaran video dan aplikasi
pembelajaran. Bahkan pemakaian alat elektronik dapat diselipkan di tengah metode ceramah.
Namun dari paparan salah satu guru, terlihat adanya kekhawatiran tertentu yang dimiliki oleh guru yang turut mempengaruhi pilihan guru untuk mengajar di
kelas dengan cara klasik. Kekhawatiran yang dirasakan adalah seputar rentannya penyalahgunaan teknologi informasi dan kesulitan dalam manajemen waktu
–yang berkaitan dengan karakter peserta didik-.
“Tapi ya kita tidak memungkiri kalau anak-anak seperti ini. Kalau ngerjain tugas malah ga ngerjain tugas. Malah online to. Jadi harus dikontrol. Kalau
di SCI ini sih sebenarnya masih bisa karena sedikit siswa. Tapi kalau seandaiannya ada free wifi khusus untuk nama sekolah ya mudah-
mudahan tepat sasaran. Kembali ke individunya kembali. Takut sama Tuhannya ada nggak. Takut sama guru
nya ada nggak” wawancara tanggal 18 Februari 2016.
Dapat disimpulkan dari uraian di atas bahwa guru Fisika SMA Kabupaten Mimika belum seluruhnya menggunakan media pembelajaran yang ada sesuai
dengan kurikulum 2013, ada yang memakai LCD hanya sesuai dengan keperluan guru tersebut. Selain sarana-prasarana yang belum memadai, hal ini dikarenakan
keterbatasan pengetahuan tentang teknologi, sehingga penggunaan LCD belum dapat digunakan dengan baik. Padahal dalam proses pembelajaran, seharusnya
dengan menggunakan media LCD dapat menumbuhkan rasa keingin-tahuan peserta didik dan menambah minat mereka untuk mengikuti Fisika. Melihat hal tersebut
sebaiknya kelengkapan sarana prasarana sekolah lebih diperhatikan dan kemampuan guru dalam bidang teknologi lebih ditempa.
4. Sistem Penilaian Pembelajaran Fisika Kurikulum 2013