sangat bersemangat menceritakan bagaimana kurikulum 2013 dijalankan di Sekolahnya.
Wawancara dilakukan di ruang guru saat jam istirahat. Kondisi Sekolah –
khususnya ruang guru – tergolong sangat ramai. Ruang guru penuh dengan senda
gurau para guru, suara tv yang menyala, dan canda peserta didik di luar ruangan. Hal ini mengakibatkan pewawancara kesulitan mendengarkan jawaban Guru ke-2
atas pertanyaan yang diberikan. Keriuhan selama wawancara berlangsung juga menyebabkan konsentrasi Guru-2 terganggu. Di tengah wawancara, Guru ke-2
melakukan tindakan seperti mendekatkan kursi Guru dengan pewawancara, mengecilkan volume tv, dan meminta para guru di ruang tersebut jumlah guru di
ruangan sekitar 20 orang guru untuk tenang. Selain terganggunya komunikasi selama wawancara, tindakan Guru ke-2 membuat pewawancara menjadi sungkan
sehingga tidak leluasa bertanya. Durasi wawancara terbilang singkat. Hal ini disebabkan Guru ke-2 harus
mengisi kelas pada jam berikutnya. Di luar gangguan ruang yang bising, Guru ke- 1 terlihat menjawab dengan gugup, tergesa-gesa, dan kurang jelas. Terlihat dari
jawaban Guru ke-2 yang kurang menjawab pertanyaan, terdapat banyak topik yang bergeser dan sungkan dijawab, dan di akhir-akhir wawancara jawaban Guru
semakin singkat.
3. Pelaksanaan Penelitian kepada Guru ke-3
Guru ketiga yang diwawancarai masih dari Sekolah yang sama dengan Guru-2 yaitu SMA Negeri Kabupaten Mimika. Guru ke-3 baru mengajar di Sekolah
tersebut selama 1 tahun. Sebelumnya Guru ke-3 pernah bertugas di salah satu SMA PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
di pulau Jawa da kemudian pindah ke SMA Swasta Islam di Timika. Sistem kurikulum yang digunakan di sekolah sebelumnya yaitu KTSP membuat Guru ke-
3 kesulitan beradaptasi dengan kurikulum 2013 yang dijalankan Sekolahnya saat ini.
Berbeda dengan wawancara kepada Guru ke-2, walau masih tergolong ramai, wawancara dengan Guru ke-3 sedikit lebih tenang. Hal ini dikarenakan
wawancara dilakukan setelah jam istirahat selesai dan Guru ke-3 tidak memiliki jam mengisi kelas. Namun begitu, durasi wawancara terbilang sangat singkat. Hal
ini disebabkan jawaban Guru ke-3 yang sulit untuk diberikan pertanyaan lanjutan. Guru ke-3 cenderung menyerahkan pertanyaan untuk ditanyakan kepada Guru ke-
2 karena tidak paham tentang kurikulum 2013 dan mengaku belum pernah mengikuti pelatihan guru.
Situasi selama wawancara berlangsung terbilang lancar. Guru ke-3 menjawab dengan santai walaupun sebelum wawancara dimulai, Guru terlihat
gugup. Hal ini terlihat dari Guru ke-3 yang sebelumnya menunda-nunda wawancara dengan mempersilakan Guru ke-2 diwawancarai terlebih dahulu.
4. Pelaksanaan Penelitian kepada Guru ke-4
Subyek penelitian terakhir yang diwawancarai adalah seorang Guru dari SMA Swasta Kristen dan mulai mengajar di sekolah tersebut pada tahun 2012.
Namun sebelumnya Guru ke-4 telah mengajar sejak tahun 2008. Wawancara dilakukan di ruang kelas khusus untuk peserta didik dengan
daya saing belajar di atas rata-rata Sekolah. Kondisi Sekolah – khususnya ruang
dilakukan wawancara - tergolong hening, dikarenakan wawancara dilakukan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
setelah jam sekolah selesai. Hal ini menyebabkan durasi wawancara menjadi panjang karena tidak ada agenda selanjutnya yang harus dihadiri Guru ke-4.
Wawancara terbilang kondusif dengan jumlah orang di dalam ruangan sebanyak 4 orang; pewawancara, Guru ke-4, dan 2 orang peserta didik yang sedang
mengerjakan tugas. Adanya peserta didik di dalam ruangan yang sama tidak mengganggu berjalannya wawancara. Dengan antusias Guru ke-4 bercerita secara
“lepas” dan leluasa.
B. Pemahaman Guru Terhadap Pembelajaran Fisika Kurikulum 2013