Pendekatan Saintifik Ilmiah dalam Pembelajaran

 Setelah mengikuti tesujian KD atau blok terakhir pada semester tertentu. Khusus untuk program pengayaan yang dilaksanakan pada akhir semester ini materinya juga yang berkaitan dengan KD-KD yang terkait dengan blok terakhir dari blok-blok yang ada pada semester tertentu. 4 Pelaksanaan Program Percepatan Dalam kelas selalu memungkinkan terdapat peserta didik yang luar biasa cerdas dan mampu menyelesaikan KD-KD lebih cepat dengan nilai yang baik pula. peserta didik seperti ini memiliki karakteristik khusus yaitu tidak banyak memerlukan bantuan seperti program remedial dan pengayaan, sebab mungkin akan justru mengganggu optimalisasi belajarnya. Bentuk layanan terbaik yang harusnya diberikan adalah program percepatan akselerasi secara alami dan bukan dalam bentuk kelas akselerasi.

D. Pendekatan Saintifik Ilmiah dalam Pembelajaran

Sejalan diawalinya penerapan kurikulum 2013, istilah pendekatan ilmiah, atau pendekatan saintifik, atau scientific approach menjadi bahan pembahasan yang menarik perhatian para pendidik. Penerapan pendekatan ini menjadi tantangan guru melalui pengembangan aktifitas peserta didik yaitu mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar, dan mencipta. Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah telah mengisyaratkan tentang perlunya proses pembelajaran yang dipandu dengan kaidah-kaidah pendekatan ilmiah. Upaya penerapan Pendekatan ilmiah dalam proses pembelajaran ini sering disebut-sebut sebagai ciri khas dan menjadi kekuatan tersendiri dari keberadaan Kurikulum 2013. Pendekatan ilmiah diyakini merupakan jembatan perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuwan lebih mengedepankan penalaran induktif inductive reasoning ketimbang penalaran deduktif deductive reasoning. Penerapan pendekatan saintifikilmiah dalam pembelajaran menuntut adanya perubahan setting dan bentuk pembelajaran tersendiri yang berbeda dengan pembelajaran konvensional. Beberapa metode pembelajaran yang dipandang sejalan dengan prinsip-prinsip pendekatan saintifikilmiah, antara lain metode: 1 Problem Based Learning ; 2 Project Based Learning; 3 InkuiriInkuiri Sosial; dan 4 Group Investigation Ditjen Dikmen, 2013. Model-model ini menuntun siswa untuk mengenal masalah, merumuskan masalah, mencari solusi atau menguji jawaban sementara atas suatu masalahpertanyaan dengan melakukan penyelidikan menemukan fakta-fakta melalui penginderaan, pada akhirnya dapat menarik kesimpulan dan menyajikannya secara lisan maupun tulisan. Berdasarkan teori konstruktivisme hasil belajar merupakan skor yang diperoleh siswa setelah melalui proses pembelajaran. Pembelajaran yang dimaksud adalah pembelajaran yang berlandaskan teori konstruktivisme yaitu siswa sendiri yang bertanggung jawab untuk membangun pengetahuan dalam pikirannya melalui kegiatan ilmiah, guru hanya sebagai fasilitator. Peran guru sebagai fasilitator pada model Problem Based Learning tercermin dari penyampaian masalah-masalah yang terkait materi pelajaran di awal pembelajaran dan siswa harus mencari jawabannnya secara individu atau berkelompok. Guru hanya memberi bimbingan seperlunya jika siswa mengalami kesulitan. Pendekatan scientific dimaksud untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, dan memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber observasi, bukan diberi tahu modul Diklat Kurikulum 2013, 2013.

E. Ruang Lingkup , Teknik, dan Instrumen Penilaian