Strategi Coping Analisis P1 a. Gambaran Kondisi Penderita MG

59  Positive Reinterpretation Dalam kondisi kesehatan yang kurang baik, P1 tetap mencoba memaknai hidupnya secara positif. P1 membuat pernyataan bahwa hidup harus tetap dijalani dengan tidak monoton dan dengan perjuangan. “Kan hidup kan ga boleh monoton, tetep harus berjalan jadi tetap memotivasi diri sendiri untuk tetap apa supaya tetap berjuang melawan penyakit ini. Jangan menyerah kayak gitu kan. ” line 123-137  Denial P1 merasa tidak adil karena dirinya yang harus mengalami penyakit MG ketika ia mendapatkan diagnosis awal dari dokter. “Perasaannya sedih dong kan aku sebelumnya sudah searching-searching akibatnya nanti matanya kelopak matanya akan semakin menurun. Ya pasti perasaannya sedih kok kayak ga adil aja......Ya soalnya ga adilnya kok harus aku gitu, kok enggak yang lain. ”line 27- 33 Bentuk penyangkalan dari P1 yang lain adalah P1 tidak menyadari kondisinya dan memaksakan aktivitas-aktivitas yang ingin ia lakukan. “Waktu itu kan posisinya dokter bilang gini, ga boleh kecapean karena kalau PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60 terlalu kecapean nanti apa matanya lama- lama ga bisa lihat kan nanti kelopaknya itu to. Tapi itu ga sadar karena itu udah kelas tiga pinginnya les. Udah waktu itu posisinya pingin les keluar, udah mau daftar gitu. ”line 106-113  Proyeksi P1 senang menulis puisi dan puisi itu ia gunakan untuk memotivasi dirinya. Tetapi isi puisi yang ia buat seperti untuk orang lain, akan tetapi ia mengakui bahwa sebenarnya puisi itu untuk memotivasi dirinya. “ee lebih sering kan aktif juga ya aku kan suka nulis juga. Suka nulis puisi jadi tu apa ya lebih pura puranya puisi tersebut tu untuk orang lain yang sebenarnya puisi itu untuk aku sendiri supaya tetep semangat tetep ee ngasih motivasi kepada diri sendiri tu lebih susah ” line 164-169; 173-175

d. Faktor yang mempengaruhi strategi coping

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemilihan strategi coping yang dilakukan P1 dipengaruhi oleh beberapa faktor: 1 Social Support Dukungan dari lingkungan memiliki pengaruh yang paling banyak bagi P1 dalam menghadapi penyakitnya ini. “Dukungan teman-teman itu pasti penting karena itu kan memberi support ya ee lebih menguatkan kita terutama mental kita, bahwa kita tu ga sendiri, ada orang- orang di luar sana, keluarga, temen, sahabat yang masih sayang sama kita jadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61 kita ga boleh menyerah kita harus bertahan terus melawan penyakit ini, kita ga boleh mau dikalahkan oleh penyakit ini.” line 190-191; 214-221; 237-239; 401-407  Keluarga Dukungan dan perhatian dari keluarga P1 memberikan semangat bagi P1 dalam menghadapi penyakitnya. “Kalau yang dari keluarga cuma selalu mengingatkan supaya istirahatnya cukup, terus menjaga pola makan. Keluarga sendiri juga misalnya kayak ibu nanti pagi mbuatin susu trus siang mbuatin jus kayak gitu, kayak gitu. Trus kalau misalnya apa capek misalnya agak capek kan nanti aku bilang sama orang tua. Nah orang tua telepon, nanti telepon sama yang, kita kan manggil orang terapi buat buat terapi gitu nanti datang ke rumah kayak gitu gitu yang dilakukan oleh orang tua. Memberi semangat.. ” line 113-114; 151-160; 358- 363  Teman-teman Perhatian dari teman-teman juga penting bagi P1 dalam menghadapi penyakitnya ini. “kalau teman-teman kalau misal di kampus kayak gini kan, misal jajan nih, kalau misal aku ngeyel pingin beli es dilarang sama mereka nanti, “aku bilangin loh nanti sama orang tuamu”. Kan temen-temen sudah tahu kalau misalnya lagi presentasi suaranya ilang ya, suaranya ilang, sengau atau gimana, ee temen-temen satu kelompok biasanya 62 ngasih motivasi, “udah pelan-pelan aja kalo gak kamu udah berhenti dulu aja, biar aku lanjutin” kayak gitu gitu. Trus kalau misalnya ada kegiatan kayak misalnya outbound apa dia ehm temen- temen n gingetin “udah jangan lupa bawa surat dokternya” kayak gitu.” line 199- 211; 271-276; 350-357  Komunitas Peran komunitas juga penting bagi P1 untuk mendukung diri P1 dalam menghadapi MG. “Kemarin waktu ada apa pertemuan para pejuang itu kan juga di kasih tahu, dimotivasi-motivasi supaya kitanya jangan menyerah.. ” line 89-92; 127-129; 142-148 2 Problem-Solving Skills P1 memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah yang baik, sehingga ia dapat menentukan langkah-langkah yang sebaiknya ia lakukan untuk mencegah kondisi-kondisi yang menurun. “kadang begini, kadang aku mikirnya gini, kalau dipaksakan, karena ada gini ada kak putri, kak putri itu ee Mgers Bandung, kan aku follow IG dia ya, rajin main, tapi apa tapi dia gampang masuk rumah sakit, opname istilahnya. Jadi aku jadikan patokan, kalau misal gini aku main iya main tapi ga setiap hari kalau misalnya hari ini udah main misal kemarin udah main, hari ini ga boleh main gitu................................. ? lebih 63 terkontrol keadaan kita, kita kan tahu diri ee apa yang bisa kita lakukan apa yang ga gitu.. ” line 375-382; 387-397 3 Internal Locus of Control Dari hasil penelitian diketahui bahwa P1 memiliki keinginan untuk berjuang melawan penyakitnya. “Tapi mau ga ma kita harus apa istilahnya. Kan hidup kan ga boleh monoton, tetep harus berjalan jadi tetap memotivasi diri sendiri untuk tetap apa supaya tetap berjuang melawan penyakit ini. Jangan menyerah kayak gitu kan. ” line 123-127 4 Positive Beliefs P1 memiliki kepercayaan kepada Tuhan, sehingga ia bisa menerima kondisinya dengan cara berpikir bahwa ini ujian dari Tuhan yang bisa ia hadapi. “Kalau misal lagi drop banget, tu kadang mikirnya yaudah mungkin ini yang terbaik dari sang Pencipta, mungkin ee aku adalah orang yang dipercaya bisa menghadapi ujian itu. gitu, kenapa. Ketika sang Pencipta percaya sama kita, kenapa kita harus ragu gitu.. ” line 180-185 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64 Gambar 2: Skema Kesimpulan Analisis P1 Myasthenia Gravis Permasalah-permasalahan yang dihadapi Aktivitas Relasi dengan orang sekitar Tugas Utama: Pelajar Ketakutan akan masa depan Gambaran kondisi Diagnosis awal Gejala lain: sulit menelan, barang yang dipegang terjatuh, ptosis, dan diplopia, suara yang sering hilang, kondisi saat haid Penyebab Timbulnya MG: kelelahan, musim dingin, dan minum es dalam porsi yang banyak, batuk, serta panas matahari. Kondisi menurun Gejala awal: Terjatuh saat menari dan berjalan Pengobatan: Terapi listrik, pengobatan alternatif Jepang, Cina, pengobatan tradisional, mestinon PFC:  Active Coping  Suppresion to competing activities  Planning  Seeking social support for instrumental reasons EFC:  Acceptance  Positive reinterpretation  Denial  Proyeksi  Turning to religion Faktor yang mempengaruhi  Social support  Problem solving skills  Internal locus of control  Positive beliefs