16
3 Suppresion of competing activities, usaha individu untuk menyelesaikan masalahnya dengan cara mengurangi perhatian
pada aktivitas lain. 4 Restrain coping, usaha individu menahan diri untuk menunggu
waktu dan melihat kesempatan bertindak yang tepat atau tidak bertindak terburu-buru.
5 Seeking social support for instrumental reasons, yaitu usaha individu mencari dukungan sosial seperti nasihat, bantuan atau
informasi untuk menyelesaikan masalah
b. Emotion Focused Coping 1 Seeking social support for emotional reasons, yaitu upaya
individu untuk mencari dukungan sosial melalui dukungan moral, simpati atau pengertian.
2 Positive reinterpretation, artinya upaya individu untuk memaknai setiap kejadian atau permasalahan dengan berpikir
positif. 3 Acceptance, sikap menerima suatu keadaan yang dihadapi.
4 Denial, usaha individu untuk menolak atau menyangkal sebuah kenyataan.
5 Turning to religion, sikap individu dalam menenangkan dan menyelesaikan masalah secara keagamaan.
17
6 Focusing on and venting emotion, kecenderungan untuk fokus pada tekanan apapun upaya individu untuk melepas atau
menyalurkan perasaan ditandai dengan usaha meningkatkan kesadaran akan adanya tekanan emosional.
7 Behavioral disengagement, penurunan usaha oleh individu untuk menghadapi stressor atau masalah.
8 Mental disengagement, upaya alternatif individu untuk mengalihkan masalah dengan melakukan aktivitas lain seperti
tidur, menonton tv, atau melamun.
4. Faktor Yang Mempengaruhi Strategi Coping
Kemampuan seseorang untuk melakukan coping tergantung dari stresor itu sendiri mulai dari kompleksitas, intensitasnya, dan
panjang durasinya, juga dari tipe strategi coping yang digunakan. Selain itu, tergantung pula dari faktor individu yang bersangkutan.
Faktor-faktor personal yang mempengaruhi pemilihan strategi coping terdiri dari kepribadian, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan status
sosial ekonomi McCrae, 1984 dalam Miranda, 2013. Proses coping juga melibatkan pengalaman atau proses berpikir seseorang Herber,
2003 dalam Hasan Rufaidah, 2013 serta pengalaman sosialnya Pearlin dan Scroler dalam Hasan Rufaidah, 2013. Selain itu,
strategi coping juga dipengaruhi oleh faktor kepribadian, lingkungan, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
jenis kelamin, tingkat pendidikan, usia, dan status ekonominya Hasan Rufaidah, 2013.
Lazarus dan Folkman 1984 membagi beberapa tipe faktor individu yang mempengaruhi coping, yaitu health and energy, positive
beliefs, problem-solving skills, an internal locus of control, social skills, social support, and material resources Huffman, Verno,
Vernoy, 2000. a. Health and Energy
Semua stresor menyebabkan beberapa tipe perubahan fisiologis. Padahal kesehatan individu mempengaruhi kemampuannya untuk
melakukan coping. Semakin kuat dan sehat seseorang, semakin
baik kemampuan coping mereka. b. Positive Beliefs
Citra diri yang positif dan sikap yang positif dapat menjadi sumber utama coping. Penelitian menunjukkan bahwa meningkatnya harga
diri seseorang dapat mengurangi sejumlah kecemasan yang disebabkan kejadian yang menekan Greenberg et al., 1989. Selain
itu, juga dapat membuat seseorang bertahan dalam menghadapi rintangan berat. Menurut Lazarus dan Folkman, harapan dapat
berasal dari kepercayaan diri, yang dapat memungkinkan seseorang untuk merancang strategi coping sendiri; kepercayaan pada orang
19
lain, seperti dokter yang dirasa bisa mempengaruhi hasil positif; atau kepercayaan terhadap Tuhan.
c. Problem-Solving Skills Lazarus Folkman, 1984 Kemampuan memecahkan masalah termasuk juga kemampuan
untuk mencari
informasi, menganalisis
situasi untuk
mengidentifikasi masalah
sehingga menghasilkan
program tindakan
alternatif, mempertimbangkan
program tindakan
alternatif, mempertimbangkan alternatif sehubungan dengan hasil yang
diinginkan atau
diantisipasi, dan
memilih serta
mengimplementasikan rencana yang cocok untuk tindakan Janis, 1974; Janis Mann, 1977. Kemampuan memecahkan masalah
berasal dari seberapa luas pengalaman seseorang, pengetahuan seseorang, kemampuan kognitif untuk menggunakan pengetahuan,
dan kapasitas untuk mengontrol diri. d. Internal Locus of Control
Orang yang merasa memiliki internal locus of control sepanjang hidupnya, lebih berhasil dalam melakukan coping dibanding orang
yang merasa tidak memiliki kontrol sepanjang kejadian dihidupnya Strickland, 1978. Penelitian sebelumnya di China Hamid
Chan, 1998 dan Belgium DeBrabander, Hellermans, Boone, and Gertis, 1996 menunjukkan hubungan antara psychological stress
dan locus of control. Peneliti menemukan bahwa businessmen dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI