Strategi Coping Analisis P2 a. Gambaran Kondisi Penderita MG

79 kepada Tuhan untuk meminta kesembuhan. Selain berdoa untuk meminta kesembuhan P2 juga berdoa kepada Tuhan saat menghadapi plasmapharesis agar ia lebih tenang. “ehm, gimana ya ngatasinnya. Yang pasti berusaha tetap bersyukur sama Tuhan karena udah dikasih hidup walaupun kayak gini aku masih bisa berjalan, masih bisa lebih baik dari orang lain lah.” line 54-57 “Tapi kan ya udah terjadi maksudnya juga ga bisa diapa-apain yaudahlah ya diterima aja, mau gimana lagi. Tapi ya tiap hari berdoa aja supaya terjadi kesembuhan. ” line 89-90 “Pas takut tu aku berdoa sih sama Tuhan biar lebih tenang. ” line 319- 320  Denial Ketika P2 mengalami gejala awal, P2 mengabaikan kondisinya itu karena P2 berpikir ia baik-baik saja. “Iya di biarin aja soalnya mikirnya ga kenapa-kenapa. ” line 9-12; 28- 29 P2 tetap memaksakan kondisi dirinya dan tetap melakukan aktif melakukan aktivitasnya walaupun dokter sudah memberi tahu agar tidak kelelahan. “tapi dul pertama-tama sakit masih bandel tetepan. Kan kuliah di Malaysia, 80 jadi kata dokter kan sebenernya ga boleh capek-capek, tapi tetep aja karena emang udah kebiasaan aktif, jadi pas awal-awal di Malaysia pun aku tetep aktif, tetep ikut ini itu, dulu tetep perform nyanyi ini itu latihan ampe malam-malam padahal tugasnya juga banyak, jadi keadaannya ya ngedrop.” line 43-50

d. Faktor yang mempengaruhi strategi coping

1 Social Support Dukungan dari keluarga dan teman sangat penting bagi P2 untuk bisa menghadapi perasaan sedih, kecewa, dan stress saat pertama kali menerima diagnosis dari dokter. “Yang pasti berusaha tetap bersyukur sama Tuhan karena udah dikasih hidup walaupun kayak gini aku masih bisa berjalan, masih bisa lebih baik dari orang lain lah. Nah terus karena ada dukungan dari keluarga dan teman-teman sih jadi bisa ngatasin. ” line 57- 59 P2 juga merasa lingkungan memperhatikan dan mendoakan dirinya sehingga mendukung dirinya supaya bisa sembuh. “Iyalah pasti mendukung karena merasa semua orang perhatiin, semua orang ngedoain, jadi ya pasti mendukung supaya bisa sembuh. ” line 146-149 Dukungan dari lingkungan juga penting bagi P2 saat ia sedang menghadpi plasmapharesis. 81 “Terus juga ada dukungan dari orang sekitar jadi aku lebih bisa ngehadepin, ya walaupun tetep ada takutnya sih. ” line 320-322  Keluarga Menurut P2, keluarga adalah orang-orang yang paling mengerti akan kondisi dirinya. “Kalo sama keluarga sama aja ya, soalnya dari dulu sayang, sampe sekarang keluargaku masih sayang, pasti lebih perhatian aja, nanya-nanya, maksudnya nanya keadaan. Lebih kuatir pasti. ” line 10-13; 85-103; 121-123; 200-203  Pasangan Selain keluarga, pasangan adalah orang yang saat ini mengerti kondisi P2 dan dukungan pasangan sangatlah berarti. “Kalau pasangan ya dia ngertilah, karena aku di sini kadang-kadang sering ngedrop-drop ya yang jagain ya dia, yaudah dia pasti ngertilah rasanya kayak gimana. ”line 141-144  Komunitas Komunitas Yayasan Myasthenia Gravis baik Indonesia maupun Internasional memberikan dukungan bagi P2 untuk bisa menjalani kondisinya. 82 “Ya ada. Soalnya aku jadi tahu banyak orang juga yang kayak aku, dan aku jadi tahu juga kalo aku ga seberapa parah dibandingkan orang-orang yang lain. line 375-382  Teman-teman Dukungan dari teman-teman juga penting bagi P2. “Kalo sama temen-temen, sebenernya juga ga ada perubahan soalnya mereka bisa nerima nerima aja. Mereka jadi perhatian aja, didoain semoga cepet sembuh.” line 134-140; 203-207 2 Positive Beliefs P2 memiliki kepercayaan kepada Tuhan sehingga ia tetap bisa bersyukur; meminta ketenangan, dan berdoa meminta kesembuhan kepada Tuhan. “Tapi kan ya udah terjadi maksudnya juga ga bisa diapa-apain yaudahlah ya diterima aja, mau gimana lagi. Tapi ya tiap hari berdoa aja supaya terjadi kesembuhan. ” line 89-90; 319-320 P2 juga memiliki kepercayaan kepada dokter sehingga ia mendengarkan apa yang dokter katakan kepada dirinya. “Waktu pertama kali tahu itu, yang pertama kali dilakukan minum obat tiap hari, pokoknya nurut kata dokternya, minum obat tiap hari supaya ga kambuh line 40-43 83 3 Social Skills P2 memiliki kemampuan bersosialisasi yang baik, sehingga walaupun P2 memiliki keterbatasan interaksi dengan beberapa orang, P2 tetap masih memiliki teman-teman yang lain “Tapi tetep ada yang masih deket kayak temen- temen kelas, persekutuan, dan pacar.”line 211-213 4 Internal Locus of Control P2 memiliki keinginan untuk sembuh, sehingga ia mau untuk melakukan apapun agar ia cepat sembuh. “tapi akhirnya ya udah kalau ada solusi, apapun diambil, karena kan emang pingin cepet sembuh. Ga mau gitu terus gak enak setiap hari gitu terus yaudah akhirnya beraniin diri trus plasmapharesis, tapi habis itu baikan yaudah seneng. ” 248-250 5 Problem Solving Skiils P2 memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah, sehingga ia dapat menentukan langkah-langkah untuk menjaga kondisi dirinya agar ia tetap bisa melakukan aktivitasnya sebagai mahasiswa. “Ya aku jaga kondisiku dan kesehatanku biar ga gampang stress dan kecapean jadi sebisa mungkin tetep bisa mengikuti kelas untuk yang berikutnya, biar ga kejadian gini lagi. ” line 369-372 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84 Gambar 3: Skema Kesimpulan Analisis P2 Myasthenia Gravis PFC:  Active Coping  Suppresion to competing activities  Planning  Seeking social support for instrumental reasons EFC:  Acceptance  Seeking social support for emotional reasons  Denial  Proyeksi  Turning to religion Faktor yang mempengaruhi  Social support  Problem solving skills  Internal locus of control  Positive beliefs Gambaran kondisi Diagnosis awal Gejala lain: diplopia, ptosis, kesulitan berjalan, kesulitan mengangkat gayung, mata terasa berat, sulit mengunyah, dan tersedak makanan, kesulitan tersenyum, kesulitan berekspresi muka, kadang-kadang sesak nafas Penyebab Timbulnya MG: kelelahan, stress, kepanasan, kedinginan, sakit. Perasaan yang muncul: sedih, stress, takut, perasaan tidak berguna, tidak memiliki harapan Gejala awal: Jatuh dan tubuh lemas saat basket Pengobatan: Mestinon, plasmapharesis Permasalah-permasalahan yang dihadapi Aktivitas Relasi dengan orang sekitar Tugas Utama: Mahasiswa; Anak dan saudara Ketakutan akan masa depan