Permasalahan-Permasalahan yang Dihadapi Analisis P1 a. Gambaran Kondisi Penderita MG

54 “Iya, kemarin kambuh juga karena terlalu capek kan ujian ujian tugas ujian tugas jadi ya gampang capek. ” line 282-284 Perasaan paling down P1 alami ketika tidak bisa les karena dapat mengakibatkan kelelahan. P1 mengira kelelahan dapat menyebabkan buta sehingga hal tersebut membuat P1 sempat merasa tidak memiliki harapan hidup. “Yang paling down? ya waktu itu, ga ada, ada gasih. waktu ya waktu ee mau kelas tiga, kelas tiga SMA pingin banget les tapi malah divonis sama dokter kayak gitu. Maksudnya ga boleh kecapean nanti pikirnya waktu itu bisa buta ternyata enggak kan. Ga boleh kecapean karena lama-lama kalau kecapean njuk matanya ga bisa dibuka atau ga bisa liat. Waktu itu mikirnya tu bisa buta kan, jadi aduh harapan hidupnya tu kayak gimana udah burem. ” line 341-350 Namun, dari hasil wawancara dengan P1, terlihat juga bahwa MG tidak memberikan dampak pada kegiatan kuliah dan nilai kuliah. Hal ini berdasarkan pernyataan P1 yang mengatakan bahwa: “Kalau kegiatan enggak sih, kalau nilai ujian tetep nilaiku biasa aja. Tapi kalau misalnya lebih mengurangi aktivitas keluar rumah. line 187-192; 286-287 4 Gambaran ketakutan P2 akan masa depan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55 P1 memiliki ketakutan akan masa depan yaitu apabila penyakitnya akan semakin parah dan sampai pada tingkat dimana pernafasannya juga diserang. “Takutnya kalau ee penyakitnya naik level. Naik level kan pernafasan juga bisa diserang, jadi harus lebih hati-hati. ..........” line 410- 412

c. Strategi Coping

Dari hasil penelitian diketahui bahwa P1 memiliki berbagai strategi coping untuk mengelola permasalahan-permasalahan tersebut, seperti berikut: 1 Problem Focused Coping  Active Coping Ketika P1 mengalami gejala-gejala MG di awal maupun yang muncul setelahnya, ia langsung memberitahu kepada dokter tentang kondisi dirinya. Selain itu, untuk menghadapi ketakutannya akan masa depan, P1 lebih menjaga kondisi dirinya agar kondisinya tidak semakin parah. “Iya ngomong sama dokternya juga tapi memang itu gejalanya sih, salah satu gejala juga.” line 18-23; 66-68 “Takutnya kalau ee penyakitnya naik level. Naik level kan pernafasan juga bisa diserang, jadi harus lebih hati- hati. ..........” line 410-412 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56  Suppresion to competing activites Untuk mencegah kondisi yang menurun, P1 mengurangi aktivitas di luar rumah. Pengurangan aktivitas ini juga dilakukan P1 untuk mencegah kelelahan akibat aktivitas yang cukup padat di kuliahnya. “yang kalau barusan itu mengurangi keluar rumah karena cuacanya ini kan lagi ekstrem kan.” line 87-89; 93-95; 287-288  Planning Untuk mencegah kondisi mudah menurun, P1 memikirkan serta melakukan langkah-langkah yang sebaiknya dilakukan misalnya kalau cuaca ekstrem sebaiknya ia mengurangi keluar rumah, mengurangi minuman dingin dan bersoda. Selain itu, ia juga mengontrol dirinya dengan mengetahui batas-batas kondisi dirinya, sehingga ia dapat membuat langkah-langkah apa saja yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan. “yang kemarin itu? yang kalau barusan itu mengurangi keluar rumah karena cuacanya ini kan lagi ekstrem kan. Nah sama ketua pejuang juga dihimbau supaya kita mengurangi apa kegiatan di luar rumah, kalau misal harus terpaksa keluar rumah harus pakai masker. Terus lebih ga boleh minum minuman bersoda, ga boleh minum es. kemarin waktu malam senin ada pertemuan sama 57 teman-teman, aku ga ikut. ” line 87-89; 92-95; 375-382 “kadang begini, kadang aku mikirnya gini, kalau dipaksakan, karena ada gini ada kak putri, kak putri itu ee Mgers Bandung, kan aku follow IG dia ya, rajin main, tapi apa tapi dia gampang masuk rumah sakit, opname istilahnya. Jadi aku jadikan patokan, kalau misal gini aku main iya main tapi ga setiap hari kalau misalnya hari ini udah main misal kemarin udah main, hari ini ga boleh main gitu................................. lebih terkontrol keadaan kita, kita kan tahu diri ee apa yang bisa kita lakukan apa yang ga gitu.. ” line 387-397  Seeking Social Support for Instrumental Reasons Dari hasil penelitian terlihat bahwa P1 membutuhkan orang lain untuk membantu mengontrol dirinya misalnya seperti mengontrol pola makannya. “enggak, soalnya rugi juga ya kalau ngekos kan sama-sama bantul kak. nanti kalau ngekos malah ribet juga kalau misal makannya ga terkontrol juga kan. ” line 194-197 2 Emotion Focused Coping  Turning to Religion Ketika dalam kondisi yang sangat menurun, P1 berusaha menerima kondisinya dengan cara berpikir bahwa ini ujian dari Tuhan yang bisa ia hadapi. Selain itu, P1 juga tetap mengucap 58 syukur untuk kondisinya dimana ia tidak harus meminum obat sebanyak penderita yang lain. “Kalau misal lagi drop banget, tu kadang mikirnya yaudah mungkin ini yang terbaik dari sang Pencipta, mungkin ee aku adalah orang yang dipercaya bisa menghadapi ujian itu. gitu, kenapa. Ketika sang Pencipta percaya sama kita, kenapa kita harus ragu gitu. ” line 180-185 “Kalau aku sehari sekali, kalau misalnya bener-bener drop dua. Bersyukur sih karena kalau yang lain tu ada yang sehari lima kali, delapan kali, ada yang dua belas kali. ” line 311-315  Acceptance Dari hasil wawancara diketahui bahwa P1 berusaha menerima penyakitnya dengan ikhlas dan tegar. Selain itu, P1 juga berusaha menerima kematian yang mungkin saja terjadi pada dirinya akibat penyakit MG. P1 juga berusaha menerima perubahan-perubahan aktvitas yang harus ia alami karena penyakit MG. “ ee mencoba untuk tegar. ikhlas menerima penyakit ini” line 163-164 “Dipikirin ee pikirinnya mungkin apa siap ga siap harus pasti akan meninggal kan. Soalnya banyak yang meninggal tahun ini juga. ” line 120-122 “Awalnya iya, tapi sekarang udah biasa aja, jalani aja lah mungkin ini yang terbaik gitu. ” line 266-268 59  Positive Reinterpretation Dalam kondisi kesehatan yang kurang baik, P1 tetap mencoba memaknai hidupnya secara positif. P1 membuat pernyataan bahwa hidup harus tetap dijalani dengan tidak monoton dan dengan perjuangan. “Kan hidup kan ga boleh monoton, tetep harus berjalan jadi tetap memotivasi diri sendiri untuk tetap apa supaya tetap berjuang melawan penyakit ini. Jangan menyerah kayak gitu kan. ” line 123-137  Denial P1 merasa tidak adil karena dirinya yang harus mengalami penyakit MG ketika ia mendapatkan diagnosis awal dari dokter. “Perasaannya sedih dong kan aku sebelumnya sudah searching-searching akibatnya nanti matanya kelopak matanya akan semakin menurun. Ya pasti perasaannya sedih kok kayak ga adil aja......Ya soalnya ga adilnya kok harus aku gitu, kok enggak yang lain. ”line 27- 33 Bentuk penyangkalan dari P1 yang lain adalah P1 tidak menyadari kondisinya dan memaksakan aktivitas-aktivitas yang ingin ia lakukan. “Waktu itu kan posisinya dokter bilang gini, ga boleh kecapean karena kalau PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI