Permasalahan-Permasalahan yang Dihadapi Analisis P3 a. Gambaran Kondisi Penderita MG

93 “ya tapi ketika aku tiba-tiba diem, pas ada yang negatif masuk aku, wauw dulu bisa gini bisa gitu, sekarang ga bisa apa- apa.” line 342-344 4 Gambaran tanggung jawab sebagai seorang ayah Sebagai seorang ayah, P3 juga mengalami hambatan. Ketika ia ingin menggendong anaknya, ia tidak bisa melakukannya karena kondisi lemah akibat kepanasan atau kelelahan. “paling ketika lemah itu aku ga bisa gendong anakku, ketika anakku “ayah gendong”, kan anakku masih usia dua tahun, masih satu, anakku satu usia dua tahun, “yah gendong ayah gendong”, aduh aku pingin gendong tapi ga pas lemah, mungkin habis kepanasan atau kecapean aku harus istirahat dulu kan, ga bisa paling .” line 409-416

c. Strategi Coping

Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi, P3 melakukan sejumlah cara yang disebut dengan strategi coping. 1 Problem Focused Coping  Active Coping Untuk mengatasi hambatan pada pekerjaan karena gejala awal kondisinya, P3 sempat melakukan upaya pengobatan untuk menjaga kondisi dirinya. “Waktu itu April itu waktu 2013 itu aku masih pake herbal, jamu-jamu dipikirnya aku kolesterol sama gula, “ line 15-18 94  Planning Untuk mengatasi kesulitan menelan saat makan akibat MG, P3 mencari alternatif lain agar tetap bisa makan. Selain itu, P3 juga membuat strategi agar ia dapat menjaga kondisi dirinya dengan cara memahami batasan-batasan apakah harus beristirahat atau bisa beraktivitas. “susah makan waktu itu kan karena ptosis terus pelo, kan kadang kalau ga bisa ngomong o o o o sengau, kita ga bisa nelen makanan, yang bikin kurus ya itu. ga bisa nelen ya , makan kan susah banget, minum energen, kadang sereal beras merah, itu juga ngenyangin. ” line 35-37 “Aku sekarang Puji Tuhan Alhamdulilah udah mau sampe bersahabat sih, udah bisa tahulah pakemnya kapan harus istirahat kapan aku aktivitas. ”line 68-70  Suppresion of Competing Activites Agar kondisinya tidak menurun, P3 mencoba menjaganya dengan cara tidak bekerja agar ia tidak capek, stress, emosi, dan terkena sinar matahari. “iya, aku juga ga kerja mbak, belum kerja lagi karena masih kondisi kayak gini, ga boleh capek, ga boleh stress, ga boleh emosi, kita juga ga kita juga ga familiar kan sama panas matahari, itulah makanya masih di rumah. ” line 102-107  Seeking Social Support for Instrumental Reasons PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95 P3 juga mengatakan untuk mengatasi permasalahan- permasalahan itu, ia membutuhkan bantuan orang lain berupa nasihat dan bantuan untuk menyelesaikan masalah. P3 seringkali berkonsultasi dengan seorang romo untuk mendapatkan nasihat dan belajar bioenergi reiki. “Ya aku masih butuh bantuan orang kadang-kadang. Aku konsultasi kadang ke guru agama mungkin atau mungkin orang-orang saudara terdekat. Tapi aku walaupun aku muslim aku punya konsultan pendeta katolik. Aku deket sama beliau, itu masih famili juga, aku suka ke sana juga, suka kesana dan beliau juga nasihatin. Kebetulan beliau juga yang ngajarin aku bioenergi reiki, ” line 396- 407 2 Emotion Focused Coping  Turning to religion Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi, P3 tetap berusaha mensyukuri hal-hal yang ia alami dan hadapi. Selain itu, ia juga berdoa untuk minta kesembuhan dari Tuhan. P3 bersyukur untuk beberapa gejala yang sudah tidak muncul dan untuk kondisi dirinya yang sekarang lebih stabil daripada sebelumnya. “Kalau yang paling tak keluhin itu, ptosis puji Tuhan udah jarang, pelo juga udah jarang, ” line 38-40; 100-101 96 P3 bersyukur juga karena istrinya masih memberikan dukungan kepada dirinya ketika ia mendapatkan respon yang buruk dari anggota keluarga. “ya kalau istri ya kita bersyukur bisa bersyukur dia support. “line 384-385 Selain bersyukur, P3 juga berdoa kepada Tuhan untuk minta kekuatan dan kesembuhan ketika ia mengingat istri dan anaknya. Bagi P3 anak dan istri adalah kekuatan tersendiri bagi dirinya, sehingga ketika melihat mereka P3 iingin cepat sembuh agar tidak menjadi beban bagi mereka. “Kalau aku tidur malam, lihat wajah istriku, wajah anakku, kecapean, kita merenung juga, ngomong sama Tuhan juga, “ya Tuhan kok aku pingin sehat lagi, kasihan istriku, kasihan anakku”, kadang ga sengaja nangis, ” line 443- 448  Positive reinterpretation Ketika terpukul akibat diagnosis awal dokter, P3 berusaha mengatasi perasaan tersebut dengan cara berpikir positif. Dengan berpikir positif membuat P3 tidak berkecil hati akan kondisi dirinya. “pertama sih terpukul banget setelah divonis gitu. Karena kata dokter juga penyakit ini belum ditemukan obatnya secara medis kan 97 terpukul juga masak aku hidup cuma mau dimatiin. Tapi kalau dipikir-pikir juga ga ada penyakit ini pun, suatu hari nanti pun bakal mati semua kan, jadi buat apa kita berkecil hati. ” line 113-115 Saat menghadapi hambatan pada pekerjaan, P3 menggunakan beberapa jenis coping salah satunya adalah usaha untuk berpikir positif pada kondisinya ketika sedang bekerja. P3 berpikir bahwa hal-hal yang terjadi pada dirinya adalah akibat ia kelelahan saja. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan P3 sebagai berikut: “Tapi sebenernya 2013 itu aku udah udah apa sudah kena sebenernya, udah ada gejala-gejala lah kayak misal dulu kan aku main musik, kalau mau ngeband itu tiba-tiba mata kiri menutup sendiri, terus kalau biasa ngeband itu aku bisa mainnya kan musik rock gitu lah, lari-lari di panggung aku vokalis juga kan, terus biasanya lari-lari gapapa, tapi capek. Baru dua lagu gitu udah napasnya udah ga kuat. Terus vokal kan biasanya aku vokal tinggi, melengking gitu, ga kuat sininya, ini ga kuat vokalku. “Duh ini kenapa ya?” paling kecapean. line 5-16 Untuk menghadapi respon yang tidak nyaman dari teman ataupun lingkungan karena merasa dikasihani, P3 menggunakan beberapa jenis coping salah satunya adalah usaha untuk berpikir positif. P3 juga mengambil sisi positif dari dampak tidak diajak teman lagi sehingga hal tersebut tidak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI