Permasalahan-Permasalahan yang Dihadapi Analisis P2 a. Gambaran Kondisi Penderita MG

75 takut di pecat. Jadi ya udahlah mendingan aku ga ngasih tahu lah. ” line 214-219 5 Gambaran ketakutan P2 akan masa depan P2 memiliki ketakutan untuk kondisi ia ke depan dan ia belum menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi ketakutannya itu. “Kan saat ini kondisiku udah baikan, nah aku tu takut aja kalau misal suatu saat kambuh lagi terus harus ngikuti proses-proses itu lagi kayak plasmapharesis gitu................ Ya saat ini sih aku berusaha biasa aja, berusaha ga takut sih, tapi ya susah, tetep takut gitu, takut nyusahin orang juga. ” line 456-459

c. Strategi Coping

Dari hasil penelitian diketahui bahwa P2 melakukan sejumlah cara yang disebut dengan strategi coping untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi. 1 Problem Focused Coping  Active coping Saat pertama kali mengetahui kondisinya, yang pertama kali P2 lakukan adalah mendengarkan kata dokter dengan cara minum obat setiap hari. “Waktu pertama kali tahu itu, yang pertama kali dilakukan minum obat tiap hari, pokoknya nurut kata dokternya, minum obat tiap hari supaya ga kambuh ” line 40-43 76 Terkait ketakutan akan masa depan, saat ini yang dilakukan P2 untuk mengatasinya adalah berusaha biasa saja. Namun hal ini belum terlalu berhasil bagi P2. Hal ini sesuai dengan pernyataan P2 yang mengatakan bahwa, “Ya saat ini sih aku berusaha biasa aja, berusaha ga takut sih, tapi ya susah, tetep takut gitu, takut nyusahin orang juga. ” line 460-462  Suppresion to competing activites Untuk menjaga kondisi diri agar tidak mudah drop, P2 mengurangi beberapa aktivitas yang biasa ia lakukan “tapi terus setelah drop, akhirnya P2 mulai mengurangi aktivitas. Jadinya ya ya ya dulu sih udah ga pernah nyanyi- nyanyi, udah ga pernah perform- perform nyanyi lagi. Ikut klub cuma satu ya cuma ikut satu klub, persekutuan Kristen gitu, cuma ikut itu doang. Pelayanan paling di sana sama di gereja, pelayanan dikit-dikitlah paling cuma jadi WL atau main keyboard. Sama udah ga pernah olahraga lagi. Sama sekali udah ga pernah olahraga. Apalagi sekarang kan udah internship maksudnya udah kerja udah magang, jadi yaudah paling aktivitas sehari-hari cuma berangkat kerja malem pulang, mandi, tidur, besok ngelakuin hal yang sama lagi. ” line 161-169 77  Planning Untuk mengatasi hambatan sebagai mahasiswa, P3 membuat strategi berupa menjaga kondisi dirinya agar ia tetap bisa mengikuti kelas-kelas berikutnya. “Ya aku jaga kondisiku dan kesehatanku biar ga gampang stress dan kecapean jadi sebisa mungkin tetep bisa mengikuti kelas untuk yang berikutnya, biar ga kejadian gini lagi. ” line 369-372 2 Emotion Focused Coping  Seeking social support for emotional reasons P2 membutuhkan orang lain untuk menjadi tempat berbagi cerita dan mendapatkan dukungan moral serta perhatian dari mereka agar ia lebih kuat dalam menghadapi penyakitnya. “Cara mengurangi rasa down, ya, ehm, ga bisa. Gimana ya, ga tau dulu kalau ngerasa down, curhat sama papa mama, misalnya ngomong kok gini, doain supaya supaya baikan, cerita juga sama temen-temen yang paling deket supaya apa lebih plong. Kan di sini ada temen-temen persekutuan ya paling yang deket emang sama temen- temen persekutuan.” line 336-342  Acceptance PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78 Ketika mengetahui bahwa P2 mengalami MG, ia merasa stress, kecewa, dan sedih. Akan tetapi, P2 mengatakan bahwa lama-lama ia bisa menerima kondisinya tersebut. Selain itu, saat kondisi P2 menurun, P2 juga berusaha menerima kondisi tersebut. “Jadi yah kecewa dan sedih lah kenapa harus sakit gini. Tapi lama-lama yaudahlah gapapa.” line 38; 87-89 “Aku sih mikir ya mau gimana lagi, jadi lama-lama udah biasa dan akhirnya sih nerima-nerima aja.hehe ” line 80-82 P2 juga berusaha menerima perubahan-perubahan aktivitas yang ia alami dengan cara mulai mengurangi aktivitas. “Ya makanya awalnya bandel, karena udah kebiasaan aktif, jadi harus mengurangi aktivitas, jadi awalnya bandel tetepan banyakan aktivitas tapi lama-lama kurangi dikit-dikit dikit akhirnya ya terbiasalah lah sekarang. ” line 176- 180  Turning to Religion Untuk mengatasi perasaan stress, kecewa, dan sedih ketika mendapatkan diagnosis MG, P2 berusaha tetap bersyukur untuk kehidupannya saat ini. P2 juga tetap berdoa 79 kepada Tuhan untuk meminta kesembuhan. Selain berdoa untuk meminta kesembuhan P2 juga berdoa kepada Tuhan saat menghadapi plasmapharesis agar ia lebih tenang. “ehm, gimana ya ngatasinnya. Yang pasti berusaha tetap bersyukur sama Tuhan karena udah dikasih hidup walaupun kayak gini aku masih bisa berjalan, masih bisa lebih baik dari orang lain lah.” line 54-57 “Tapi kan ya udah terjadi maksudnya juga ga bisa diapa-apain yaudahlah ya diterima aja, mau gimana lagi. Tapi ya tiap hari berdoa aja supaya terjadi kesembuhan. ” line 89-90 “Pas takut tu aku berdoa sih sama Tuhan biar lebih tenang. ” line 319- 320  Denial Ketika P2 mengalami gejala awal, P2 mengabaikan kondisinya itu karena P2 berpikir ia baik-baik saja. “Iya di biarin aja soalnya mikirnya ga kenapa-kenapa. ” line 9-12; 28- 29 P2 tetap memaksakan kondisi dirinya dan tetap melakukan aktif melakukan aktivitasnya walaupun dokter sudah memberi tahu agar tidak kelelahan. “tapi dul pertama-tama sakit masih bandel tetepan. Kan kuliah di Malaysia,